TRIBUNNEWS.COM -- DENGAN dahi yang berkerut, disertai mata yang berair, Fitriani (19), mengisahkan proses kegagalan meraih mimpinya jadi polisi wanita (polwan).
Dia menceritakan, kelihaian dua polisi dengan status ayah dan anak, untuk meyakinkan agar Hajjah Hasni, ibunya, rela menguras tabungan bank hingga Rp 355 juta.
Di awal tahun 2013, sekitar bulan Februari, saat Polda Sulsel belum mengumumkan tahapan seleksi penerimaan calon siswa bintara polisi, ia telah diboyong ke Makassar oleh Briptu Hendra untuk ikut pembimbingan dan pelatihan mengikuti tahapan ujian masuk polisi di satu tempat di Makassar.
"Bulan Maret itu, saya hapal, tanggal 9 Maret 2013, ibu saya sudah setor Rp 15 juta ke Briptu Hendra, sebagai persekot," katanya.
Fitri ingat betul, dia kian yakin, bahwa Hendra adalah jalan meraih mimpinya, sebab di rumah Hendra, ternyata sudah ada enam calon siswa bintara polisi.
Selama di Makassar, ia dan sejumlah pendaftar lainnya yang diurus oleh Hendra ikuti pelatihan di sejumlah rumah oknum polisi Polda Sulsel. Seperti pelatihan psikologi digelar di rumah anggota Polda Sulsel yang tidak diketahuinya. "Katanya, setiap pelatihan itu harus kasi uang."
Fitri memang lulus berkas. Tahapan seleksi tahap I tes kesehatan, dan psikotes dia lulus. Namun, saat ujian akademik tertulis yang digelar 22 - 23 April 2013, dia mulai meragukan janji Hendra. "Waktu saya gagal ujian tulis, saya dialarang memberitahu orang tua saya makanya orang tua saya tetap mengirim uang meski saya telah gagal masuk Polwan," tutur Fitriani.
Makanya, tanggal 17 Maret 2013, saat Hendra meminta Rp 100 juta, ibunya yang pedagang, mengabulkan. "Katanya uang itu untuk setoran ke komandan sebagai jaminan kelulusan 100 % sebagai Polwan, dan bisa berangkat ke Jakarta."
Kini, Hajjah Husni menuntut kembali uang yang telah disetorkannya dan melaporkan Hendra atas kasus penipuan di Mapolda Sulsel.
Meski Hendra telah dibekuk namun, korban merasa uang itu tidak hanya dinikmati Hendra seorang, melainkan juga sejumlah pejabat kepolisian yang ada di Polda.
Ironisnya, saat meminta kembali uangnya, oknum M Jufri dan Hendra malah menyebut bahwa uang itu sudah disetorkan ke perwira yang menduduki salah satu jabatan strategis di Polda Sulsel. "katanya, itu untuk wakapolda."
Meski HPN telah tertangkap dan kini masih di tahan di Mako Brimob Polda Sulsel terkait laporan Hj Hasni sebelumnya, namun sejumlah oknum yang terlibat hingga saat ini masih berkeliaran di luar, termasuk Aiptu MJ yang pertama kali mengajaknya. Bahkan menurutnya, kalau dirinya telah melaporkan juga Aiptu MJ. "Wandika gagal dites kesehatan sedangkan Fitriani gagal tes tulis.
Tapi setelah gagal, Briptu HPN tetap meminta uang untuk diikutkan di tes Pantohir. Padahal anak saya sudah jelas tidak bisa ikut ujian selanjutnya karena gagal pada ujian sebelumnya," kata Hasni. (mahyuddin r)
Sumber
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/524b31d1bccb17f04d000000