YOGYAKARTA, KOMPAS.com - 249 siswa SMU John De Britto Yogyakarta merayakan kelulusan dengan berjalan dari kompleks sekolah di Jalan Solo sampai ke Tugu Yogyakarta. Tradisi ini sudah dijalankan oleh para siswa De Britto setiap tahun, usai pengumuman kelulusan.
Usai pengumuman kelulusan, diawali dengan bendera Merah Putih dan Bendera John De Britto, 249 siswa pukul 12.15 Wib mulai berjalan menuju ke Tugu Yogyakarta.
Sesampainya di Tugu Yogyakarta, para siswa lantas berbaris berbanjar lalu mengabadikan momen kelulusan mereka bersama semua siswa dan para guru. Acara ditutup dengan menyanyikan lagu Mars John De Britto.
"Tradisi berjalan dari sekolah menuju Tugu Yogya ini sudah setiap tahun anak-anak lakukan sebagai ucapan syukur karena lulus," kata Wakil Kepala Sekolah John De Britto, Romo John SJ saat ditemui di Tugu Yogyakarta, Selasa ( 20/05/2014) siang.
John menuturkan, tugu dipilih sebagai lokasi ucapan syukur karena merupakan salah satu simbol Yogyakarta.
Sementara itu, salah satu siswa SMA John De Britto, Gilang mengatakan kegiatan berjalan dari komplek sekolah menuju Tugu Yogya merupakan bentuk ucapan syukur karena seluruh siswa SMA John De Britto 100 persen lulus.
"Perayaan dengan corat-coret atau konvoi itu sudah tidak model dan menganggu masyarakat. Pelajar seharusnya merayakan kelulusan dengan cara yang terpelajar pula," kata Gilang.
http://regional.kompas.com/read/2014...ke.Tugu.Yogya."]KOMPAS[/URL]
Spoiler for CAH JB
Quote:Original Posted By mat_indon âº
Yogya memang istimewa
https://twitter.com/jogjalampung/sta...268545/photo/1
@JogjaUpdate SMA 1, 2, dan 3 merayakan kelulusan di KM 0 Jogja dgn membagikan ratusan nasi bungkus pic.twitter.com/IXWR0x29xa
Quote: Rayakan Kelulusan, Ribuan Siswa Bagikan 1.000 Nasi Bungkus
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ribuan siswa dari SMAN 1, SMAN 2, dan SMAN 3 membagikan 1.000 nasi bungkus untuk warga di kawasan titik nol Km Yogyakarta, Selasa (20/5/2014).
Kegiatan ini digelar siswa sebagai bentuk ucapan syukur atas kelulusan mereka. "Total ada 1.000 nasi bungkus yang dibagikan untuk tukang becak, pengamen. Intinya untuk warga," ucao Fatjri Sumaji, siswa SMAN 3 Yogyakarta sekaligus koordinator pembagian nasi bungkus, Selasa siang.
Fatjri menuturkan, aksi bagi-bagi nasi bungkus ini juga sebagai wujud bakti sosial dan mencegah euforia kelulusan yang berujung pada tindakan negatif.
"Daripada konvoi yang hanya menghabiskan bensin dan corat coret seragam, ini lebih berguna bagi warga. Mencerminkan Yogya kota pelajar," tegasnya.
Ia mengungkapkan, dana untuk nasi semuanya dari uang sukarela siswa. Mereka menyisihkan uang saku untuk kegiatan sosial ini.
Sementara itu, salah satu penjual asongan di kawasan titik nol Km, Sumirah (55) mengaku senang dengan kegiatan siswa membagikan nasi bungkus. Ia menilai, ucapan syukur siswa ini lebih positif dibandingkan konvoi atau hura-hura seusai pengumuman kelulusan.
"Dari pada corat-coret, blayer-blayer motor keliling kota, mending seperti ini. Membantu orang-orang susah," katanya.
Quote:SMAN 9 Bandung 'Barter' Surat Kelulusan dengan Pakaian Seragam
REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -â" Sebanyak 394 murid yang baru lulus Ujian Nasional (UN) diwajibkan 'membarter' seragam sekolahnya untuk mendapatkan surat kelulusan. Inilah jurus yang dilakukan SMA Negeri 9 Bandung, Jawa Barat, untuk menghindari perayaan kelulusan yang mubajir dan hura-hura.
Mereka pun tidak merayakan kelulusan dengan ritual corat-coret baju seragam sekolah yang tak akan dipakai lagi. Sedekah baju seragam ini selain untuk menghindari perayaan kelulusan dengan hal yang negatif, sekolah yang terletak di Jalan LMU Suparmin, juga mengajarkan para siswa untuk berbagi.
Selanjutnya, seragam siswa diserahkan ke Panti Asuhan Al-Albar, Kota Bandung, âKegiatan ini dibuat agar pelampiasan kebahagianya tidak bersifat negatif, makanya diakamodasi seperti ini,â ujar Kepala SMAN 9 BAndung, Warya Zakarilya, Rabu (21/5).
Bahkan, menurut Warya, para murid juga menyumbangkan pakaian lainnya yang masih layak. "Tidak menutup kemungkinan program itu akan menjadi agenda tahunan," katanya.
Warya menegaskan acara perayaan yang negatif, seperti corat-coret seragam dan konvai dilarang keras di sekolahnya. "Kelulusan merupakan suatu nikmat dari Allah Swt, sehingga harus disyukuri dengan tindakan yang terpuji. Jika hal ini bisa diimplementasikan dengan benar, maka kelulusan akan sangat berarti," tuturnya.
Mengenai hasil UN sendiri, Warya mengungkapkan seluruh murid akhir SMAN 9 lulus. ''Maka sudah seharusnya mereka bersyukur atas kelulusannya dengan beramal," imbuhnya.
Program amal tersebut disambut antusias oleh murid akhir SMAN 9. Indah Prahitna misalnya, mengaku sangat senang bisa membantu panti asuhan, walaupun hanya bisa menyumbang tiga helai pakaiannya.
âSaya sangat senang sekali, kelulusan saya, lebih bermakna dengan beramal, daripada hura-hura,â kata Indah.
"Perayaan dengan corat-coret atau konvoi itu sudah tidak model dan menganggu masyarakat. Pelajar seharusnya merayakan kelulusan dengan cara yang terpelajar pula,"
setuju masbro, selalu ada cara yang lebih baik untuk merayakan kelulusan daripada sekedar corat-coret
mohon bantuannya kalau ada contoh lain
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/537c3211128b46f0508b45ac