Home » » Apa Maksud Kultum Quraish Syihab Kemarin?

Apa Maksud Kultum Quraish Syihab Kemarin?

Assalaamu 'alaykum warrahmatullaahi wabarakaatuh. Bismillaahirrahmaanirrahiimi.



Tanggal 15 Juli 2014 adalah hari yg sangat melelahkan bagi diri saya. Sungguh sangat menguras tenaga pikiran dalam memahami suatu isu yang berkenaan dengan video tayangan dari Metro TV pada acara Tafsir Al Misbah. Kurang lebih video yang membuat geger tsb adalah video seperti diatas.

Pada hari ini juga isu mengenai video tsb sudah beredar di WA yang di share oleh teman-teman kuliahan di Stiddi Al Hikmah. Hampir semua teman-teman sekelas di kuliahan mengatakan bahwa Quraish Shihab telah berbuat salah dengan mengatakan bahwa "tidak benar nabi muhammad dijamin surga".

Saking penasaran, saya coba membuat tulisan percakapan dari yg tayangan video tsb dan seperti inilah bentuk percakapan dari Qurasih Shihab dalam menjawab pertanyaan dari presenternya.

"Tidak benar bahwa nabi Muhammad sudah mendapat jaminan surga. Surga itu hak prerogatif Allah. Memang kita yakin bahwa beliau akan masuk surga. Kenapa saya katakan begitu ? Pernah ada sahabat nabi dikenal orang baik terus teman-teman disekitarnya berkata 'kau akan masuk surga'. Nabi dengar dan bersabda 'siapa yang berkata begitu tadi ? Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya............".

Perbincangan di WA pun berlanjut dan hampir semua teman-teman sekelas yang tergabung dalam grup WA menyatakan bahwa QS sudah salah dengan menyelisihi akidah ahlus sunnah wal jamaah. Kalau dilihat didalam handout perkuliahan mata kuliah Aqidah 2 dalam bab Surga dan Neraka dikatakan bahwa sebenarnya Rasul semasa di dunia sudah mendapatkan berita bahwa beliau dan para sahabat nya akan dijanjika surga. Bahkan bukan cuma rasul dan sahabat-sahabat saja, namun kalau menilik dari semua hadits pada bahasan akidah, sebenarnya muslim / penganut islam itu sudah dijanjikan masuk surga dengan melalui yg namanya "pencucian" melalui neraka terlebih dahulu. Hadits yg berbicara mengenai hal ini ada didalam shahih Bukhori dari riwayat Abu Sa'id Al Khudri yang berbicara mengenai tahdziibul mu'miniina wa tanqiyatuhum qobla dukhuulu.

Nah kembali ke permasalahan QS, apakah benar beliau mengatakan bahwa tidak benar rasul itu sudah mendapat jaminan surga ?, Saya pribadi ketika melihat teks percakapan dari QS sebenarnya sudah bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya yg QS bicarakan adalah mengenai suatu amalan yang tidak seorang pun bahkan sekalipun dia adalah nabi yang bisa memasukan dirinya kepada surga.

Disaat teman2 berfokus dalam melihat awal percakapan QS pasti akan selalu terpaku pada ucapan "tidak benar nabi Muhammad sudah mendapat jaminan surga". Namun saya dengan mudahnya memahami bahwa makna yg dituju oleh QS adalah berbicara mengenai amal.

Ya,,,kuncinya dari percakapan beliau sebenarnya berbicara mengenai amal. Sebanyak apapun amal yang dilakukan oleh seorang muslim tidak bisa menjamin dirinya masuk ke dalam surga sebab yg menyebabkan seseorang masuk surga itu bukan karena amal, namun karena rahmat Allah.

QS sebenarnya mengajak bicara mengenai suatu hadits dari riwayat bukhori no 5673 pada kitabul mardho pada bab tamanni al mariidhil maut , ketika saya buka didalam kitab Shahih Bukhori Ma'a Kasyfil Musykil Lil Imam Ibnu Jauzi itu ada didalam jilid ke - 4 halaman 47.

Arti dari hadits tsb adalah kurang lebih seperti ini, "Tidaklah seseorang itu dimasukan kedalam surga karena amalannya, berkata para sahabat, "bagaimana dengan anda wahai rasul ?. Tidak, tidak juga aku, kecuali Allah telah melimpahkan kepadaku fadhilah dan rahmat-Nya. Maka berlaku luruslah, dan mendekatlah dan janganlah salah seorang dari kalian mengharap kepada mati. Jika dia orang baik semoga bisa menambah amal baiknya. Dan jika dia orang buruk semoga bisa menjadikannya bertobat."

Dan berikut adalah sanggahan dari QS dalam web pribadinya yg meminta klarifikasi terhadap ucapannya.

"Kepada yang meminta klarifikasi langsung, berikut jawaban saya:
Uraian tersebut dalam konteks penjelasan bahwa amal bukanlah sebab masuk surga, walau saya sampaikan juga bahwa kita yakin bahwa Rasulullah akan begini (masuk surga). Penjelasan saya berdasar hadist a.l.:
لا يدخل احدكم الجنة بعمله قيل حتى انت يا رسول الله قال حتى
انا الا ان يتغمدني الله برحمنه
“Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya. Sahabat bertanya “Engkau pun tidak?”, beliau menjawab “Saya pun tidak, kecuali berkat rahmat Allah kepadaku.”
Ini karena amal baik bukan sebab masuk surga tapi itu hak prerogatif Allah.
Uraian di atas bukan berarti tidak ada jaminan dari Allah bahwa Rasul tidak masuk surga, saya jelaskan juga di episode yang sama bahwa Allah menjamin dengan sumpah-Nya bahwa Rasulullah SAW akan diberikan anugerah-Nya sampa beliau puas, yang kita pahami sebagai Surga dan apapun yang beliau kehendaki. Wa la sawfa yu’thika rabbuka fa tharda. Itu yang saya jelaskan tapi sebagian dipelintir, dikutip sepotong dan di luar konteksnya. Silakan menyimak ulang penjelasan saya di episode tersebut. Mudah-mudahan yg menyebarkan hanya karena tidak mengerti dan bukan bermaksud memfitnah." [M. Quraish Shihab] link

Kesimpulannya adalah QS sebenarnya tidaklah salah2 banget, namun memang harus diakui bahwa bahasa yang beliau gunakan itu sedikit njelimet butuh pengamatan yg jeli. Terbukti pula dengan banyaknya yg salah paham dan hanya yg terfokus pada perkataan "Tidak benar bahwa nabi Muhammad sudah mendapat jaminan surga."

Diambil dari web seseorang. sumber

Update......website yg membicarakan pak qs secara tidak berimbang, serampangan dan penuh kebencian.

Spoiler for VOAMenyoal Lontaran Quraish Shihab, Nabi Muhammad SAW Tidak Dijamin Masuk Surga
JAKARTA (voa-islam.com) - Pada tayangan “Tafsir Al-Misbah” yang disiarkan oleh Metro TV pada Sabtu, 12 Juli 2014/ 14 Ramadhan 1435H, Prof DR Quraish Shihab mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga.
Perhatikan tayangan ini pada menit 19:55 !


Pernyataan Quraish Shihab itu dapat dinilai, menimbulkan keraguan bagi Umat Islam. Karena mengandung mafhum mukhalafah (pengertian tersirat), lha Nabi saja tidak dijamin masuk surga, apalagi hanya sahabatnya, apalagi hanya pengikutnya dan seterusnya. Lha Nabi yang diutus membawa Islam untuk umatnya saja tidak dijamin masuk surga, kenapa yang hanya umatnya cape’-cape’ mengikutinya? Dan ungkapan lain yang senada.
Tentu saja lontaran itu dari segi kehidupan da’wah Islamiyah membahayakan. Karena akan menimbulkan aneka macam perendahan terhadap Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, yang dampak buruknya beraneka macam, menyangkut akan timbulnya keraguan terhadap benarnya Islam.
Di samping membahayakan, memang lontaran Quraish Shihab itu secara metode pemahaman (Islam) perlu dipertanyakan. Karena Quraish Shihab berbicara masalah sangat besar, tentang Nabi tidak dijamin masuk surga, itu adalah wilayah ghaib. Berbicara tentang hal ghaib hanya boleh bila berdasarkan dalil yang jelas. Sedangkan Quraish Shihab tidak menempuh jalan itu.
Coba mari kita simak tentang pernyataan Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam kaitannya dengan dirinya di surga. Dalam hadits shahih riwayat Imam Al-Bukhari sebagai berikut :
5304- حَدÙ'َثَنَا عَمÙ'رُو بÙ'نُ زُرَارَةَ ØŒ Ø£ÙŽØ®Ù'بَرَنَا عَبÙ'دُ الÙ'عَزِيزِ بÙ'نُ أَبِي حَازِمٍ ØŒ عَنÙ' أَبِيهِ عَنÙ' سَهÙ'لٍ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : أَنَا وَكَافِلُ الÙ'يَتِيمِ فِي الÙ'جَنÙ'َةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسÙ'َبÙ'َابَةِ وَالÙ'وُسÙ'Ø·ÙŽÙ‰ وَفَرÙ'َجَ بَيÙ'نَهُمَا Ø´ÙŽÙŠÙ'ئًا.
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda: Saya dan penjamin / pemelihara anak yatim itu di surga begini, dan beliau mengisyartkan dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau merenggangkan antara keduanya sedikit. (HR Al-Bukhari nomor 5304).

Dari hadits riwayat Al-Bukhari itu, apakah mungkin, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam (kalau mengikuti faham Quraish Shihab bahwa Nabi saw tidak dijamin masuk surga) berani menjamin orang lain? Sedangkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah bohong. Lagi pula beliau hanya mengikuti wahyu. Dan itu telah ditegaskan dalam Al-Qur’an,
{ قُلÙ' مَا كُنÙ'تُ بِدÙ'عًا مِنَ الرÙ'ُسُلِ وَمَا أَدÙ'رِي مَا يُفÙ'عَلُ بِي وَلَا بِكُمÙ' إِنÙ' أَتÙ'َبِعُ إِلÙ'َا مَا يُوحَى إِلَيÙ'ÙŽ وَمَا أَنَا إِلÙ'َا نَذِيرٌ مُبِينٌ } [الأحقاف: 9]
9. Katakanlah: "Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan".(QS Al-Ahqaf/46:9).
Ketika hanya mengikuti wahyu, berarti perkataan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa dia dan yang menjamin/ memelihara anak yatim itu di dalam surga, berarti perkataannya itu tentu dari wahyu. Pasti itu jaminan Allah Ta’ala yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya. Lantas ketika Quraish Shihab mengatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga, itu mengikuti wahyu siapa?
Wahyu hanya bisa dibatalkan oleh wahyu pula. Tidak bisa wahyu dari Allah Ta’ala yang telah disampaikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam itu dibatalkan oleh siapapun, karena wahyu sudah sempurna, tidak ada wahyu yang datang lagi untuk membatalkan yang telah diterima dan disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal itu telah ditegaskan dalam Al-Qur’an,
الÙ'ÙŠÙŽÙˆÙ'Ù…ÙŽ Ø£ÙŽÙƒÙ'Ù…ÙŽÙ„Ù'تُ لَكُمÙ' دِينَكُمÙ' وَأَتÙ'Ù…ÙŽÙ…Ù'تُ عَلَيÙ'كُمÙ' نِعÙ'مَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الÙ'إِسÙ'لَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS Al-Maaidah: 3).
زاد المسير في علم التفسير (2/ 170، بترقيم الشاملة آليا)
أنه أمن هذه الشريعة من أن تنسخ بأخرى بعدها ، كما نسخ بها ما تقدمها
Bahwasanya syari’at Islam ini aman dari penghapusan/penggantian dengan yang lainnya setelahnya, sebagaimana (telah diketahui, justru) syari’at Islam telah menghapus/ mengganti syari’at yang sebelumnya. (Zadul Masir 2/170 menurut maktabah syamilah).
Kasus Quraish Shihab mengatakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga itu ada beberapa kelancangan, di antaranya:
Dia berbicara tentang Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan dikatakan tidak dijamin masuk surga, namun bicaranya tanpa nash (dalil yang jelas). Mestinya, Quraish Shihab mengemukakan nashnya bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak dijamin masuk surga. Yang dilakukan Quraish Shihab hanyalah seperti dalam berita ini:
Pada tayangan “Tafsir Al-Misbah” yang disiarkan oleh Metro TV pada Sabtu, 12 Juli 2014, Prof DR Quraish Shihab mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga.
Tayangan yang akhirnya diunggah di Youtube itu, alumni universitas Al Azhar ini berdalil dengan hadits tentang amalan shalih itu merupakan salah satu faktor yang bisa memasukkan seseorang ke dalam surga.
“Tidak benar. Saya ulangi lagi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga. Nahh.. surga itu hak prerogratif Allah. Ya tho? memang kita yakin bahwa beliau mulia. kenapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat nabi dikenal orang… terus teman-teman disekitarnya berkata, bahagialah engkau akan mendapat surga. Kemudian nabi dengar, siapa yang bilang begitu, nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan,” ujar Quraish Shihab dalam rekaman yang diunggah di Youtube.
“Kalau ditanya, kamu pun tidak wahai Muhammad? kecuali kalau Allah menganugerahkan rahmat kepada saya. jadi kita berkata, kita berkata dalam konteks surga dan neraka tidak ada yang dijamin tuhan kecuali kita katakan bahwa tuhan menulis di dalam kitab sucinya bahwa yang taat itu akan dapat surga. Ada ayatnya,” tambah Quraish Shihab yang kemudian langsung menuai kecaman.
Demikianlah beritanya.
Penjelasan itu hanyalah rekaan Quraish Shihab. Bukan nash. Sedangkan tentang Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam di surga, coba kita lihat kembali hadits shahih tersebut:
أَنَا وَكَافِلُ الÙ'يَتِيمِ فِي الÙ'جَنÙ'َةِ هَكَذَا
Saya (Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam) dan penjamin/ pemelihara anak yatim itu di dalam surga begini…
Itu nash, jelas.
Di dalam Islam, nash (dalil ayat atau hadits yang jelas tegas) itu tidak dapat dibantah dengan dalil yang maknanya belum/ tidak tegas. Lha ini, sudah ada nash, lalu Quraish Shihab membuat analisa sendiri, yang tingkatnya bukan dalil.
Bagaimana jadinya ketika memahami Islam apalagi hal ghaib tentang surga dan ketentuan Allah tapi landasannya hanya analisa ? Tentu saja analisa itu gugur sebelum berkembang. Apalagi ketika ternyata ada nash dan jelas bertentangan dengan analisa itu.
Kecuali kalau Quraish Shihab sengaja mendudukkan diri sebagai pembawa agama baru, misalnya, maka itu soal lain. Selama masih mengaku bahwa itu berbicara untuk memahami Islam, maka Quraish shihab hanya disebut lancang itu sudah terlalu halus.
Bagaimanapun, ungkapan Quraish Shihab itu berbahaya. Baik secara makna, dampak, maupun apalagi manhaj (metode) dalam memahami Islam.
Yang jadi pertanyaan sekarang, orang yang manhajnya membahayakan, masih layakkah menyiarkan fahamnya terhadap Umat Islam di negeri yang jumlah Islamnya terbesar di dunia ini ? Dan masih layakkah bukunya yang disebut Tafsir Al-Misbah itu disodorkan ke hadapan Umat Islam ? Lagi pula masih layakkah dia jadi guru besar di perguruan tinggi Islam ?

(Oleh Hartono Ahmad Jaiz/ Ditulis dalam perjalanan Jakarta-Semarang, Selasa 17 Ramadhan 1435H/ 15 Juli 2014).
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indone....kJJkLKn5.dpuf

Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/53c5976e128b464e788b45cb

Hosting

Hosting
Hosting

TryOut AAMAI

Hosting Idwebhost

Hosting Idwebhost
Hosting Handal Indonesia

Belajar Matematika SD

Popular Posts

Arsip Kaskus HT

 
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger