Datangnya bulan Ramadan membawa keuntungan tersendiri pada para pengemis. Bulan yang juga dikenal sebagai bulan penuh berkah ini ternyata meningkatkan pendapatan pengemis cukup signifikan.
Seorang pengemis Rumiyati (54) mengatakan, saat Ramadan, dirinya meraup pendapatan minimal Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per hari. Biasanya wanita paruh baya ini hanya mendapatkan uang sekitar Rp 500.000 sampai Rp 1 juta dari kegiatan mengemisnya.
"Ada yang bahkan memberikan uang Rp 50.000 sekali ngasih," ujarnya pada merdeka.com saat ditemui di bilangan Fatmawati, Jakarta, Minggu (11/8).
Mengapa bisa sebesar itu pendapatannya? Wanita asal Tegal ini mengungkapkan strateginya yakni pada siang hari dia mengemis di jalanan seperti biasa atau di lokasi pemakaman untuk meminta kepada para peziarah. Sementara saat malam datang dia berpindah menuju masjid tempat pelaksanaan ibadah tarawih untuk meminta-minta sesudahnya.
"Orang-orang lebih mudah memberikan uang saat bulan ini," tuturnya.
Ternyata ibu dari 3 anak ini tidak betul-betul miskin. Dia mengaku bahwa dirinya memiliki sawah di kampung halamannya. Kegiatan mengemis ini dilakukan biasanya saat dia menunggu musim panen.
"Atau ya memang karena bulan Ramadan ini," ucapnya.
Yati, panggilan akrabnya, menyatakan dirinya tidak malu pada kegiatan sambilannya ini. Pasalnya, di kampung halamannya, dia tidak sendiri yang melakukan hal tersebut.
"Yang penting kan halal, mas. Dari pada mencuri," imbuhnya.
Sebelumnya, Petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menemukan fakta mengejutkan. Dalam sehari, pengemis di Jakarta bisa mengantongi penghasilan sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta.
"Kalau yang segitu biasanya didapat pengemis dengan tingkat kekasihanan yang sangat sangat kasihan. Seperti pengemis kakek-kakek atau ibu-ibu yang mengemis dengan membawa anaknya," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda saat ditemui di kantornya, Selasa (25/6).
Kemudian, lanjutnya, untuk pengemis dengan tingkat kasihan yang standar atau biasa saja dalam sehari bisa mendapatkan sekitar Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu.
"Itu seperti anak-anak jalanan yang saat mengemis mengandalkan muka memelas," tuturnya.
Satu hari Rp 1 juta, kalikan 30 hari. Pengemis ini bisa dapat Rp 30 juta per bulan. Bermodal perkusi dari tutup botol, anak-anak jalanan mengantongi Rp 12 juta lebih.
Maka silakan bandingkan dengan gaji manajer di Jakarta. Penelusuran merdeka.com, gaji manajer di Jakarta rata-rata berkisar Rp 12 hingga 20 jutaan. Gaji pemimpin cabang sebuah bank rata-rata Rp 16 juta. Sementara Kepala Divisi Rp 20 juta.
Rata-rata butuh waktu sekitar tujuh tahun bagi seorang profesional mencapai level manajer. Tak mudah mencapai posisi itu.
Untuk fresh graduate atau sarjana yang baru lulus dan tak punya pengalaman kerja. Kisaran gajinya Rp 2 juta hingga Rp 3,5 juta. Jika beruntung, ada perusahaan yang mau memberi hingga di atas Rp 4 juta. Tapi sangat jarang.
Luar biasa memang. Gaji seorang manajer kalah oleh pengemis. Teller bank yang selalu tampil cantik dan modis, gajinya hanya sepertiga anak jalanan yang bermodal tampang memelas.
"Karena pendapatan yang terbilang fantastis itulah, para pengemis enggan beralih profesi. Cukup bermodal tampang memelas, tanpa skill apapun mereka bisa dapat uang banyak dengan mudah," kata Miftahul Huda.
Dia menambahkan maraknya pengemis dan gelandangan yang tersebar di Ibukota disinyalir sudah teroganisir. Diduga ada sindikat yang mengatur kelompok pengemis yang kerap mendrop mereka di suatu tempat untuk kemudian 'beroperasi' di wilayah yang telah ditentukan.
"Kita pernah menelusuri ke kampung halamannya. Dan memang nyatanya mereka punya rumah yang bisa dibilang lebih dari cukuplah di kampungnya itu. Itu fakta yang kita dapatkan," jelas Miftahul.
sumber
sekedar renungan
[img] [/img]
[img] [/img]
[img] [/img]
[img] [/img]
[img] [/img]
[img] [/img]
ngarep
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/52072887a2cb17cf76000013