Selamat Sore,Siang,Pagi,ataupun Malam Agan-Agan sekalian
Semoga Agan2 semua dalam keadaan sehat wal afiat Amiin.
ABIS BACA TRIT INI,SEMOGA AGAN2 SEKALIAN SUDI UNTUK
ATAUPUN
Tapi UTAMAKAN UNTUK
Semoga TRIT ini Nggak ,
Quote:9 juni kemarin, kita agan2 sekalian dah pada nonton kan debat pertama capres-cwapres kita, so, pasti sudah menentukan siapa capres idolanya masing2, setidaknya dari debat pertama ini yg masih ada 4 lagi debat yg akan kita saksikan.
Quote:berbagai kejadian menarik telah di pertotonkan pada debat kemarin, tapi kali ini, ane hanya ingin mengupas siapa sosok Zainal Arifin, Moderator Debat capres Yang Menuai Banyak Kritik. baik dari audiens, penonton d rumah n warga twitter n para warga kaskus juga ng tinggal diem mengomentari. so, ini dia profilenya gan.
Quote:cekibrooottt
Quote:JAKARTA, KOMPAS.com â" Selain sosok dua pasangan capres-cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, sosok Zainal Arifin Mochtar sebagai moderator debat capres dan cawapres pertama, Senin (9/6/2014), merebut perhatian publik.
Siapakah Zainal?
Pria kelahiran Ujung Pandang, 8 Desember 1978, ini dikenal sebagai Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM) yang bergerak dalam kajian dan advokasi mengenai antikorupsi. Zainal menjabatnya sejak Juli 2006.
Saat ini, Zainal aktif di dunia pendidikan dan penelitian. Selain di Pukat, dia juga aktif mengajar di Fakultas Hukum UGM sebagai dosen di bidang hukum tata negara. Oleh karena itu, Zainal juga kerap dimintai analisisnya sebagai pakar hukum tata negara dan korupsi.
Sebelumnya, pada tahun 2007, dia juga menjadi anggota Tim Task Force Penyusunan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Zainal menamatkan gelar sarjananya di Fakultas Hukum UGM pada tahun 2003. Dia menuliskan tugas akhir berjudul "Konsep Pertanggungjawaban Pelaku Crimes Against Humanity di Pengadilan HAM".
Sementara itu, gelar master hukumnya diperoleh dari Northwestern University, Amerika Serikat, pada tahun 2006. Lagi-lagi, hak asasi manusia menjadi topik yang didalaminya.
Sebagai moderator, nama Zainal baru diumumkan pada hari ini. Komisi Pemilihan Umum (KPU) memilihnya sebagai salah satu dari lima moderator debat yang akan digelar atas kriteria berasal dari kalangan profesional, akademisi, dan penampilan yang tidak terburu-buru.
Sesuai bidang yang didalaminya, malam ini, Zainal memimpin debat yang mengambil tema "Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum".
sumber
Quote:KRITIKAN WARGA TWITTER GAN
"Moderator kan boleh mempertajam pertanyaan ya? Lebih dari sekedar brp detik lagi sisanya dan mempersilakan dan melarang tepuk tangan," tulis pemilik akun @taschakim.
"It's not debate at all when the moderator asking different questions to the candidates," tulis pemilik akun @AnjeniSiswoko.
"Ah ini moderator kok terlalu banyak ngatur ya.. Yang penting ya calon, katanya debat capres cawapres yaa kalo disela mulu sama moderator mah bukan debat atuh," tulis Armand dalam akun Twitter-nya @armandmaulana
Quote:warga kaskus juga ng ketinggalan
Quote:Original Posted By diditblast âº
sedikit berkomentar
moderator pas debat kemaren ga banget gan, ngomongnya macet sama kaya kondisi jalan di ibukota
terus mau nanya juga itu dipejwan daftar prestasi prabowo di videonya penjelasannya kurang gan, itu prestasi militer semua, ane ga ngerti
Quote:Original Posted By Polinolin âº
kurang mantap moderator debat capres edisi pertama gan..
mantepan presenter acara Mata Nazwa yang jadi moderator la untuk debat capres edisi 2
Di Twitter, Moderator Debat Capres Dikritik Karena Gugup
Quote:Jakarta, Sayangi.com - Direktur Pukat Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Zainal Arifin Mochtar mendapatkan banyak kritik terkait penampilannya saat menjadi moderator debat capres-cawapres di Jakarta, Senin (9/6/2014). Zainal dikritik karena dinilai gugup saat memando debat tersebut.
"Moderator kan boleh mempertajam pertanyaan ya? Lebih dari sekedar brp detik lagi sisanya dan mempersilakan dan melarang tepuk tangan," tulis pemilik akun @taschakim, melalui akun twitternya, menanggapi penampilan Zainal.
Hal serupa juga diungkapkan pengguna twitter lainnya, Deny Sastra Widjaja. Melalui akun twitternya @denyswidjaja, ia menyebut Zainal tidak kritis dalam memimpin debat. Ia pun mengusulkan presenter program Mata Najwa, Najwa Shihab sebagai opsi yang lebih ideal.
"Usul buat debat capres putaran 2, moderatornya sebaiknya yg lebih kritis kayak Najwa Shihab #DebatCapres," tulisnya.
Hal serupa juga diungkapkan Pakar Psikologi Politik UI Dewi Harun. Ia mengkritik Zainal Arifin yang dinilainya tidak bagus. Ia menilai kualitas Zainal bukan sebagai pembawa acara debat presiden dan wakil presiden.
"Dia Ilmuwan, tidak menguasai sehingga tidak lepas. Tidak ada perkenalan terlebih dahulu," ungkapnya.
http://www.sayangi.com/politik1/read...k-karena-gugup
Tempo.co Pemilu 2014 pemilu_berita Debat Capres, Tweeps Kritik Moderator yang Grogi
Quote:TEMPO.CO, Jakarta -Bukan hanya cara bicara ataupun kalimat dari calon presiden dan calon wakil presiden yang menjadi perhatian para tweeps malam ini, Senin 9 Juni 2014. Sejumlah tweeps yang mencuit melalui #debatcapres pun ikut mengomentari sang moderator.
Diantaranya, tweeps merasa moderator tak cukup membuat berjalannya debat menjadi 'panas'. Apalagi, beberapa kali moderator mengucapkan beberapa kata yang dianggap tak seharusnya. Moderator sempat salah mengucap sisa waktu 41 detik menjadi 41 menit.
Misalnya, akun @unspun mengomentari "First the moderator tells people not to clap,who's the moderator". Akun lainnya @archer_house "Dari awal acara sy liat moderator emng ga greget". Dan akun @lulukuliyah misalnya, "Ini dari tadi moderator yang grogi. Ayo buruan diganti moderatornya dg moderator cadangan".
Pada debat perdana capres dan cawapres, Komisi Pemilihan Umum mempercayakan pakar ilmu politik sekaligus pengamat anti korupsi Zainal Arifin Muchtar dari Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Tema debat kali ini adalah demokrasi, kepastian hukum dan reformasi birokrasi.
Di AS, moderator debat capres adalah jurnalis senior
Quote:Merdeka.com - Diskusi soal debat capres-cawapres semalam ternyata tidak hanya menyoal kelebihan dan kekurangan masing-masing pasangan calon dalam menyampaikan pendapat. Di media sosial misalnya, perbincangan juga banyak menyinggung soal peran moderator, Zainal Arifin Muchtar. Sejumlah pengguna media sosial banyak yang berkomentar dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) itu cukup grogi dalam memandu jalannya debat. Kegugupan Ucheng, sapaan akrab sang moderator, juga dinilai menjadi penyebab banyaknya peringatan yang dia keluarkan kepada para hadirin agar tidak bertepuk tangan saat debat berlangsung. "Tepuk tangannya melalui moderator ya, kalau dibilang tepuk tangan baru tepuk tangan ya," sindir salah satu mantan komisioner Komnas HAM lewat akun Twitter-nya. Tidak hanya itu, sindiran pengguna media sosial kepada Ucheng juga ada yang berupa diagram kue (pie chart) 'Pembagian Waktu Debat Capres'. Dalam diagram itu, digambarkan peringatan moderator untuk tidak tepuk tangan menghabiskan separuh waktu debat, kemudian pertanyaan moderator menghabiskan waktu kedua paling banyak, dan sisanya jawaban para peserta. Jelas diagram itu berlebihan. Namun, kritik para pengguna media sosial terhadap moderator tidak bisa dianggap enteng. Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke depan perlu memilih moderator yang mumpuni, tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga punya kecerdasan komunikasi. Di Amerika Serikat (AS), negara mbahnya demokrasi, moderator debat capres banyak diisi oleh wartawan-wartawan senior. Bahkan saat Pilpres AS 2012, dalam empat kali debat capres (termasuk 1 debat cawapres), semua moderator adalah jurnalis kawakan. Mereka adalah Jim Lehrer (Executive Editor of the PBS NewsHour), Martha Raddatz (Senior Foreign Affairs Correspondent, ABC News), Candy Crowley (Chief Political Correspondent, CNN and Anchor, CNN's State of the Union) dan Bob Schieffer (Chief Washington Correspondent, CBS News and Moderator, Face the Nation). Pengamat komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi, setuju debat capres berikutnya menggunakan moderator dari kalangan wartawan. "Kedalaman materi serta kemampuan mengolah pertanyaan dengan baik menjadi kunci keberhasilan jalannya debat. Pengalaman wartawan yang sehari-hari," kata Ari kepada merdeka.com, Selasa (10/6). Made Supriatma, warga negara Indonesia yang bertahun-tahun bermukim di New Jersey, AS, mengatakan debat capres di negeri Pam Sam selalu menarik dengan dipandu para jurnalis kawakan. "Mereka akan bertanya, mengejar, bertanya. Tidak ada satu kesempatan yang lepas kalau mereka belum mendapatkan jawabannya. Sekali lagi, mereka adalah jurnalis-jurnalis kawakan. Bukan akademisi gagap atau selebriti kenes," kata Made.
sunber
BAGAIMANA DENGAN WARGA KASKUS YANG LAIN NEH,,,
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/53975b10c907e79c618b4567