[Infografis] Merubah Paradigma Perilaku Konsumen Elpiji Non Subsidi
Menarik emang ngamatin perilaku konsumen Elpiji di negeri kita. Elpiji dianggap kayak air dan udara yang fungsinya sangat krusial dan penting dalam kehidupan sehari-hari. Semua masyarakat ngebutuhinnya, entah ia kaya atau miskin, entah ia laki-laki atau perempuan, entah ia lajang atau sudah berumah tangga.
Pemerintah dengan sekuat tenaga udah memformulasi berbagai kebijakan dan regulasi buat memenuhi kebutuhan masyarakat akan gas elpiji ini. Udah saatnya masyarakat sadar kalo kenaikan gas elpiji non-subsidi dan gas 12 kg adalah sebuah keharusan yang wajar dan biasa aja, bukan sesuatu yang berlebihan atau sengaja dilakukan buat ngerugiin masyarakat.
Elpiji non subsidi untuk si mampu, baik ia mampu secara finansial maupun mampu secara managerial.
Quote:
Konsumsi ELPIJI 12 kg hanya sebesar 17% dari konsumsi LPG total dengan penggunanya hanya 16% rumah tangga perkotaan serta 6% di pedesaan.
Quote:
Elpiji Non Subsidi Cuman Buat Yang Mampu
Ketergantungan masyarakat sama gas elpiji ini bikin Pemerintah harus berpikir keras buat nyiptain keadilan yang kompeherensif dalam hal pendistribusian dan pelabelan harga sehingga muncullah istilah elpiji non subsidi buat masyarakat yang mampu secara finansial membeli elpiji nonsubsidi 12 kg.
Mampu disini maksudnya ditujukan untuk masyarakat golongan mampu bisa menggunakan gas 12 kg, atau misalnya para pebisnis restoran atau hotel dengan gas 50 kg.
Quote:
Masyarakat Kurang Mampu, Terbantu Dengan Subsidi Pemerintah
Berbeda sama masyarakat yang kurang mampu, pemerintah dengan bijaksana ngasih subsidi terhadap elpiji 3 kg dan masyarakat emang cukup terbantu sama keadaan ini, pedangang bakso, mie ayam, gorengan dapat dengan mudah mengakses gas subsidi karena bagaimanapun juga penghasilan mereka nggak sebesar pedangang/ pelaku bisnis seperti restoran atau usaha besar lain yang mengkonsumsi gas elpiji dalam peruntukkan bisnisnya.
Terlepas dari semua kondisi tersebut faktanya masih banyak ditemui di daerah-daerah terpencil masyarakat yang nggak tau harus masak apa dengan elpiji yang ia punya sehingga akhirnya gas elpiji dijual, ditukar sama beras dan sayur yang dimasak dengan kayu bakar.
Quote:
Roadmap Usulan Penyesuaian Harga Elpiji 12 KG
Menurut aturan, Pertamina emang punya kewenangan dan dominasi dalam menentukan harga elpiji 12 kg sesuai sama nilai ekonomi yang berlaku saat ini. Walaupun gitu, Pertamina perlu ngebahas rencana ini sama pemerintah agar semuanya berjalan baik dan meminimalkan risiko negatif sebagai dampak kenaikan harganya.
Quote:
Jangan Lebay ! Kenaikan LPG 12 KG bertahap & Berkala
Sesuai rencana, kenaikan harga ini bakal dilakukan secara bertahap per 6 bulan. Pemerintah sendiri udah menyetujui rencana PT Pertamina (Persero) buat naikin harga elpiji 12 kilogram (Kg). Namun untuk waktu dan besaran kenaikan haruslah merupakan kesepakatan antara Pertamina dan pemerintah.
Quote:
PERBANDINGAN HARGA LPG REGIONAL
Harga LPG non subsidi di Indonesia termasuk paling rendah dibandingkan negara lain di Asia
Quote:
Pertamina merevisi kenaikan elpiji nonsubsidi 12 kg jadi Rp1.000 per kg. Harga jualnya pun jadi sekitar Rp6.850 per kg. Bukan cuman harga gas elpiji nonsubsidi 12 kg yang lebih murah, tapi harga elpiji subsidi 3 kg. Akan tetapi harga tersebut masih murah dibandingkan tingkat Asia, bahkan di dunia.
Apabila dibandingin sama harga elpiji subsidi pemerintah Indonesia yang sebesar Rp4.250 per kg, tetep aja harga jual elpiji subsidi Indonesia termasuk paling rendah. Sesuai data Pertamina, Harga elpiji subsidi Indonesia juga masih murah.
Quote:
Dampak Kenaikan Gas Elpiji 12Kg
Pada awalnya, tentu banyak masyarakat komplain dan ngeluh sama rencana ini. Bagaimana nggak, kebutuhan hidup yang kompleks dan semakin tinggi udah mengharuskan mereka menghela nafas setiap saat agar semuanya terpenuhi. Dan kini masih harus berperang melawan kekhawatiran beban ekonomi lantaran pertamina akan naikin gas elpiji 12 kg dalam beberapa tahun ke depan.
Dalam hal ini, Nggak cuman masyarakat menengah keatas yang bakalan ngerasain dampaknya. Namun masyarakat menengah ke bawah pun akan merasakan hal yang sama. Kok Bisa?
Quote:1. KELUHAN MASYARAKAT MENENGAH ATAS
Pihak utama yang merasa dirugikan adalah masyarakat menengah keatas akan mengeluhkan hal ini karena mereka adalah pelanggan tetap Elpiji 12kg.
2. MIGRASI KE ELPIJI BERSUBSIDI (3kg)
Masyarakat mungkin akan melakukan migrasi (perpindahan) dari elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg yang mengakibatkan stok gas elpiji 3kg semakin langka karena over permintaan.
3. BEREBUT ELPIJI 3KG
Ini adalah dampak dari no.2. Masyarakat pengguna elpiji 3 kg akan semakin susah mendapatkannya karena harus berebut dengan konsumen yang bermigrasi tersebut. Akhirnya, beban subsidi pemerintah juga semakin besar.
4. GAS OPLOSAN 12 KG MENINGKAT
Kelangkaan gas elpiji 3 kg juga akan menambah angka memungkinkan terjadinya gas 12 kg oplosan karena penjual gas akan lebih diuntungkan.
5. DAYA BELI MENURUN
Para pelaku usaha kecil menengah (UKM) seperti seperti pemilik usaha katering, warung makan, pedagang bakso, mie, gorengan serta kafe-kafe tentu akan merasakan dampaknya. Beban operasional yang semakin tinggi menuntut mereka mengadakan penyesuaian harga (kenaikan harga) dan dikhawatirkan akan menurunkan daya beli masyarakat (pelanggan mereka).
6. TERJADI INFLASI
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kenaikan harga gas dan BBM akan berpengaruh pula pada kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya sehingga tentu akan berdampak pada Inflasi walaupun menurut beberapa pakar ekonomi tidak akan terjadi secara drastis.
Quote:
SOLUSI PERTAMINA PASCA KENAIKAN HARGA HARGA ELPIJI 12 KG
Kenaikan Harga Elpiji 12 kg (non subsidi) kini udah direstui sama pemerintah. Oleh karena itu, buat ngimbangin ini semua, pertamina perlu bekerjasama sama pemerintah buat melakukan perbaikan-perbaikan yang membuat masyarakat tetep nyaman dalam memanfaatkan gas elpiji. Apa saja itu? Salah satunya adalah PERBAIKAN JALUR DISTRIBUSI MINYAK DAN GAS
Perbaikan jalur distribusi bisa dilakukan dengan pembangunan kilang minyak buat ngantisipasi naiknya impor akibat kebutuhan yang mencapai 1,3 juta barel gas perhari dibandingkan sama ketersediaan Pertamina yang hanya 800 ribu barel gas perhari.
Selain itu, perbaikan jalur distribusi juga harus dilakukan dengan pembangunan stasiun gas terdekat sehingga jangan sampai kebutuhan gas untuk Papua dipasok dari Surabaya, sehingga biaya transportasi menjadi mahal. Harapan kedepannya pasokan gas harus bisa dari wilayah yang lebih dekat.
Spoiler for distribusi
Spoiler for distribusi
Spoiler for distribusi
Spoiler for distribusi
Quote:
Contoh Komunikasi untuk Stabilisasi Harga 12 kg Pasca Kenaikan
Pemasangan spanduk harga di SPBU, Gudang/Kantor Agen, Armada Agen, dan Pangkalan.
Quote:Semoga kenaikan harga Gas Elpiji 12 kg ini bisa menutupi kerugian yang dialami Pertamina beberapa tahun belakangan ini. Dan kepada seluruh masyarakat, apapun keputusan pemerintah, kita harus menerima secara bijak dan cerdas mengingat bahwa Pertamina adalah pemasok gas terbesar di Indonesia.
Pikirkan anak cucu kita ke depannya agar dapat pula menikmati gas dengan mudah di masa yang akan datang, yaitu dengan ikut menjaga eksistensi PT. PERTAMINA dengan mengikuti harga yang sesuai dengan biaya produksi. Diharapkan pula dengan kenaikan harga ini dapat mendukung Pertamina untuk menjamin keberlangsungan pasokan elpiji kepada masyarakat hari ini dan yang akan datang.
Setelah memahami uraian diatas, apakah Anda sependapat bahwa kenaikan harga gas elpiji ini ternyata justru MENGUNTUNGKAN semua pihak? Saya yakin bahwa Anda adalah masyarakat cerdas yang mampu mendukung program pemerintah demi kebaikan bersama. Semoga Pertamina semakin Jaya..!!!!
Quote:Isi Thread ini merupakan rangkuman berita dari berbagai media, plus buah pikiran saya yang tertuang dalam bentuk opini, saran, kritik, catatan dan lain sebagainya. Ini bukan soal salah atau benar, karena upaya ini hanya remah-remah kecil dari kebenaran yang sesungguhnya.
|Sumber1|Sumber2|Sumber3|Sumber4|Sumber5|Sumber6|
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/5412318abfcb17367c8b456b