Home » » Penemuan Kucing Langka Berwarna Merah di Hutan Kalimantan

Penemuan Kucing Langka Berwarna Merah di Hutan Kalimantan



BORNEO - Seekor kucing langka tertangkap kamera di hutan Borneo (Kalimantan). Foto spesies mamalia berkaki empat ini ditangkap oleh fotografer yang bekerja dengan organisasi konservasi kucing liar (wildcat), Panthera.

Dilansir Discovery, Jumat (24/1/2014), disebut juga kucing teluk (bay cat) atau Pardofelis badia, kucing hutan misterius ini tinggal hanya di pulau Borneo. Bentuk hewan pemangsa ini lebih kecil ketimbang rata-rata kucing rumahan.

Hewan ini memiliki warna bulu keabu-abuan atau kemerahan. Peneliti yang mengamati hewan ini mengatakan, kucing ini aktif di malam hari (nokturnal) dan diklaim langka dengan populasi yang tidak besar.

Peneliti belum mengetahui apa yang dikonsumsi dan bagaimana hewan ini bereproduksi. International Union for Conservation of Nature menetapkan hewan hutan tropis ini sebagai hewan yang terancam punah.

Sebelumnya, peneliti juga telah menangkap foto kucing yang belum teridentifikasi menggunakan kamera yang memiliki kualitas resolusi rendah pada 1998. Pada November 2013, tim riset lainnya berhasil menangkap gambar kucing serta macan tutul.

Fotografer yang memasang kamera tersembunyi di hutan Borneo ialah Sebastian Kennerknecht dan Andrew Hearn dari Wildlife Conservation Research Unit, Oxford University. Mereka memasang jenis kamera DSLR digital yang dilengkapi dengan sensor inframerah. Saat hewan mendekat, otomatis kamera tersembunyi ini akan menjepret objek. (ahl)

masuk hutan

Quote:Original Posted By info wikipedia, namanya kucing merah â–º
Kucing merah (Pardofelis badia), juga dikenal sebagai kucing Kalimantan, Kalimantan kucing merah, atau Kalimantan kucing marmer, adalah kucing liar endemik pulau Kalimantan yang muncul relatif jarang dibandingkan dengan sympatric felids, berdasarkan pada kurangnya historis serta catatan terakhir. Pada tahun 2002, IUCN mengklasifikasikan spesies yang bergantung pada hutan ini sebagai terancam punah karena penurunan populasi diproyeksikan oleh lebih dari 20% pada tahun 2020 karena kehilangan habitat. Seperti tahun 2007, ukuran populasi efektif diduga berada di bawah 2.500 individu dewasa.

Kucing merah secara historis telah dicatat sebagai langka dan saat ini tampaknya terjadi pada kepadatan relatif rendah, bahkan di habitat asli.
Quote:Original Posted By karakteristik â–º
Kucing merah jauh lebih kecil daripada kucing emas Asia. Bulunya yang berwarna cokelat terang, bukan paler beneath, tungkai dan ekor yang agak pucat dan merah. Ekor memanjang, meruncing pada akhirnya, dengan garis sentral putih menempati setengah melintang dari sisi bawah, secara bertahap menjadi lebih luas dan putih murni menuju ujung, yang memiliki bercak hitam kecil di ujung atasnya. Telinga bulat, ditutupi dengan bulu coklat pendek kehitaman di sisi luar, paler coklat pendek di dalam dan dengan batas yang sempit coklat pendek.[4]

Pada tahun-tahun antara 1874 hingga 2004, hanya 12 spesimen diukur. Kepala sampai tubuh panjang mereka bervariasi 49,5-67 cm (19,5-26 in) dengan 30-40,3 cm (12-15,9 in) panjang ekor.[2] Kucing ini diperkirakan memiliki berat dewasa 3-4 kg (6,6-8,8 lb), tetapi spesimen hidup terlalu sedikit jumlahnya untuk memungkinkan perkiraan yang lebih terpercaya.

Kepala, pendek bulat berwarna coklat gelap keabu-abuan dengan dua garis-garis gelap yang berasal dari sudut setiap mata, dan bagian belakang kepala memiliki bentuk 'M' gelap yang menandai. Bagian belakang telinga yang keabu-abuan gelap, sedikit bintik-bintik putih tengah yang ditemukan pada banyak spesies kucing lainnya. Bagian bawah dagu berwarna putih dan ada dua garis coklat samar di pipi. Tubuh proporsi dan ekor yang sangat panjang memberikan tampilan jaguarundi dunia baru.
Quote:Original Posted By ancaman â–º
Kucing merah yang bergantung pada hutan, dan semakin terancam oleh deforestasi habitat berikut di Kalimantan.[1]

Kalimantan memiliki salah satu tingkat deforestasi tertinggi di dunia. Sementara di pertengahan 1980-an hutan masih menutupi hampir tiga perempat dari pulau, tahun 2005 hanya 52% dari Kalimantan masih berhutan. Baik hutan dan lahan membuat jalan bagi pemukiman manusia. Perdagangan ilegal satwa liar adalah praktek yang tersebar luas.[11]

Meskipun Kalimantan memiliki 25 suaka margasatwa, hanya tiga yang benar-benar ada, yang lainnya hanya diusulkan. Semua cadangan telah dirambah oleh pemukiman manusia dan penebangan. Sayangnya penjerat lokal dan pedagang hewan juga menyadari bahwa kebun binatang asing dan fasilitas penangkaran akan membayar US $ 10.000 atau lebih untuk hewan hidup.
Spoiler for penampakan kucingnya:



Spoiler for sodaranya:

Quote: Ada spesies langka nih, mudah-mudahan tidak punah seperti burung dodo

Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/52e27c8ca3cb17b24c8b466a

Hosting

Hosting
Hosting

TryOut AAMAI

Hosting Idwebhost

Hosting Idwebhost
Hosting Handal Indonesia

Belajar Matematika SD

Popular Posts

Arsip Kaskus HT

 
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger