Selamat Datang agan semua di thread ane Salam Sejahtera untuk semuanya
Sebelumnya ane minta maaf kepada agan'' yang berasal dari kalimantan khususnya kalau kiranya kurang berkenan dengan thread ane
karna di sini ane membahas tentang Sejarah Suku Dayak
mohon di koreksi apabila ada kesalahan
makasih buat semuanya.. sehingga thread ini jadi HT
padahal masih banyak yang perlu di update tapi udah HT duluan
tapi gak apalah
thanks ya min mod dan agan'' semua
monggo gan di simak baik-baik
Quote:Quote:
Sejarah Kalimantan, menggambarkan sebuah perjalanan sejarah Pulau Kalimantan dimulai sejak zaman prasejarah ketika manusia ras Austrolomelanesia memasuki daratan Kalimantan pada tahun 8000 SM hingga sekarang.
Quote:Quote: Jenis Rumah Dayak Ngaju
Quote:Quote:1. HUMA BETANG / HUMA HAI
Ini adalah rumah panjangyang menjadi pusat kehidupan social masyarakat Dayak Ngaju. Orang Dayak pada masa lalu hidup secara komunal, dimana didalam satu Ruman Betang ini akan tinggal beberapa keluarga, bahkan ketika kepercayaan Islam & Kristen masuk, maka ada juga keluarga yang berlainan kepercayaan dengan kepercayaan nenek moyang tinggal disana. Namun mereka akan tetap diikat oleh aturan-aturan adat, taboo, dan etika-etika moral. Jika ada salah satu keluarga yang melakukan tindakan yang melanggar norma hidup rumah betang maka biasanya akan diberikan hukuman atau bahkan diusir keluar dari komunitas.
Spoiler for :
Umumnya JIHI atau tiang rumah betang akan dibangun sepanjang 5 meter dari atas tanah, tujuannya ialah untuk menghindari serangan binatang, banjir dan bahkan para asang â" kayau (head hunter) pada masa lalu. Misal saja dahulu di Desa Tangkahen, konon ada Rumah Betang yang bertingkat tiga. Ketika para asang datang untuk menyerang kampong, maka HEJAN (Tangga rumah) akan diangkat, wanita dan anak-anak akan diungsikan di tingkat paling atas sedangkan para pria akan menjaga di tingkat pertama dengan tombak, Mandau dan sumpit. Namun sayang betang di Tangkahen sekarang hanya menjadi KALEKA (tersisa tiangnya saja)
Itulah mengapa dikatakan falsafah hidup orang Dayak adalah HUMA BETANG, yaitu falsafah hidup yang didasarkan pada kebersamaan tanpa memandang agama dan latar belakang. Ketika yang satu sakit maka yang lain juga akan ikut menanggungnya. Falsafah ini tercermin ketiak salah satu suku Dayak mengalami bencana/masalah maka suku Dayak yang lain akan membantu.
Orang Dayak ngaju berhenti tinggal di Rumah Betang setelah Rapat Damai Tumbang Anoi karena Belanda mengajukan agar kebiasaan tinggal di rumah panjang dihentikan karena dianggap tidak sehat sekitar awal abad ke-19.
Quote:2. HUMA GANTUNG
Bedanya HUMA GANTUNG dengan HUMA BETANG adalah pada ukura dan lay out. biasanya yang tinggal di HUMA GANTUNG adalah para Damang atau kepala kampong.
Spoiler for :
Quote:3. KARAK BETANG
Karak betang adalah rumah untuk satu keluarga, hal ini karena Belanda menganggap sistem komunal di Rumah Betang tidaklah sehat. Arti kata Karak = Bongkar, makanya karak betang adalah rumah betang yang dibongkar. Kebiasaan satu keluarga tinggal disatu rumah pada dayak Ngaju di mulai sekitaran tahun 1904.
Spoiler for :
Quote:4. LANTING
Adalah rumah yang dibuat mengapung di Sungai, biasanya dijadikan sebagai toko/warung kebiasaan ini masih dilakukan disebagian daerah di Kalimantan Tengah.
Spoiler for :
Quote:5. BATANG
Batang dibuat sebagai tempat untuk mendukung kehidupan rumah betang, misal untuk mencuci, mandi, buang air, tambat perahu, tambat karet, dsb.
Spoiler for :
Quote: Panglima Dalam Budaya Dayak
Quote:Quote:Sejatinya budaya Dayak tidak mengenal istilah Panglima. Gelar-gelar seperti Panglima, Patih, Temanggung, Dambung, Singa, Ngabe, dsb adalah pengaruh dari kebudayaan Melayu dan Jawa yang memasuki Pulau Kalimantan.
Pada jaman dahulu sesorang disegani ketika ia bisa melindungi kampungnya dari serangan musuh dan memimpin kampungnya. Gelar yang disematkan dalam budaya Dayak Ngaju dalah Mamut Menteng atau orang yang gagah berani, tetapi gelar ini pun tidak diberikan oleh dirinya sendiri, tetapi oleh orang kampungnya atau orang sekitar. Misal jaman dahulu orang ini bisa merantau ke daerah suku Dayak lain dan bisa pulang dengan selamat maka ia seorang yang mamut menteng. Untuk menggali ini tentuk kita harus melihat dari kesustraan Dayak kuno yang selalu dilantunkan dalam setiap upacara Belian.
Salah satu yang umum iala cerita peperangan yang kolosal di Kalimantan Tengah adalah peperangan di Pulau Sekupang atau Kuta Bataguh, yang saat itu menghadapi kurang lebih 10000 bala pasukan dari Filipina. Yang menjadi tokoh peperang saat itu adalah pemimpin Kuta Bataguh disebut Nyai Undang, dan sodara-sodaranya dari hulu Kahayan; Tambun, Bungai, Rangkai, Rambang dsb.. Tetapi tidak pernah tokoh-tokoh ini disebut sebagai Panglima baik dalam acara-acara adat. Untuk sementara ini kesimpulan kita istilah Panglima adalah budaya serapan.
Spoiler for :
Nah setiap sub suku Dayak memiliki istilah tersendiri didalam siapa yang menjadi pemimpinya, misal orang Kenyah menyebutnya PAREN,orang Kadazan menyebutnya VOYOON, lalu juga ada istilah Tamanggung, Dambung, Patih, Ngabe, Singa dsb, tetapi perlu diingat gelar ini bukan bersifat diturunkan ke anak-anaknya, ada kriteria-kriteria tertentu sesorang bisa disebut pemimpin
Quote:1. MENTENG UREH MAMUT MAMEH
Artinya orang yang berani dan punya jiwa kesatria, berani bertanggungjawab atas perbuatannya juga atas keselamatan orang-orang dikampungnya. Yang menarik adalah kata MAMEH yang arti harfiahnya bodoh. Artinya ketika ia harus berjuang demi kampung dan warganya dia tidak akan pikir panjang mengenai keselamatan dirinya, dan jiwa ini tidak dibatasi oleh bias gender.
Ada satu kisah di TEWAH tentang âPANGLIMAâ yang melindungi kampungnya dari serangan ASANG (Perampok yang akan memotong kepala musuhnya atau memperbudak yang kalah), adalah seorang wanita, Ia dijuluki NYAI BALAU (Balau = rambut, karena keiindahan rambutnya). Ia hanyala seorang ibu rumah tangga biasa, memiliki kelurga yang bahagia KENYAPI, suatu ketika desa NYAI BALAU diserang oleh Asang dari Tanah Siang dan anak semata wayangnya telah dipenggal oleh para asang ini. Maka untuk membalas perbuatan para Asang dari Juking Sopang yang bernama ANTANG, NYAI BALAU memipin orang kampungnya untuk menunutut pertanggung jawaban ANTANG untuk disidangkan sesuai adat, tetapi ternyata ANTANG malah menghinanya dan ingin membunuh NYAI BALAU. Maka dengan pusaka semacam selendang, NYAI BALAU mengalahkan asang ini dan memenggal kepalanya.
Quote:2. BAKAJI
Seorang yang bisa memiliki gelar pada zaman dahulu adalh ia yang memiliki ilmu kanuragan atau disebut BAKAJI. Untuk mendapatkan ilmu ini sesorang harus selalu dekat dengan alam dalam keheningan melalui ritual balampah. Seorang yang bakaji juga umumnya rendah hati, ia tidak akan memerkan ilmunya. Sebab kekuatan yang ia dapat hanya digunakan ketika saat genting terjadi. Jadi seorang pemimpin dayak adalah seorang yang memiliki kehidupan spiritual yang baik dan tercermin didalam hubungannya dengan alam dan kerendahan hatinya.
Quote:3. MENGUASAI HUKUM ADAT
Seorang pemimpin juga harus mengetahui hukum adat, untuk dapat adil memutuskan suatu perkara. Dan ketika ia melanggar hukum adat itu ia juga harus bersedia bertanggung jawab.
Quote:4. MENDENGAR NASIHAT & BIJAKSANA
Nasihat ini dahulu bisa didapat dari RANYING atau Tuhan atau dari tetua-tetua kampung yang bermusyawarah. Misal kisah SEMPUNG dari RANGAN MARAU, dimana demi menghindari pertempuran yang terus menerus dengan serangan ASANG dari sungai MAHAKAM, ia bertanya dengan warga kampungnya dan melakukan ritual MANAJAH ANTANG. Saat itu mereka sepakat untuk segera hijrah dari kampung RANGAN MARAU ke arah SUNGAI KAHAYAN. Bukan karena Sempung takut, tetapi ini pilihan bijak, jika harus terus menerus berperang dan mengorbankan banyak warga kampungnya.
Seperti kisah Kampung BUSANG BELAWAN (di dalam Sungai Boh), Tokoh yang memimpin kampung pada waktu itu adalah BO ANTANG (Seorang Dayak Ngaju). Saat itu sering terjadi peperangan dengan Dayak Kayan yang merupakan Dayak Besar di Sungai Mahakam. Maka untuk menghindari peperangan dan serangan terus menerus di desanya, maka ia mengadakan suatu pakta perjanjian damai dengan Suku Kayan-Kenyah. Dimana mau tidak mau ia harus mengorbankan 3 orang penduduknya dikorbankan sebagai LAPIK JANJI (tanda janji), 1 orang bernama Gasing dikorbankan di wilayah Busang Belawan yang hingga sekarang disebut wilayah itu Naha Gasing, sedangkan 2 orang lainnya diberikan kepada suku Kenyah di wilayah Apo Kayan.
Perjanjian ini dibuat pada waktu Bo Bang Juk memimpin Kampung Ujoh Bilang. Bo Bang Juk kemungkinan menjadi penghubung ke suku-suku Kenyah di Apo Kayan, karena beliau berasal dari suku Kenyah Lepo Timai (Umaq Timai). Bo Bang Juk adalah seorang tokoh besar di wilayah kecamatan Long Bagun.
Dalam perjanjian itu orang-orang BO ANTANG harus menjaga agar jangan DAYAK IBAN masuk melalui jalur kampungnya ke MAHAKAM, sebab saat itu orang KAYAN â" KENYAH juga bermusuhan dengan orang IBAN. Apa yang dilakukan BO ANTANG bukan suatu tindakan pengecut tetapi bijaksana.
Sekarang kembali ke topic kita tentang PANGLIMA BURUNG, setelah kita tahu bahwa sebenarnya istilah PANGLIMA bukan budaya awal suku Dayak, dan juga kriteria orang yang bisa disebut pemimpin atau semacam Panglima. Saya akan menyajika beberap versi tentang PANGLIMA BURUNG INI:
Spoiler for :
PANGLIMA BURUNG ADALAH SEORANG PANGLIMA DARI DESA MELIAU KALBAR
Konon ia adalah salah satu tokoh yang ikut Perang Maja di desa Melia, beliau lahir di merakai panjang Kab. Kapuas Hulu pada 14 November 1914 dan sudah meninggal pada tanggal 27 Oktober 2005 pada umurnya yang hampir 100 tahun.
PANGLIMA BURUNG ADALAH WANITA MUSLIMAH
Kiyai Haji M. Juhran Erpan Ali, Ketua Pondok Pesantren Ushuluddin, Martapura, berkata: âPanglima Burung seorang wanita berparas cantik namun berwatak bengis.
Kembali kepada keberadaan Panglima Burung yang legendaris, kata Kiyai Haji M. Juhran Erpan Ali (56), âKeberadaannya memang nyata, berwujud seorang wanita berparas cantik namun berwatak bengis. Panglima Burung sudah ada jauh sebelum Indonesia terbentukâ.*2) Namun begitu, yang mengejutÂkan dari penuturan Kiyai Juhran adalah karena sosok Panglima Burung selaku Panglima Perang Tertinggi Suku Dayak ternyata beragama Islam dan menyandang titel seorang hajjah. (Sumber: Klick)
PANGLIMA BURUNG ADALAH ROH NENEK MOYANG YANG MERASUKI
Ketika perang Sampit terjadi, diadakan ritual MANAJAH ANTANG untuk memanggil roh-roh nenenk moyang, dari hasil diskusi dengan Bang Glol salah satu yang bergelar Panglima dari Dayak Benuaq. Roh-roh nenek moyang yang sakti ini datang dan bisa merasuki siapa saja, sehingga seketika itu ia memiliki kesaktian, dan jika roh itu pergi maka orang itu kembali menjadi orang yang biasa saja.
PANGLIMA BURUNG TIDAK PERNAH ADA DISAMPIT
Ini juga dari hasil wawancara dengan pelaku konflik sampit, yang merupakan pasukan awal yang terjun ke Sampit. Pada 3 hari pertama Kota Sampit dikuasai oleh salah satu suku, dan saat itu banyak orang Dayak Sampit yang eksodus ke tempat lain sebab banyak juga orang Dayak yang menjadi korban.
Pada hari ketiga itulah datang seorang tua memakai sampannya, dan para perusuh yang menguasai kota Sampit saat itu bertanya-tanya siapa orangt tua yang berani sekali datang ke sungai Mentaya ini. Bapak tua ini kemudian melawan para jawara suku tertentu ini dengan hanya menggunakan semacam kain bahalai. Saat itu kakek ini pergi ke salah satu rumah orang Dayak disampit, dimana orang rumah ini sudah sangat ketakutan, ia berkata untuk jangan takut dan berkata âOLOH ITAH KEAâ â" orang kita juga. Dia berpesan bahwa nanti akan datang pasukan awal sekitar 70 orang, mereka akan tinggal di rumah ini. Kemudian kakek ini pergi, barulah datang pasukan awal yang melawan para jawara musuh saat itu. Setelah kloter pertama yang menembus kota Sampit, baru berdatanganlah bantuan dari Sub Suku Dayak lain, seperti dari Kalbar, Kaltim dan Kalsel.
Quote:
This Thread Supported By :
KLIK BANNER TO VISIT KALONG MALAM BASE CAMP
Lanjut di bawah ya gan
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/52f4ecc8f7ca17e66c8b46be