Quote:
Dalam perjalanan menuju stasiun Labuan (foto ini diambil pada tahun 1976)
*1st June 1976
Apart from steam on the trains back to Jakarta, there were local workings west to Labuan (B51, afternoon out and morning back) and north-west to Anyerkidul (CC10, morning out and afternoon back). So given that I was running out of time, I had no choice for my ride, it was fortunate because by the next time I returned next year the big Mallet tank had expired and B51s were in charge of both workings.
The candles in the coaches blew out immediately CC1009 departed as the windows had long lost their glass. At Banten I left the train, thereafter the line would turn west and in any case I had to get back to Jakarta. As always seemed to happen with CC10s, the forward low pressure cylinders were leaky, what should have been a rare mastershot became another run-of-the mill shot.
source of a story
I just had time to intercept B5132 between Pandeglang and Rangkasbetung on the Labuan train:
Salah satu lokomotif uap yang pernah ane naikin pada tahun 1980 s/d 1984. Naik dari stasiun Labuan menuju stasiun Rangkas Bitung atau ke Jakarta.
>
Quote:TAHUKAH AGAN DIMANA LETAK UJUNG REL KERETA API DI PULAU JAWA PALING BARAT?
Quote:Sebagian besar Kaskuser mungkin pernah mendengar atau datang ke wilayah Banten. Bicara soal Banten ada satu hal yang menarik yang mungkin tidak diketahui oleh banyak orang. Yaitu letak paling ujung rel kereta api di pulau Jawa paling barat.
Banyak orang yang mengira bahwa stasiun kereta api terakhir di bagian barat pulau Jawa adalah stasiun Rangkas Bitung yang terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dan ternyata salah........Atau ada juga yang mengira bahwa letak ujung rel kereta api di ujung barat pulau Jawa itu adalah stasiun Merak, itu juga masih salah.
Labuan, sebuah kota kecamatan kecil yang terletak di Kabupaten Pandeglang adalah lokasi dimana terdapat ujung rel kereta api sekaligus sebagai stasiun terakhir di ujung barat pulau Jawa. Inilah sebuah bukti sejarah yang nyaris dan memang sudah terlupakan.
Tahun 1984, di stasiun itulah dulu ane menghabiskan masa kecil ane bersama teman dan sahabat terbaik. Dimana pada setiap sore ane bisa naik gerbong kereta atau sekedar membuat pedang pedangan dari paku dengan cara dilindas oleh roda besi kereta api.
Quote:Berikut adalah sisa sisa sejarah rel kereta api yang masih bisa kita lihat hari ini, selamat menikmati :
Spoiler for :
Spoiler for :
Stasiun Labuan (kode:LBN) adalah stasiun kereta api non-aktif yang berada di Labuan, Labuan, Pandeglang. Stasiun ini dahulu merupakan stasiun paling ujung di jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan. Stasiun ini dahulu dibangun pada tahun 1906 oleh Staatsspoorwegen (SS), salah satu dari berberapa perusahaan kereta api Hindia Belanda.
Pada tahun 1945, stasiun ini diambil alih oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), perusahaan kereta api yang dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia. Stasiun ini berhenti beroperasi pada tahun 1982 karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainya. Kini bekas stasiun ini telah berubah menjadi sebuah kantor pemasaran.
Spoiler for :
Di salah satu rel inilah dulu ane suka membuat pedang pedangan dari paku yang digilas oleh roda kereta api. Tapi sekarang semua tinggal kenangan karena semua rel kereta api disini sudah tertutup oleh lapak lapak para pedagang kaki lima dan rumah rumah kumuh ala Banten.
Spoiler for :
Bagi agan yang pernah berunjung ke Pandeglang untuk berziarah ke makam ulama terkenal di Cikaduwen pasti pernah melihat bangunan ini. Sebuah Stasiun kecil yang sekarang sudah berubah menjadi rumah dan warung warung.
Spoiler for :
Stasiun Saketi (kode: STI) adalah stasiun kereta api non-aktif yang berada di Saketi, Saketi, Pandeglang. Stasiun ini dahulu merupakan stasiun percabangan yang mempunyai jalur cabang menuju Labuan, Pandeglang dan Bayah. Stasiun ini dibangun pada tahun 1906 oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda Staatsspoorwegen (SS).
Pada tahun 1942, Kekaisaran Jepang membangun jalur kereta api menuju Bayah untuk mengangkut batu bara untuk Perang Dunia II. Namun, begitu Indonesia merdeka, jalur ini tak pernah terpakai. Stasiun ini ditutup pada tahun 1982 karena kalah bersaing dengan moda trasnportasi yang lain. Kini bangunan stasiun ini telah digunakan untuk rumah tempat tinggal.
Spoiler for :
Stasiun Kadu Kacang - Pandeglang
Spoiler for :
Stasiun Menes - Pandeglang
Spoiler for :
Jembatan Saketi dari arah Labuan.
Jembatan Saketi dari arah Pandeglang.
Spoiler for :
Bekas jembatan KA di daerah Menes.
Spoiler for :
Bekas jembatan KA Kadukacang tampak bawah.
Bekas jembatan KA Menes.
Spoiler for :
Bekas keran air di stasiun Pandeglang.
Spoiler for :
Tanda SS (Staatsspoorwegen).
Spoiler for :
Stasiun Pandeglang tampak depan.
Quote:Beberapa foto diambil dari berbagai macam sumber, salah satunya adalah WIKIPEDIA : Sumber Foto
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/531334c5118b46c4498b458e