Dokter berhasil mengeluarkan 32 peluru, dari 104 peluru yang bersarang di tubuh Aan. Operasi dilakukan oleh dr. Zulfiqri, dokter hewan di Orangutan Foundation bersama dengan dokter spesialis bedah dari Rumah Sakit Imanuddin, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah selama 3 jam untuk mengeluarkan 32 peluru tersebut.
Aan sukses melewati masa kritis dan kini berada di bawah pengawasan fasilitas perawatan milik Orangutan Foundation, untuk mendapat asupan makanan. Ia menunjukkan peningkatan kondisi yang laur biasa pasca operasi.
Kepala BKSDA setempat, Hartono berharap Aan bisa kembali ke hutan dimana ia tinggal. Pihaknya bersama dengan Orangutan Foundation terus mencari cara agar menemukan jalan keluar terbaik agar Aan bisa melanjutkan hidupnya.
Orangutan Foundation sendiri yakin bahwa kisah Aan yang mampu bertahan dari terjangan lebih dari seratus peluru ini bisa menginspirasi banyak orang, sekaligus memberikan fakta secara langsung berbagai ancaman yang diterima spesies khas Indonesia ini, akibat hilangnya habitat mereka.
Ashley Leiman OBE, Direktur Orangutan Foundation mengatakan: âKami sudah bekerja di Kalimantan selama lebih dari 20 tahun dan belum pernah melakukan penyelamatan tiga orangutan dalam empat hari. Hal ini terjadi akibat semakin cepatnya hutan habitat mereka hilang dan juga semakin banyaknya orang melaporkan keberadaan orangutan kepada kami daripada mereka membunuhnya.â
Orangutan Foundation sendiri kini menggelar Orangutan Awareness Week mulai tanggal 12 November hingga 18 November untuk mendukung kerja lapangan yayasan ini. Untuk informasi lebih lanjut soal acara ini, silakan klik www.orangutan.org.uk.
Aan ditemukan oleh tim penyelamat SKW II-BKSDA Kalimantan Tengah dan tim Orangutan Foundation tangga 10 Oktober silam. Orangutan ini ditemukan dalam keadaan sekarat penuh bekas luka tembak di tubuhnya di perkebunan kelapa sawit, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Kasus penetrasi orangutan ke habitat manusia, semakin sering terjadi akibat semakin meningkatnya angka deforestasi yang memaksa orangutan mencari makan diluar habitat utamanya.
sumber
Beberapa foto tentang keadaan Aan
Code:
Quote:Jujur saja, inilah efek negatif dari pembukaan hutan yang berlebihan. Orang utan maupun satwa-satwa liar lainnya jadi tidak memiliki habitat asli lagi. Dengan rusaknya habitat asli dari satwa ini makanya mereka turun ke lahan-lahan pemukiman penduduk.
Ayo agan-agan semua. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan melindungi makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya? Jika itu mungkin terlalu berat mari kita mulai dari menjaga lingkungan sekitar kita terlebih dahulu
TS ucapkan terimakasih bagi agan-agan yang sudah sudi kiranya meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini
Agan-agan sebagai pembaca ya baik pasti meninggalkan jejak
TS berharap Thread ini tidak
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/5099c9a02c75b46f1100009a