Satelit PALAPA
Pemerintah Australia Sadap Satelit Palapa
Kamis, 31 Oktober 2013 | 08:26 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) ternyata bekerja sama dengan Direktorat Sandi Australia dalam memantau dan menyadap komunikasi sejumlah negara di Asia Pasifik.
Target utama kedua badan intelijen itu ialah Satelit Palapa milik Indonesia yang menyediakan layanan telepon seluler dan komunikasi radio di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Papua Nugini.
Pemantauan itu dilakukan melalui Kedutaan Besar AS dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta. âAustralia telah menggunakan sejumlah kedutaan asingnya untuk menguping. Kegiatan itu dilakoni (dalam) operasi bersandi Reprieve. Kami menggunakan kedutaan besar di kawasan kami untuk memantau komunikasi lokal, khususnya percakapan telepon bergelombang mikro,â ungkap pakar intelijen Australia, Des Ball, kepada Australian Broadcasting Corporation.
Pria bertitel profesor yang meneliti di Pusat Kajian Pertahanan dan Strategis, Universitas Nasional Australia (ANU), itu menekankan pentingnya penyadapan Satelit Palapa. âAnda tidak bisa menembus sirkuit informasi dan melancarkan perang informasi dengan sukses jika Anda tidak memasuki komunikasi komando tertinggi sejumlah negara di kawasan,â kata Ball.
Adapun kerja sama antara Direktorat Sandi Australia dan NSA dapat dilakukan lantaran âNegeri Kanguruâ itu masuk lingkaran âFVEYâ (5-Eyes) atau lima negara yang memiliki peran penting dalam kerja sama intelijen dengan AS. Ball menjelaskan bahwa Australia dijadikan basis oleh AS untuk memantau lalu lintas data, informasi, dan telekomunikasi khusus di lingkar Asia Pasifik.
Untuk bisa menempuh aksi tersebut, terang Ball, âNegeri Kanguruâ mengandalkan empat fasilitas supercanggih yang menjadi bagian dari program X-Keyscore, sebuah sistem komputer milik NSA yang berfungsi mencari dan menganalisis hampir semua jenis kegiatan pengguna internet, termasuk surat elektronik, penjelajah dunia maya, dan media sosial.
Fasilitas-fasilitas supercanggih Australia meliputi Pine Gap di dekat Alice Springs, Shoal Bay di dekat Dar win, stasiun satelit di pinggiran Ge raldton di Australia Barat, dan sebuah pusat pemantauan baru di Canberra. Ball mengatakan keempat fasilitas spionase tersebut dapat memantau komunikasi sipil serta militer dari kawasan Pasifik tengah hingga wilayah Samudra Hindia.
Ketika dimintai komentar mengenai penuturan Ball, juru bicara media Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Ray Marcello, menolak membahas operasi intelijen. âKedutaan Australia tidak akan memberikan komentar dan tanggapan mengenai masalah penyadapan,â ungkapnya, Rabu (30/10).
http://www.metrotvnews.com/metronews...Satelit-Palapa
Agus Gumiwang Kecam Dugaan Amerika dan Australia Sadap Para Tokoh Nasional
Kamis, 31 Oktober 2013 15:59 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita mengecam keras dugaan praktek penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dan Australia terhadap tokoh-tokoh politik nasional benar-benardilakuan. "Kami merasa bahwa hubungan baik bilateral Indonesia, Australis dan Amerika Serikat harus didasari pada banyak aspek, termasuk mutual trust. Praketek penyadapan itu menunjukkan dengan jelas bahwa Australia dan Amerika Serikat bukanlah sahabat yang sesungguhnya bagi Indonesia," ujar Agus Gumiwang, Kamis (31/10/2013).
Sebelumnya diberitakan, Direktur Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), membantah telah melakukan penyadapan di Eropa.
Bantahan dilontarkan dalam rapat dengar pendapat dengan Kongres AS, Selasa (29/10/2013). Kepada Dewan Komite Intelijen, Jenderal Keith Alexander mengatakan, pemberitaan sejumlah surat kabar diEropa yang mengutip mantan kontraktor NSA Edward Snowden, adalah benar-benar bohong. "Itu bukan informasi yang kami kumpulkan terhadap warga Eropa. Ini merupakan informasi yang kami kumpulkan bersama dengan sekutu kami di NATO, untuk memerkuat pertahanan negara kita, dan mendukung operasi militer," ujarnya seperti dikutip dari Upi.com, Rabu (30/10/2013).
Agus Gumiwang yang tak lain Wakil Ketua Komisi I DPR ini menambahkan, kepentingan kedua negara di Indonesia tidak lebih besar daripada kepentingan Indonesia di Amerika Serikat dan Australia. "Namun demikian kita tetap mengedepankan etika di dalam menjalankan hubungan antara dua negara bersahabat," salah satu Ketua DPP Partai Golkar ini menegaskan.
Sebelum rapat dengar pendapat dimulai, Ketua Komite Senat Terpilih, Diane Feinstein, berjanji me-review semua program pengawasan Pemerintah AS, dan berharap pemerintahan Presiden Barack Obamamengakhiri segala program mata-mata terhadap pemimpin negara-negara sekutu. "Bahwa total review semua program intelijen diperlukan, agar anggota Komite Intelijen Senat sepenuhnya mengetahui apa yang dilakukan komunitas intelijen," tutur Feinstein, yang berasal dari partai yang sama dengan Obama, Partai Demokrat. "Kecuali Amerika Serikat terlibat dalam permusuhan terhadap suatu negara, atau ada kebutuhan darurat untuk melakukan mata-mata jenis tertentu, saya tidak percaya bahwa Amerika Serikat harus mengumpulkan informasi mengenai panggilan telepon atau email dari presiden yang ramah dengan negara kita," paparnya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...tokoh-nasional
BBC London:
AS juga sadap Yahoo dan Google
31 Oktober 2013 - 09:25 WIB
NSA mendapat kecaman dari banyak pihak yang merasa privasinya dilanggar.
Badan Keamanan Nasional AS, NSA, menyadap pusat data Yahoo dan Google, demikian menurut bocoran intelejen Edward Snowden. Dalam laporan yang disampaikan Washington Post disebutkan bahwa jutaan data dikumpulkan tiap hari dari jaringan internal perusahaan internet raksasa tersebut. Tetapi laporan ini dibantah oleh Direkur NSA Jenderal Keith Alexander yang mengatakan tidak memiliki akses ke komputer Google dan Yahoo.
Kepada Bloomberg TV Keith Alexander mengatakan: "Kami tidak memiliki otorisasi untuk masuk ke server dan mengambil data perusahaan AS."
Bagaimana pun ini bukanlah bantahan pertama atas klaim spionase yang dilakukan badan ini.
Pengumpulan informasi
Dalam dokumen bocoran Snowden terbaru, disebut bahwa NSA menyadap data dalam satu waktu saat melintasi kabel optik dan perlengkapan jaringan lain yang tersambung dengan pusat data Google dan Yahoo. Penyadapan ini mengumpulkan sejumlah informasi mulai dari metadata hingga teks, audio dan video, yang kemudian disaring dengan program NSA yang bernama Muscular, dioperasikan bersama rekan NSA dari Inggris, GCHQ.
Sebelumnya NSA sudah memiliki 'pintu masuk' ke akun Google dan Yahoo melalui sebuah program yang disetujui pengadilan bernama Prism.
Pengungkapan penyadapan terbaru ini muncul beberapa jam setelah delegasi pejabat intelejen Jerman tiba di Washington untuk berbicara dengan Gedung Putih menyusul klaim yang menyebut AS Klik menyadap telepon genggam Kanselir Angela Merkel. Angela Merkel menanggapi serius isu penyadapan ini dengan mengirim dua orang penasihat utamanya, Cristoph Heusgen penasihat kebijakan luar negeri dan kordinator intelejen Guenter Heiss untuk membicarakan masalah ini.
Pekan depan, kepala badan spionase Jermat juga akan berkunjung ke Washington. Pertemuan ini dianggap sebagai upaya untuk membangun kembali kepercayaan dan bagaimana badan intelejen kedua negara mungkin atau tidak untuk bekerja dalam satu harmoni. Kepala badan intelejen AS selama ini Klik membela kebijakannya mengawasi para pemimpin negara asing sebagai kunci operasi, tetapi hal ini justru memicu kemarahan dari para sekutu yang turut disadap seperti Jerman, Prancis dan Spanyol.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia...o_google.shtml
Hoffmann: "Orang Mulai Sadar, Apa Kegiatan NSA"
Pakar Komunikasi Lindsay Hoffmann menerangkan, makin banyak warga Amerika yang sekarang menolak aksi penyadapan dinas rahasia.
Pakar Komunikasi Lindsay Hoffmann
Deutsche Welle: 12 tahun lalu, 26 Oktober 2001, di Amerika Serikat ditandangani undang-undang baru "Patriot Act". Dengan undang-undang ini, kemungkinan dinas rahasia melakukan penyadapan diperluas atas alasan keamanan. 24 Oktober 2013 digelar aksi protes di Washington menentang kegiatan penyadapan. Apakah Amerika Serikat masih menjadi "negara bebas", atau sudah menjadi negara spionase?
Lindsay H. Hoffman: Sulit dikatakan. Sejak Wikileaks dan pembocoran dokumen oleh Edward Snowden, banyak orang Amerika mulai sadar, apa yang sebenarnya dilakukan oleh dinas rahasia NSA. Spionase memang sudah ada sejak dulu, tapi banyak orang Amerika tidak membayangkan, bahwa hal ini akan bisa terjadi dalam kehidupan pribadi mereka. Lambat-laun makin banyak orang yang khawatir. Tapi aksi protes di Washington belum terlalu besar. Karena masih banyak tema penting lain, seperti "Obamacare" atau penutupan pemerintahan beberapa waktu lalu.
Mengapa banyak warga Amerika sepertinya kaget dengan luasnya aksi penyadapan?
Waktu Patriot Act dibuat, banyak yang takut dengan serangan teror. Jadi mereka setuju dengan pengawasan ketat. Mereka bilang: "Saya tidak bersalah, jadi silahkan mengawasi saya. Kalau ini bisa mencegah serangan teror, saya setuju". Selain itu, teknologi sekarang makin berkembang dengan adanya Facebook, Twitter dan Email. Orang makin sering membagi data-data pribadinya. Mereka beranggapan, tidak ada data pribadi yang diawasi oleh aparat keamanan, selama mereka tidak melakukan kesalahan. Tapi sekarang mereka menyadari, bahwa pemerintah mengumpulkan segala macam data, tidak peduli apakah ada tindakan yang mencurigakan atau tidak. Ini yang membuat mereka khawatir.
Itu sebabnya mereka mendadak menggelar aksi protes?
Bagi warga Amerika Serikat, kebebasan punya nilai yang sangat tinggi. Begitu ada ancaman atas hak-hak warga, mereka akan melakukan protes. Yang saat ini mereka protes adalah penyadapan terhadap warga Amerika Serikat. Jadi bukan penyadapan NSA terhadap kepala pemerintahan asing. Padahal ini masalah yang lebih besar.
Aksi protes di Washington menentang penyadapan NSA
Apa konsekuensinya setelah pengungkapan kegiatan penyadapan ini?
Ada perkembangan menarik. Ada perusahaan internet yang sekarang tidak minta informasi pribadi lagi, dan menerima pembayaran dengan uang kontan. Jadi perusahaan itu tidak punya data tentang identitas pelanggan. Beberapa orang tidak mau lagi terlalu sering online. Ada mahasiswa saya yang mengatakan, mereka tidak mau terlalu sering memakai Facebook lagi. Bahkan ada juga yang keluar dari Facebook.
Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi pengawasan data?
Langkah pertama adalah transparansi. Perusahaan seperti Facebook atau Twitter harus menerangkan dengan jelas, apa yang mereka lakukan dengan data-data user. Yang lebih penting adalah, harus ada perubahan politik. Karena teknologi untuk online, dan bagaimana cara kita berkomunikasi, sudah berubah jauh.
Di Eropa, warga dan pemerintahnya banyak yang marah karena penyadapan data oleh NSA. Apa artinya perkembangan ini bagi warga Amerika Serikat?
Kebanyakan warga Amerika Serikat tidak menyadari, berapa besar kekecewaan dan kemarahan di Eropa karena aksi penyadapan ini. Baru beberapa minggu terakhir ini menjadi jelas, bahwa kegiatan NSA telah merusak hubungan internasional Amerika. Saya harap, wakil-wakil Eropa yang menurut rencana akan datang ke Washington minggu-minggu depan, bisa menegaskan bahwa tindakan itu telah merusak kepercayaan. Mereka harus melakukan tekanan, sehingga ada perubahan.
Menurut Anda, apakah skandal ini juga punya dampak positif? Apakah aksi protes ini bisa menyatukan warga Amerika?
Sebelum aksi penyadapan NSA terungkap, isu spionase sebenarnya bukan isu besar. Orang berpikir, yang memprotes spionase adalah orang yang paranoid saja. Tapi sekarang, makin banyak warga yang ikut ptotes, karena mereka kaget. Isu ini tidak akan mempersatukan Amerika. Tapi yang menarik, ada banyak orang dari berbagai usia dan latar belakang yang ikut demonstrasi menentang penyadapan oleh dinas rahasia. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan ideologi atau batas-batas kubu politik. Itulah yang membuat gerakan protes ini jadi unik.
Lindsay H- Hoffmann adalah Dosen Komunikasi dan Ilmu Politik di Universitas Delaware, Amerika Serikat. Penelitiannya fokus pada hubungan antara media, politik dan teknologi.
http://www.dw.de/hoffmann-orang-mula...nsa/a-17187966
Kantor Pusat World Bank dan IMF aja Kena Dikerjai NSA, apalagi kalau cuman Kantor Bank Indonesia dan Kemenkeu RI?
Quote:Obama stops NSA spying on IMF, World Bank headquarters - report
Published time: October 31, 2013 23:49
Edited time: November 01, 2013 00:48 Get short URL
In this image released by the International Monetary Fund, IMFC members pose for a group photograph at the International Monetary Fund Headquarters in Washington, DC.(AFP Photo / Stephen Jaffe)In this image released by the International Monetary Fund, IMFC members pose for a group photograph at the International Monetary Fund Headquarters in Washington, DC.(AFP Photo / Stephen Jaffe)
US President Barack Obama has called on the National Security Agency to halt spying on the headquarters of the International Monetary Fund and World Bank in conjunction with a review of surveillance activities, Reuters reported.
A US official told the news agency that President Obama curbed the spying within the last few weeks, around the same time he told the NSA to stop eavesdropping on the United Nations headquarters.
The NSAâs surveillance of the International Monetary Fund and World Bank in Washington was previously unknown based on the classified nature of such programs.
Responding to Reuters, a top Obama administration official said, "the United States is not conducting electronic surveillance targeting the headquarters of the World Bank or IMF in Washington." However, the official would not say whether the NSA had spied on the entities in the past.
The IMF and World Bank would not comment, nor would spokespersons from the NSA or the Office of the Director of National Intelligence.
Top officials with US intelligence agencies have admitted economic espionage in the past, but a former senior US intelligence official said the Obama administration has put more effort than previous administrations into gathering economic data.
Upon entering the White House, Obama began receiving a new âEconomic Intelligence Briefâ from the Central Intelligence Agency, in addition to regular updates of international security assessments via the Presidentâs Daily Brief.
The supposed reason for the change at the time - according to Leon Panetta, Obamaâs first CIA director - was to understand activity surrounding the global economic crisis.
The move to curtail spying on the economic organizations followed steady revelations that began in June - supplied by former NSA contractor Edward Snowden - of NSA surveillance programs targeting foreign governments and institutions, as well as international and domestic citizens.
Obama also in the past few weeks ordered the NSA to stop tapping the UN headquarters in New York amid the review of electronic surveillance programs, Reuters reported Wednesday, again citing official sources.
âThe United States is not conducting electronic surveillance targeting the United Nations headquarters in New York,â a senior Obama administration official told Reuters.
Sources would not say whether Washington is continuing to monitor UN diplomats elsewhere in the world.
http://rt.com/news/obama-stops-spying-imf-055/
Inilah Berbagai Software yang digunakan NSA untuk memata-matai Seluruh Dunia
------------------------------------
Sekutu intelejen AS itu untuk memata-matai INDONESIA, selain Australia dan Selandia Baru, adalah Singapore. Semenjak dulu INDOSAT dijual oleh rezim Megawati ke Singtel-Singapore, sesunggunya sejak saat itu pula semua lalu-lintas data dan informasi telekomunikasi di Indonesia bisa "dikontrol" oleh asing, hingga saat ini, meski sudah dibeli oleh orang Arab (tapi konon saham Singtel Singapore masih kuat disana). Tapi ada juga pakar yang pernah bilang, selama teknologi seperti satelit itu dibuat perusahaan AS, maka bukan mustahil pihak keamanan AS semenjak awal sudah menanam 'hardware' dan 'software' di dalam tubuh satelit semacam PALAPA itu sejak diluncurkannya. Software seperti itu, otomatis akan mengirimkan data yang diminta oleh pembuat aslinya dulu. Nah, lhoooo ... makanya, cepat-cepatlah belajar dan bikin satelit sendiri seperti negara IRAN itu contohnya!
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/52730fe140cb17051a00000b