TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Tri Handoyo menyebut penumpang kereta rangkaian listrik di kawasan Ibu Kota, tergolong manja.
"Penumpang Jakarta cengeng-cengeng, sangat dimanjakan," ujar Tri kepada Tempo, Rabu 16 Oktober 2013.
Tri menyebut satu contoh kemanjaan itu yakni malasnya penumpang KRL Jakarta proaktif mencari informasi soal perkembangan aturan KRL. Padahal, setiap aturan selalu disosialisasikan terlebih dulu.
Karena itu, Tri berharap semua penumpang KRL belajar dulu soal KRL sebelum naik kereta. Misalnya mempelajari peta rute KRL, aplikasi yang sudah ada untuk mengetahui keberadaan kereta, sistem tiket, dan situasi stasiun.
"Petunjuk buat penumpang sudah dipasang. Jangan terus disuapi," katanya dengan nada memohon. Terlebih, penumpang KRL umumnya kalangan melek teknologi. "Semua sudah pada pakai smartphone," katanya.
Ketika keadaan fasilitas stasiun seperti peron dan pengeras suara yang belum sempurna, menurut dia, penumpang harus lebih proaktif.
Tri membandingkan penumpang KRL Jakarta dengan penumpang kereta di Jepang dan Singapura. Di Negeri Matahari Terbit, penumpang terbiasa menaiki stasiun dengan tangga. "Bahkan perempuan hamil pun (pakai tangga)," katanya. Dia melanjutkan, "Di Jakarta bisa sampai marah-marah kalau enggak pakai eskalator."
Sumber
Manja semua lo, bayar murah aja pinginnya nyaman, baca itu papan informasi, kalau ngakunya sering naik KRL seharusnya sudah hapal diluar kepala sudah sampai stasiun mana, jadi gak perlu ada announcer di setiap kereta, nambah biaya pegawai aje bagi KCJ...kapan untungnye nih...
Apalagi tuh ibu2 hamil, itu bukan tanggungjawabnya KCJ, suami ente yang harus tanggung jawab, jangan nyalahin eskalator...
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/525f05dbbfcb175d2d000006
