Home » » Kemegahan The Royal Wedding di Kraton Yogyakarta

Kemegahan The Royal Wedding di Kraton Yogyakarta

Wah Jadi HT Gan
Spoilerfor HT Ke 2:
Selamat Menikah Kepada Anak Sultan Yogyakarta
KASKUS
Spoilerfor No repost coy:
Quote:Putri Keempat Sri Sultan Hamengubuwono X Menikah

Raja Kesultanan Yogyakarta Sri Sultan Hamengubuwono X akan menikahkan putri keempat GRA Nurabra Juwita yang bergelar GKR Hayu, Selasa (22/10/13). Prosesi pernikahan secara keseluruhan akan berlangsung tiga hari, 21-23 Oktober 2013, di Kraton Yogyakarta dan Bangsal Kepatihan Yogyakarta.

Bagi Sri Sultan, hajat menikahkan putri keempat tersebut merupakan perhelatan terakhir. Empat dari lima putrinya, semua telah dinikahkan. Empat putri Sri Sultan yang telah menikah adalah GRA Nurmalita Sari/GKR Pembayun, GRA Nurmagupita/GKR Condrokirono, GRA Nurkamnari Dewi /GKR Maduretno dan GRA Nurastuti Vijareni (GKR Bendoro). Putri Kelima Sri Sultan, GKR Bendoro menikah setahun silam.

GRA Nurabra Juwita/GKR Hayu, lahir di Yogyakarta, 24 Desember 1983 akan dinikahkan Sri Sultan dengan Angger Pribadi Wibowo yang diwisuda sebagai punggawa kraton dengan gelar Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro, lahir di Kudus, Jawa Tengah, 27 Desember 1973. GKR Hayu merupakan alumni jurusan ilmu komputer Steven Insititute of Tecnology Amerika Serikat dan jurusan sistem manajemen informasi Bournemouth University di Inggris. Sedang calon suaminya, alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan kini menjadi staf UNDP di Amerika Serikat.

Proses perkenalan (pacaran) calon mempelai tersebut berlangsung selama sepuluh tahun. GKR Hayu mengakui sempat mengalami “putus-sambung” selama masa perkenalan dengan Angger Pribadi. Adapun gagasan serius menikah terjadi pada tahun ketujuh perkenalan atau tiga tahun silam. Gagasan tersebut makin dibahas serius oleh GKR Hayu dan ibundanya, setelah mengetahui ibunda calon suaminya, merupakan teman sekolah GKR Hemas, di SMP Tarakanita Jakarta Angkatan 1968.

Sri Sultan menyatakan lega bisa menunaikan tanggungjawab sebagai orangtua untuk menikahkan lima anaknya. "Tanggung jawab saya sebagai ayah selesai, karena saya telah menikahkan semua anak-anak say," kata dia.

Persiapan praperikahan terus dilaksanakan termasuk gladi bersih menjelang pernikahan, Minggu (20/10/2013). Permaisuri Sri Sultan, GKR Hemas menyatakan prosesi utama pernikahan akan berlangsung tiga hari mulai Senin (21/10/2013) hingga puncak pesta pernikahan Rabu (23/10/2013).

Prosesi pernikahan dimulai Senin (23/10/2013) dengan persiapan pelaksanaan tradisi pernikahan Kraton Yogyakarta di Kraton Yogakarta, meliputi GKR Hemas menjemput calon pengantin pria di Bangsal dari Mangkunegaran menuju ke Kraton Yogyakarta. Calon pengantin wanita dan pria melaksanan prosesi siraman dan berhias di tempat terpisah. Kemudian keduanya menjalani ritual malam menjelang pernikahan yang diistilahkan midodareni, suatu ritual persiapan spiritual menjelang melepas lajang dan kedua calon pengantin berada di bangsal yang terpisah.

Prosesi hari kedua, Selasa (22/10/2013), merupakan substansi proses pernikahan. Calon pengantin laki-laki dinikahkan oleh Sri Sultan di Masjid Panepen, Kraton Yogyakarta. Usai penganti laki dinikahkan, Sri Sultan dan GKR Hemas menyaksikan upacara panggih atau pertemuan mempelai. Upacara ini akan disaksikan oleh tamu-tamu sangat penting (VVIP) antara lain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Presiden.

Prosesi pernikahan akan dilanjutkan dengan pesta pernikahan (walimah) di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Rabu (23/10/2013). GKR Hemas memperkirakan tamu undangan sekitar 1.500 orang.

Puncak pesta pernikahan tersebut akan diramaikan dengan pertunjukkan “kekuatan” tradisi Kraton Yogyakarta, yang dirintis oleh Sri Sultan Hamegkubuwono VII. Ketua Panitia Pernikahan GBPH Yudohadiningrat menyatakan pesta pernikahan akan dimulai dengan kirab 12 kereta kraton yang ditarik oleh 68 ekor kuda. Rute kirab dari kompleks Kraton Yogyakarta menyusuri Jalan Malioboro menuju Bangsal Kepatihan Yogyakarta yang sehari-hari berfungsi sebagai kompleks kantor Gubernur DI Yogyakrta. Dalam kirab, kedua mempelai naik kereta khusus pengantin kraton, yaitu kereta Kiai Jongwiyat, sementara Sri Sultan dan GKR Hemas naik kreta Kiai Winotopuro.
Sumber

Quote:
Pernikahan Anak Sultan Diliput 12 Media Mancanegara
Sumber

Acara pernikahan Putri Raja Ngayogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hayu, dengan KPH Notonegoro yang digelar selama tiga hari mendapat perhatian banyak media. Setidaknya ada 57 media, baik nasional, lokal, maupun internasional yang meliput acara pernikahan ini.

Hal ini diungkapkan Koordinator Media Center Royal Wedding Yogya, Deni Reksa, Senin (21/10/2013) siang. Deni menjelaskan, ada 12 media dari luar negeri yang terdiri dari media elektronik dan cetak. Sementara itu, sisanya datang dari media nasional dan lokal.

Lebih lanjut, Deni memaparkan, saat ini pendaftar awal ada sekitar 400 media. Lalu jumlah media yang lolos seleksi dan boleh meliput menjadi 57. Bahkan, ada beberapa media tidak diperbolehkan meliput karena terlambat mendaftar.

Hal itu terjadi kepada dua media dari Jerman dan Hongaria. Akibat terlambat mendaftar, mereka tidak mendapatkan kartu tanda peliputan. "Karena kondisi keraton yang offer kapasitas maka pekerja media hanya bisa meliput dari media center. Sebab untuk undangan saja sampai 3.750," ungkap Deni.

"Mereka (pekerja media) bisa memahami dan membantu kesakralan prosesi. Saya lega," cetus Deni.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, acara pernikahan GKR Hayu dan KPH Notonegoro dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut, mulai tanggal 21-23 Oktober 2013.
SBY Tiba di Yogya Sejam Sebelum Panggih
Quote:Sumber

Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono belum hadir di keraton Yogyakarta hingga saat ini, Selasa 22 Oktober 2013. Padahal prosesi panggih, yaitu bertemunya pengantin perempuan Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan pengantin laki-laki Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro di bangsal Kencana akan dilangsungkan pada pukul 10.00 WIB hari ini.

“Presiden belum hadir. Informasinya, pesawat landing (di Bandar udara Adisutjipto) pukul 09.00 WIB. Semoga sebelum panggih sudah sampai keraton,” kata Kepala Bagian Humas Pemerintah DIY Iswanto yang berada di bangsal Kencana saat dihubungi Tempo, Selasa 22 Oktober 2013.

Berdasarkan pantauan Iswanto, beberapa tamu VVIP sudah mulai berdatangan. Antara lain Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, anggota MPR Hajriyanto, juga tiga pasang tamu asing yang diduga dari PBB. “Tamu VVIP sekitar lima persen yang sudah hadir,” kata Iswanto.

Para tamu VVIP dan VIP akan ditempatkan di bangsal Sri Manganti. Sedangkan tamu umum di bangsal Ponconiti. Pelaksanaan panggih berlangung di bangsal Kencana. Dalam prosesi tersebut, Notonegoro akan keluar dari bangsal Kasatriyan menuju bangsal Kencana. Sedangkan Hayu keluar dari bangsal Proboyekso menuju bangsal Kasatriyan dengan mengenakan busana basahan.

Usai bertemu, dilanjutkan ritual melempar tujuh sirih secara berbalasan antaran Hayu dengan Notonegoro. Kemudian ritual menginjak telur oleh Notonegoro yang kemudian dibersihakn oleh Hayu. Lalu dilanjutkan dengan pondhongan, yaitu Hayu naik ke atas lengan tangan Notonegoro dan Gusti Bendara Pangeran Haryo Suryodiningrat (adik Sultan) yang saling dikaitkan.

Quote:Liput Pernikahan, Wartawan Pakai Baju Peranakan
Sejumlah aturan berlaku untuk tamu dan undangan pernikahan putri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu dan calon suaminya, Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro. Semua jurnalis peliput acara wajib mengenakan baju peranakan yang lazim dipakai abdi dalem.

Karena itu, media center acara pernikahan itu dipenuhi awak media yang berpakaian tradisional Jawa, Senin, 21 Oktober 2013. Pusat media itu ada di sebuah pendopo di samping bangsal Kemagangan, Keraton Yogyakarta. Sederet komputer diletakkan berjajar di bagian tengah dan bisa dimanfaatkan jurnalis untuk menulis berita.

Jurnalis lelaki mengenakan baju peranakan lengkap dengan blangkon sebagai penutup kepala dan kain batik penutup tubuh bawah. Sedangkan yang perempuan, mengenakan kain batik untuk menutup tubuh bagian bawah dan berkebaya dengan rambut disanggul. “Ini sudah dipesankan teman sejak beberapa hari lalu,” kata Dwi Narwoko, jurnalis foto sebuah media online di Jakarta, menceritakan baju peranakan yang dikenakannya.

Baju peranakan berupa pakaian lengan panjang berbahan lurik warna biru. Pakaian itu memiliki bukaan di bagian depan sepanjang dada. Sehingga untuk mengenakannya, pemakai harus menggunakannya seperti saat memakai kaus. Posisi seperti itu yang membuat baju itu disebut peranakan. “Seperti posisi bayi saat dalam kandungan,” kata Pengageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat, kepada Tempo, bulan lalu.
Sumber


Quote:
Ijab Kabul Putrinya, Sultan Pakai Baju Takwa

Ijab kabul pernikahan putri Sultan Hamengku Buwono X berlangsung di Masjid Panepen di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta, Selasa pagi ini, 22 Oktober 2013. Ijab kabul dihadiri oleh keluarga Sultan dan mempelai laki-laki, Kanjeng Haryo Notonegoro.

Sultan memakai baju takwa lengkap dengan destar, wangkingan serta sindur, dan kain wiron cenelo. Sultan khidmat mengikuti upacara ijab kabul ini. Ijab kabul di Masjid Panepen tidak dihadiri oleh putri Sultan, Kanjeng Ratu Hayu.

Selama ijab kabul, Putri Hayu berada di Keputren, yang juga masih berada di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta. Ijab kabul berlangsung sekitar 25 menit. Sultan duduk bersila di depan mihrab dan menghadap ke arah matahari terbit.

Ia lalu memerintahkan Gusti Bendara Pangeran Haryo Haji Prabukusumo, dan Gusti Bendara Pangeran Haji Cakraningrat kemudian memanggil Kanjeng Raden Penghulu Diponingrat. Tak lama berselang, pengantin lelaki tiba di dalam masjid. (Baca lengkap: Edsus Sultan Mantu)
Sumber

Quote:Inilah Hidangan Spesial di Resepsi Pernikahan Putri Sultan

Kambing Guling dan Gudeg Manggar akan menjadi hidangan spesial yang disajikan bagi para tamu yang hadir di resepsi pernikahan putri Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, yakni Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro.
Sumartoyo, Koordinator Hidangan untuk acara Pawiwahan Ageng, menjelaskan untuk menu kambing guling ini tentu saja spesial karena merupakan menu kesukaan Sultan HB X dan istrinya GKR Hemas.
“Ngarso dalem dan Kangjeng Ratu Hemas suka sekali dengan menu itu, mereka tidak takut kolesterol,” ujar Sumartoyo, kepada Tribun Jogja, Sabtu (19/10/2013) di Bangsal Kencana.
Sumartoyo yang juga General Manager Restoran Bale Raos mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan 200 kilogram daging kambing. Nantinya daging kambing itu dimasak dengan cara di panggang dipadukan dengan kare sayuran, dengan sayuran berupa kembang kol dan wortel yang dimasak kare. "Menu kare sayuran itu adalah menu yang jarang dijumpai," tandasnya.
Sedangkan menu umum yang dihidangkan adalah menu-menu khas keraton Yogyakarta. Menu-menu tersebut adalah pesanan Hemas, karena tidak biasa dihidangkan di luar keraton. Antara lain gudeg manggar, tahu guling khas Yogyakarta. Untuk gudeg manggar ini selalu disajikan saat pernikahan putri-putri keraton sebelumnya. Dan perlu diketahui, gudeg manggar ini menjadi hidangan favorit para tamu saat pernikahan agung GKR Bendara dan KPH Yudanegara pada 2011 lalu.
"Untuk manggarnya kami sudah pesan pada penjual gudeg manggar di daerah Srandakan Bantul," ujarnya.
Hidangan khas keraton yang lainnya antara lain ada dendeng adi berupa daging sapi yang dimasak dengan kluwih (santan) dan hidangan ini hanya bisa disajikan untuk acara penting.
Begitupun hidangan untuk VVIP yang akan disantap mulai dari Presiden hingga duta besar, berupa beef steak sirloin yang disajikan dengan citarasa Jawa dengan kuah rawon. Menu lainnya ada King prawn yang berupa udang yang digoreng dan disajikan dengan bumbu-bumbu jawa. Begitupun dengan kudapannya untuk tamu VIP dan reguler seperti manuk nom, prawan kenes, dan randha tapa. "Kudapan khas keraton ini adalah makanan kegemaran Raja mulai dari Sultan HB VII dan IX," ujarnya.
Untuk minuman ada es camcao, wedang secang, lemon jahe, dan juga bir jawa. Minuman ini kerap dijadikan welcome drink bagi yang bertamu ke keraton. Sedangkan hidangan pada 23 Oktober ada burung puyuh lada hitam dengan minuman es ronde.
Sedangkan menu yang disukai kedua pengantin, menurut Sumaryoto tidak dipesan khusus. Yang dia tahu, baik Hayu maupun Notonegoro suka makan soto, khususnya soto ayam. Menu soto juga akan dihidangkan pada acara dua hari tersebut. “Kedua pengantin sangat Njawani, enggak neko-neko. Suka soto. Apa saja mau, asalkan bukan udang,” kata Sumaryoto.
Untuk katering, Sumartoyo mengatakan pihak keraton telah memesan pada tiga katering yakni Bale Raos Keraton, Katering S2 di Semarang, dan Karunia dari Yogya. Menurutnya katering itu sudah menjadi langganan tiap hajatan besar di keraton. "Selain dari citarasa masakannya, katering itu mampu memberikan pelayanan yang terbaik. Bisa mengeluarkan menu dalam jumlah 2.000-3.000 dalam hitungan jam," ujarnya.
Sumartoyo mengatakan pihaknya juga membuka Dapur Jaga 24 Jam yang dipusatkan di Bale Raos. Fungsinya adalah untuk mengakomodir kebutuhan menu dan hidangan selama prosesi acara. "Kami pastikan sudah siap untuk melayani hidangan baik keluarga dan tamu-tamu undangan," pungkasnya.
Sumber

Quote:Kereta Pusaka untuk Pernikahan Agung Kesultanan Yogyakarta Diuji Coba Hari Ini Keraton Kasultanan Yogyakarta, melakukan ujicoba kereta pusaka yang akan digunakan dalam rangkaian acara pawiwahan ageng (pernikahan agung) putri keempat Raja Keraton Kesultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Menurut rencana, ujicoba kereta kencana tersebut dilaksanakan dari Museum Kereta Keraton menuju Keben, gerbang Sri Manganthi kemudian ke Pagelaran Keraton menyusuri Jalan Malioboro hingga Kompleks Kepatihan.
Kepala Dinas Kebudayaan GPBH Yudhaningrat mengatakan, ada tiga kereta yang diuji coba yakni Kereta Kyai Wimono Putro (kendaraan putra mahkota) ditarik oleh delapan kuda, Kyai Harsunobo ditarik oleh enam kuda,dan Kyai Jatayu ditarik oleh empat kuda.
"Ada tiga kereta yang diuji coba, nanti satu diantaranya nanti akan dipilih Sultan. Kami cek dulu bagaimana perjalanan keretanya nanti termasuk berapa waktu tempuh kirabnya," ucap Gusti Yudha.
Rencananya, pernikahan putri keempat Sri Sultan HB X itu (GRA Nurabra Juwita) akan digelar pada tanggal 22 Oktober 2013. Nantinya, ada sembilan rangkaian kereta yang dikirab saat pawiwahan agung.
SUmber


Quote: boleh gan atau

Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/5265edcfbbf87b312b000001

Hosting

Hosting
Hosting

TryOut AAMAI

Hosting Idwebhost

Hosting Idwebhost
Hosting Handal Indonesia

Belajar Matematika SD

Popular Posts

Arsip Kaskus HT

 
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger