Home » » Mereka-Mereka yang Akhirnya Bisa Naik Haji

Mereka-Mereka yang Akhirnya Bisa Naik Haji

Hi hi GanSis..

Berhubung bentar lagi Hari Raya Idul Adha atau bahasa Jepangnya : Lebaran Haji, ane mau share kisah inspiratif yang bisa bikin bathin Gan en Sis semua terketuk. Langsung aja....

Gan en Sis semua tau dia kan?
Spoilerfor Ini Nih: TUKANG BUBUR NAIK HAJI


Eh bukan Gan


Nah yang ini nih :
Spoilerfor Ini Juga:

Eh bukan juga Gan


Kali ini beneran Gan suwerrrrrrrrr eace

Spoilerfor Naik Haji 1: Kisah Inspiratif Loper Koran Naik Haji



JOMBANG - Kegigihan Mohamad Anwar (53), warga Desa Glagahan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, patut ditiru. Cita-citanya berangkat ke Tanah Suci akhirnya bisa tercapai berkat kerja keras selama bertahun-tahun.

Tanpa mengenal lelah Anwar tiap hari gigih bekerja sebagai tukang loper koran, sisa dari hasil kerjanya yang sedikit itu lantas ditabung selama lebih dari lima tahun hingga berhasil melunasi ongkos naik haji.

Tak ada yang menyangka dengan kerja kerasnya itu tamatan sekolah dasar ini juga bisa menyekolahkan tiga anaknya hingga lulus perguruan tinggi. Bila tak ada aral melintang, bapak tiga anak ini akan berangkat bersama 800 calon jamaah haji asal Jombang pada 16 September 2013 ke tanah suci.

Kisah Anwar bisa naik haji bermula saat ia keliling mengantar koran pada 2008 silam. Saat itu laju sepeda motornya terhenti saat ada kerumunan warga di tengah jalan yang tengah berdoa atas tetangganya yang hendak berangkat haji.

Saat itu dengan mata berkaca-kaca Anwar ikut mengangkat tangan mengamini doa terhadap warga yang hendak berangkat haji tersebut sambil berharap kelak juga bisa berangkat haji.

“Atas saran dari salah seorang pengurus haji di Kabupaten Jombang, saya lantas nekat menjual sepeda motor saya seharga Rp3,5 juta dan menggunakan uang tersebut untuk mendaftarkan diri berangkat haji. Lalu setiap bulan saya membayar kekurangannya dengan cara mengangsur,” ujarnya.

Meski harus sering kena denda karena telat membayar angsuran di bank dengan berhutang ke sana kemari atau gali lobang tutup lobang, lima tahun kemudian Anwar akhirnya bisa melunasi seluruh biaya tersebut hingga tahun ini ia dipastikan akan dapat berangkat haji.

Dalam kesehariannya ketika matahari baru terbit Anwar selalu mengambil dan mengemas koran-koran yang datang untuk diantar ke para pelanggan. Setelah semuanya siap, dengan menggunakan sepeda motor kreditan yang masih belum lunas Anwar langsung tancap gas keliling dari satu desa ke desa lainnya.

Anwar kini merasa bahagia karena bisa berangkat haji. Tiga putranya juga telah bergelar sarjana pendidikan dan semuanya telah bekerja sebagai guru di sejumlah sekolah. Tidak seperti dirinya yang hanya lulusan sekolah dasar dan tiap hari mencari rizki di jalanan.
(Mukhtar Bagus/Sindo TV/ful)



VIdeo 21 Tahun Jadi Loper Koran, Anwar Akhirnya Naik Haji


VIVAnews - Muhammad Anwar, warga Gelagahan, Jombang, Jawa Timur, tampak bangga saat mengenakan seragam jamaah Haji Indonesia. Pria berusia 55 tahun ini akan berangkat ke Tanah Suci bersama 800 jamaah Haji asal Jombang hari ini.

Sehari-hari, Anwar bekerja sebagai loper koran. Tanpa mengenal lelah ia mengemas dan mengantarkan koran. Pekerjaan ini sudah ia lakoni selama 21 tahun.

Meski hidup pas-pasan, sebagai seorang muslim, Anwar bercita-cita pergi Haji. Pada tahun 2008, ia nekat mengikuti program dana talangan haji di sebuah bank. Biaya itu dia peroleh dengan menggadaikan BPKB motornya.

Anwarpun menyisihkan uangnya yang tak seberapa untuk membayar angsuran ke bank. Tak jarang ia kena denda karena terlambat membayar angsuran.

Berkat doa dan kerja keras, dalam waktu lima tahun Anwar bisa melunasi ongkos naik haji. Ia kerap menitikkan airmata haru jika mengingat perjuangannya itu.

Link Video

"Saya sangat bangga, mendapat kebahagiaan dari Allah. Saya tidak bisa membayangkan, walaupun ada pemotongan kuota, saya terus berdoa dan berdoa, mudah-mudahan saya tidak sampai termasuk yang 20 persen, dan Alhamdulillah, termasuk teman saya semua diberikan kelancaran oleh Allah," ucapnya sambil terisak.

Anwar kini bahagia karena telah bergabung pada kloter 12 embarkasi Surabaya. Bapak tiga orang anak ini berharap bisa menyelesaikan seluruh rangkaian Haji dengan sempurna dan kembali ke Tanah Air menjadi Haji yang mabrur.

sumber-sumber




Spoilerfor Naik Haji 2:
Quote:26 Tahun Menabung, Tukang Becak Naik Haji


JEMBER, KOMPAS.com â€" Sore itu raut wajah Abdullah (65), warga Dusun Klanceng, Desa Ajung, Kecamatan Ajung, Jember, Jawa Timur, terlihat lelah, Selasa (23/9/2013). Saat Kompas.com bertamu ke rumahnya, ia baru saja datang selesai berbelanja untuk kebutuhan persiapan haji.

"Sudah lama Mas menunggu?" sapanya ramah. Sehari-hari, dia adalah tukang becak dengan penghasilan tak menentu. Bukan sekali dua kali, dia bisa pulang tanpa membawa uang bila tak ada yang menggunakan jasanya.

"Setiap hari, biasanya saya dapat Rp 15.000-20.000," kata Abdullah. Namun, pada 7 Oktober 2013, dia akan menjadi salah satu calon jemaah haji yang bertolak ke Tanah Suci. Dia berangkat dengan kelompok penerbangan 62 Jember.

Bukan karena mendapat durian runtuh, Abdullah dapat berangkat ke Mekkah. Dia sudah memulai tekad bisa berhaji sejak 1987. Selama 26 tahun ini, dia tekun menabung. "Saya kalau nabung tidak setiap hari, kadang tiga hari (sekali), bahkan jika tidak ada yang sisa menarik becak, saya baru satu minggu menabung. Itu pun sekali menabung saya hanya Rp 25.000," kenangnya.

Ayah tiga orang anak ini mengaku sudah lama menjadi tukang becak. Bahkan, sejak masih beranjak remaja, ia sudah belajar mengayuh becak dari orangtuanya. "Kalau saya sih waktu belum lulus SD sudah belajar ngayuh becak," ujar dia.

Niat Abdullah untuk menunaikan ibadah haji rupanya terwujud. Pada 2009, dia mendaftar pemberangkatan haji ke Kantor Kementerian Agama Jember. "Saat itu, saya mendaftar dengan uang Rp 25 juta," tutur dia.

Meski sudah mendaftarkan diri, Abdullah tetap meneruskan kebiasaannya menabung. "Saya nabung terus karena uangnya kan masih kurang (untuk ongkos haji)," ujar dia. Ketekunan itu berjawab. "Kuncinya hanya satu, niatnya harus sungguhan dan selalu berdoa kepada Allah SWT, lalu kita berusaha," pesannya.


Kisah Abdullah, Tukang Becak Naik Haji

Liputan6.com, Jember : Pada 26 tahun lalu, niat Abdullah untuk naik haji hanya jadi bahan tertawaan orang. Sebab, pria yang kini berusia 57 tahun itu hanya bekerja sebagai pengayuh becak. Namun, niat pria asal Jember, Jawa Timur, itu kini menjadi kenyataan. Dia naik haji pada tahun 2013 ini dengan biaya sepenuhnya dari hasil seperempat abad menabung.

"Alhamdulillah saya bisa naik haji tahun ini setelah puluhan tahun, mulai 1987 menabung sedikit demi sedikit dari hasil mengayuh becak yang tidak seberapa," tutur Abdullah, warga Kecamatan Ajung, di Jember, Kamis (26/9/2013).

Keinginan bapak 3 anak itu sangat kuat untuk menunaikan rukun Islam kelima. Dia tidak peduli dengan teman-teman yang mentertawakan niatnya karena menganggap cita-cita itu mustahil.

"Saya selalu menyisakan pendapatan dari mengayuh becak untuk ditabung sejak tahun 1987. Semangat selalu berkobar untuk mendapatkan penumpang yang lebih banyak demi mewujudkan cita-cita saya ke Tanah Suci," ucapnya.

Panasnya terik matahari yang menyengat seakan tidak pernah menjadi hambatan bagi pria separuh baya itu untuk tetap mencari penumpang di sekitar Ajung hingga kawasan Pasar Mangli demi meraih impiannya tersebut.

"Kadang-kadang saya membantu sebuah toko di Pasar Mangli, Kecamatan Kaliwates, untuk mengantarkan barang-barang pembeli, setelah mereka berbelanja di sana," katanya.

Keinginan Abdullah untuk naik haji mendapat dukungan dari almarhum istrinya semasa hidup, sehingga uang hasil mengayuh becak disisihkan sebagian oleh istrinya dan ditabung di salah satu bank milik pemerintah.

"Penghasilan sebagai tukang becak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun saya bersama almarhum istri tetap menyisakan uang receh sisa dari belanja kebutuhan keluarga untuk ditabung," papar Abdullah.

Perasaan senang bercampur haru dirasakan oleh Abdullah saat mengetahui dirinya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini karena kegigihannya mengayuh becak selama puluhan tahun tanpa mengenal lelah. (Ant/Eks/Mut)




sumber-sumber



Spoilerfor Naik Haji 3: [VIDEO] Nabung 20 Tahun, Nenek Karyati si Pemulung Naik Haji



Liputan6.com, Bangkalan : Ratusan jamaah calon haji asal Kabupaten Bangkalan Jawa Timur diberangkatkan pada Minggu, 29 September. Sementara di Surabaya, Jawa Timur seorang pemulung sampah asal Probolinggo Jawa timur akhirnya bisa ikut berangkat menunaikan ibadah haji.

Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Senin (30/9/2013), Nenek Karyati yang sudah lama bekerja sebagai pemulung sampah akhirnya bisa berangkat naik haji. Nenek 69 tahun itu tiba di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya dari kloter 42 asal Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Meski uang upah sebagai pemulung sampah tidak banyak, namun Karyati ini tetap bersemangat menabung selama 20 tahun untuk bisa berangkat haji.

Setibanya di tanah suci, Karyati akan berdoa agar sepulang haji ia dapat mengamalkan ilmunya mengajar ngaji, di sebuah masjid di Probolinggo. Sungguh sebuah niat yang mulia.

Dalam pemberangkatan jamaah termasuk nenek pemulung itu, banyak anggota keluarga turut mengantarkan. Akibatnya, alun-alun depan Masjid Agung Bangkalan penuh dengan lautan orang. Bahkan isak tangis tidak dapat dibendung, saat para jamaah hendak berangkat menuju bus.

Para jamaah haji asal Bangkalan itu, akan bergabung dengan jamaah haji yang lain di asrama haji Sukolilo Surabaya. (Tnt)


Nenek Karyati Naik Haji Berkat Rongsokan



TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Tak sia-sia doa dan kerja keras yang dilakukan dari siang hingga malam hari oleh Karyati Binti Halil (69) setiap hari di Masjid Ar-Rahman, mengantarkannya naik haji, 29 September 2013.

"Ya, senang, tidak semua orang bisa berangkat naik haji," kata ibu empat orang anak ini ditemui Surya (grup Tribunnews.com) di rumahnya, RT14/ RW05, Dusun Raas, Desa Pondok Wuluh, Kecamatan Leces, Probolinggo.

Maklum, nenek 11 cucu ini, sehari-hari hanya bekerja sebagai tukang urup-urup atau pengumpul rongsokan (pemulung) kertas bungkus makanan dan botol serta gelas plastik air mineral untuk mendapatkan uang.

Mbok Karyati, panggilan akrabnya, mengatakan, keinginanya untuk naik haji sudah ada sejak Tahun 2008. Pada waktu itu, ia mendaftar menjadi calon jemaah haji dengan membayar 20 juta rupiah. Uang tersebut merupakan hasil tabungan dan penjualan perabotan serta warung kelontong miliknya.

Karyati mengatakan, dia memutuskan untuk berhenti berjualan setelah sempat berselisih paham dengan penjual warung yang berada tak jauh dari warung miliknya.

Karena tidak memiliki pekerjaan lagi, akhirnya dia memutuskan untuk mencari uang dengan mengumpulkan rongsokan di halaman Masjid Ar-Rahman di Jalan Leces, sekitar 1 kilometer dari rumahnya.

Setelah lima tahun, uang tabungannya terkumpul Rp 16 juta, yang kemudian ia bayarkan untuk melunasi pembayaran biaya naik haji.



sumber-sumber




Asli Gan ane terharu banget baca cerita-cerita tersebut
Kebanyakan dari kita yang secara finansial lebih baik dari beliau-beliau ini aja ga ada kepikiran buat Naik Haji, tapi mereka dengan susah payah berjuang mengumpulkan uang untuk pergi ke Tanah Suci.



Memang semua ga ada yang mustahil ya Gan en Sis, dengan usaha dan doa yang terus menerus, Insya Allah impian kita semua bisa tercapai.. amin..



Quote:Semoga thread ini dapat bermanfaat bagi Gan en Sis semua, ane cuma ingin dengan thread ini semoga bakalan lebih banyak lagi orang-orang yang tidak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan mereka.

Jangan lupa tetep bagi dan nya ya


Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/5258de75feca172e09000005

Hosting

Hosting
Hosting

TryOut AAMAI

Hosting Idwebhost

Hosting Idwebhost
Hosting Handal Indonesia

Belajar Matematika SD

Popular Posts

Arsip Kaskus HT

 
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger