Ini rumah atau showroom mobil mewah ya..
Di garasi bagian kiri, di bagian depan terparkir sebuah Toyota Inova, Sedan Bentley bernomor Polisi B 888 GIF. Sedangkan bagian kiri Toyota Land Crusier bernomor Polisi B 888 TCM dan Toyota Land Crusier TX bernomor Polisi B 1978 RFR.
Di garasi bagian kanan, di dalamnya terparkir empat buah mobil mewah. Di bagian kiri, terparkir memanjang dua mobil sedan merek Ferari berwarna merah berplat nomor B 888 CNW dan B 888 GEF. Di sebelah kanannya, terdapat sedan merek Lamborgini berwarna putih, dan di depannya terdapat sedan Nisan GTR yang juga berwarna putih.
Di garasi bagian kanan bagian dalam, terparkir satu unit sedan Lexsus berwarna hitam bernomor Polisi B 888 ARD, dan di depannya terparkir sebuapedamotor Harley Davidson jenis Sportster bernomor Polisi B 3484 WWW. Di bagian kanan terparkir sedan Toyota Camry berwarna hitam, dan sebuah Roll Rocye warna hitam bernomor Polisi B 888 CHW.
Rumahnya di Jl. Denpasar lagi! Kalau agan2 belum tau, jalan ini merupakan jalan di tengah kota Jakarta, bersebelahan dengan kedutaan negara asing dan kompleks pusat bisnis Mega Kuningan.
Yang ane tau, yang rumahnya di sini biasanya pengusaha kelas kakap atau rumah dinas menteri
Spoilerfor wah: Petugas KPK mengeledah mobil Bentley bersama 10 mobil mewah lainnya di rumah Tubagus chairi Wardhana adik dari Ratu Atut Choisiyah gubenur Banten di jalan Denpansar 4, Jakarta, (10/03). TEMPO/Dasril Roszandi
Ya Allah, mohon segera bersihkan negara ini dari petinggi negara dan wakil-wakil rakyat kami yang busuk dan kotor...
Sumber:
http://www.tempo.co/read/beritafoto/...ik-Ratu-Atut/4
Update : Delly mengatakan Tubagus Wawan alias Chaeri Wardana dikenal dengan sebutan 'gubernur jenderal'. Ia diduga bisa mengatur seluruh kebijakan di Pemerintah Provinsi Banten. Mulai dari proyek di sejumlah dinas, hingga mengangkat dan memberhentikan pejabat.
Quote:Aktivis Banten Gunduli Rambut Pascatertangkapnya Adik Ratu Atut
Sejumlah aktivis LSM, Ormas dan mahasiswa di Banten melakukan aksi menggunduli rambut sebagai ungkapan kegembiraan atas ditangkapnya Tubagus Chaeri Wardana oleh KPK. Para aktivis di Banten mendukung langkah KPK dan mendesak KPK mengembangkan kasus Tubagus Chaeri Wardana ini dengan sejumlah kasus dugaan korupsi di Banten.
Serang - Sejumlah aktivis di Banten menyambut gembira penangkapan adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, yakni Tubagus Chaeri Wardana oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Chaeri terjerat kasus dugaan penyuapan sengketa Pilkada Lebak.
Sebagai bentuk dukungan terhadap KPK, para aktivis, termasuk mahasiswa melakukan aksi menggunduli rambut di Alun- alun Timur Kota Serang, Banten. Mereka juga menggelar sujud syukur atas tertangkapnya Chaeri yang dituding sebagai otak di balik berbagai praktik korupsi di Banten.
"Kami menyambut gembira atas tertangkap dan ditetapkan sebagai tersangka otak korupsi di Banten ini. Kami mendukung langkah KPK dan meminta untuk mengembangkan kasus suap yang dilakukan tersangka Tubagus Chaeri Wardana dengan kasus-kasus korupsi di Banten," tegas Sekjen Ormas Forum Pembela Kebenaran (Forpek) Nusantara Banten, Delly Suhendar, Kamis (3/10).
Delly mengatakan Tubagus Wawan alias Chaeri Wardana dikenal dengan sebutan 'gubernur jenderal'. Ia diduga bisa mengatur seluruh kebijakan di Pemerintah Provinsi Banten. Mulai dari proyek di sejumlah dinas, hingga mengangkat dan memberhentikan pejabat.
"Sudah menjadi rahasia umum di Banten, Tubagus Chaeri Wardana ini adalah otak penyelewengan dana APBD di Banten. Kami bersyukur atas tertangkapnya tersangka Chaeri Wardana itu. Ini adalah pintu masuk untuk mengusut sepak terjang Chaeri Wardana selama ini di Banten terkait berbagai kasus dugaan korupsi," tegasnya.
Hal senada dikatakan Ketua Lembaga Kajian Independen (LKI) Banten, Dimas Kusuma. Menurutnya, penangkapan Chaeri Wardana membuktikan bahwa yang bersangkutan kerap melakukan penyuapan.
"Saya setuju jika penegak hukum yang sudah maupun sedang menjabat berhati-hati. Karena dugaan kuat Tubagus Chaeri Wardana juga bermain dalam kasus yang ditangani di Banten," tandasnya.
Sementara itu, Usep Saepudin dari elemen mahasiswa sempat menitikan air mata lantaran terharu perihal penangkapan suami Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany di kediamannya di Jalan Denpasar IV, Nomor 35, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (3/10) dinihari sekitar pukul 01.30 WIB.
"Barang bukti uang Rp 1 miliar baru sebagian kecil dari hasil mengeruk APBD Banten dan proyek APBN yang ada di Banten. Kami mendukung KPK, bahkan kami mendesak KPK juga menyelidiki berbagai kasus dugaan korupsi di Banten,â tegas Dimas.
Terkait penangkapan Ketua Kadin selaku Ketua AMPG Partai Golkar itu, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah tidak bisa dikonfirmasi. Bahkan sejumlah pejabat tinggi di Banten memilih bungkam saat ditanya perihal penangkapan dan penetapan tersangka 'bos besar' Banten tersebut.
Sementara itu, adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah Tubagus Haerul Jaman yang juga Wali Kota Serang mengatakan, dirinya belum mengetahui kabar penangkapan kakak tirinya dalam operasi tangkap tangan olek KPK. "Saya belum tahu, saya mau cari informasi kebenarannya," kata Jaman singkat.
Batalkan Putusan MK
Secara terpisah, menanggapi adanya praktik suap di balik putusan pilkada ulang di Kabupaten Lebak, Ketua Tim Sukses pasangan nomor urut 3 Iti Octavia Jayabaya-Ade Sumardi, yakni Sumantri Jayabaya menegaskan, pada awalnya seluruh tim sukses pasangan Iti-Ade menerima putusan MK itu dengan lapang dada, dan siap melaksanakan pilkada ulang.
"Melihat fakta bahwa ternyata putusan pilkada ulang Kabupaten Lebak diwarnai praktik suap yang dilakukan oleh adik kandung Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, yakni Tubagus Haeri Wardana, kami tentu sangat kecewa. Kami tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa di lembaga MK yang begitu berwibawa dan boleh dibilang âwakil Tuhan,â ternyata melakukan praktik tidak terpuji. Ini yang kami sayangkan dan kami sesalkan," tegas Sumantri.
Sumantri menegaskan, jika terbukti putusan pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada Lebak oleh MK itu karena adanya praktik suap, maka kami mendesak agar putusan MK itu dibatalkan dan pasangan Iti-Ade keluar sebagai pemenang sesuai dengan penetapan yang telah dilakukan oleh KPU Lebak.
"Kasus suap ini membuat kami tidak percaya dengan putusan MK. Kendati kami tahu, putusan MK bersifat final dan tidak bisa diganggu gugat lagi, namun kami tetap mendesak putusan MK itu batal karena sudah terbukti cacat hukum karena diwarnai suap," tegasnya.
Sumber
Ini tentang kisruh Pilkada Lebak yang bikin kisruh..
Quote:Pilkada Lebak dan goncangan dinasti Ratu Atut
Siapa yang menyangka jika wilayah Lebak Banten bakal menjadi pemicu runtuhnya Dinasti Ratu Atut Chosiyah. Bukan karena kemiskinan atau potret buram pendidikan di wilayah yang beribukota di Rangkasbitung, melainkan karena Pilkada.
Gara-gara Pilkada Lebak ini, KPK menangkap Tubagus Chaeri Wardhana yang juga adik kandung Gubernur Atut. Chaeri diduga menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar. Kasus ini pun berujung pada pencegahan sang penguasa Banten, Ratu Atut. Lalu bagaimana hal ini bisa terjadi?
Pada 31 Agustus lalu warga Lebak Banten melakukan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati. Dalam Pilkada tersebut diikuti oleh tiga pasangan calon, yakni Pepep Paisaludin-Aang Rasyidi (Panglima) dari jalur perseorangan yang mendapat nomor urut satu, lalu pasangan Amir Hamzah-Kasmin (HAK) dengan nomor urut dua dan pasangan Iti Oktavia-Ade Sumardi (IDE) mendapat nomor urut tiga.
Hasil penghitungan yang dilakukan KPUD Banten, pasangan nomor urut tiga keluar sebagai jawara di Pilkada Lebak. Namun kemenangan ini kemudian digugat ke MK oleh pasangan nomor urut dua (HAK).
Setelah melalui proses persidangan, MK dalam putusannya memerintahkan agar dilakukan pemungutan suara ulang (PSU) dalam Pilkada Lebak, Banten. Menurut MK, telah terjadi pelanggaran serius yang bersifat sistematis, terstruktur, dan masif saat Pilkada Lebak digelar.
Dalam pertimbangannya, majelis hakim yang diketuai oleh Akil Mochtar menyatakan bahwa Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya, yang juga ayah kandung Iti Octavia, telah menyalahgunakan kewenangannya untuk membantu memenangkan putrinya, Iti Octavia.
"Bupati Kabupaten Lebak, Mulyadi Jayabaya secara meyakinkan telah memanfaatkan jabatannya dengan cara menghadiri acara-acara yang bersifat kedinasan yang digunakan untuk berkampanye dalam rangka memenangkan Pihak Terkait," ujar Akil Mochtar saat membacakan putusannya pada Selasa 1 Oktober 2013 lalu.
Putusan ini memang sempat menjadi kontroversi meskipun skalanya tidak begitu besar. KPUD Lebak sendiri pasrah dan siap melakukan Pilkada ulang seperti yang diputuskan MK yang tidak bisa ditawar lagi itu.
Namun, pada Kamis dini hari kemarin semua menjadi berubah. Akibat sengketa pilkada ini, Dinasti Ratu Atut pun digoyang badai. Sang Ratu kini dicegah ke luar negeri selama enam bulan ke depan.
Hal ini bermula saat KPK menangkap Tubagus Chaeri Wardhana di rumahnya di Jalan Denpasar, Jakarta. Chaeri lalu ditetapkan sebagai tersangka bersama Akil Mochtar dan Susi Tur Andayani. Chaeri diduga telah menyuap Akil Mochtar terkait sengketa Pilkada di Lebak, Tangerang Selatan.
Kasus ini semakin meluas saat KPK mengirim surat pencegahan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia atas nama Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Ratu Atut dicegah ke luar negeri untuk enam bulan ke depan.
"Benar (telah dilakukan pencegahan)," kata Juru Bicara KPK Johan Budi kepada merdeka.com saat dikonfirmasi mengenai pencegahan ini, Jumat (4/10).
KPK melakukan pencegahan terhadap Ratu Atut terkait penyidikan kasus suap dalam penanganan perkara sengketa Pilkada Lebak, Banten. Kasus itu sebelumnya ditangani oleh Mahkamah Konstitusi.
KPK sendiri belum menjelaskan kaitan antara Ratu Atut dalam kasus dugaan suap yang dilakukan adik kandung kepada Hakim Akil Mochtar. Namun pencegahan kepada Ratu Atut ini bisa berbuntut panjang. Sebab, selama ini orang yang telah diminta dicegah oleh KPK selalu menjadi tersangka.
Ratu Atut sendiri dikenal sebagai 'orang kuat' di Banten. Hampir seluruh pejabat di Banten atau yang berasal dari Banten adalah keluarganya. Tak heran banyak yang menjuluki kepemimpinan Atut sebagai Dinasti. Lalu apakah Dinasti Ratu Atut akan runtuh akibat tersengat kasus Pilkada Lebak?
Sumber
Quote:Sebenarnya seperti apa sih, gurita dinasti yang dibangun Gubernur Atut di Banten? Diambil dari : kompasiana. Kalau ada update & tambahan keluarga yang lain, kabari ya gan
Berikut adalah beberapa keluarga/kerabat yang turut membangun dan memperbesar dinasti Ratu Atut Chosiyah termasuk Ratu Atut Chosiyah sendiri:
1. Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Provinsi Banten;
2. Suami Ratu Atut Chosiyah, Hikmat Tomet, anggota Komisi V DPR dan Pemilu 2014 ikut kembali pencalegan dari Dapil Banten;
3. Anak pertama Ratu Atut Chosiyah, Andika Hazrumy, anggota DPD dan Pemilu 2014 ikut mencalonkan sebagai Caleg Dapil Pandeglang-Lebak;
4. Menantu Ratu Atut Chosiyah, istri Andika, yakni Ade Rosi Khaerunissa, Wakil Ketua DPRD Serang dan mendaftar sebagai caleg DPRD Banten dari Partai Golkar;
5. Anak lainnya dari Ratu Atut Chosiyah, Andiara Aprilia Hikmat mencalonkan diri sebagai anggota DPD;
6. Menantu Ratu Atut, suami Apilia, Tanto Warbono, caleg DPRD Provinsi Banten di Dapil Kota Tangerang Selatan;
7. Kakak kandung Ratu Atut, Ratu Tatu Chasanah, Wakil Bupati Serang;
8. Adik tiri Ratu Atut, Haerul Jaman, Walikota Serang;
9. Adik ipar Ratu Atut, Airin Rachmi Diany, Walikota Tangerang Selatan - Suaminya adalah Tubagus Chaeri Wardana yang dikenal dengan sebutan 'gubernur jenderal' Banten.
10. Adik ipar Ratu Atut, Aden Abdul Cholik, anggota DPRD Provinsi Banten;
11. Ibu tiri Ratu Atut, Heryani, Wakil Bupati Pandeglang;
12. Ibu tiri Ratu Atut, Ratna Komalasari. Anggota DPRD Kota Serang;
13. Keluarga Ratu Atut tersebar di berbagai lini, baik eksekutif maupun legislatif, mulai dari tingkatan kabupaten hingga nasional.
Thengkyu gan..
Quote:Original Posted By mrrplr âº
buat yang penasaran foto tubagus wawan nih orangnya
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/524e1856fbca176205000007