Mita Diran, seorang copywriter muda berumur 27 tahun, meninggal dunia pada hari Minggu tanggal 15 Desember 2013 akibat bekerja selama 3 hari non-stop.
Sedikit tentang Mita Diran. Mita lulus dari Universiti Teknologi Kreatif Limkokwing jurusan Film / Cinema / Video Studies. Selanjutnya Mita bekerja sebagai Junior Copywriter di Cipta Reka Nara, Kuala Lumpur Malaysia. Setelah itu, Mita sempat ganti beberapa pekerjaan dari Freefrom, DNA Three Sixty, sampai akhirnya Mei 2012 ia kembali ke Indonesia untuk bekerja di salah satu agency.
Sebelum ajal menjemputnya, cewek yang terkenal periang dan âquirkyâ ini sempat menulis di akun pribadi Twitternya â30 hours of working and still going strooong.â
Spoilerfor Twitter Mita Diran:
twitter Mita Diran
Konon kabarnya, Mita sedang menyiapkan materi untuk pitching sebuah perusahaan Telco.
Entah mengapa, Mita tidak mengambil waktu untuk istirahat dan malah terus bekerja. Padahal sebulan yang lalu, Mita sempat nge-post di path-nya bahwa tidur adalah sesuatu yang sangat penting untuk kesehatan.
Spoilerfor Path Mita Diran:
Menurut screenshot yang beredar di internet, ayah Mita, Yani Syahrial, sempat mengatakan bahwa anaknya koma dan masuk rumah sakit akibat kerja selama 3 hari non-stop.
Sejam kemudian, kolega ayahnya mengatakan bahwa Mita telah meninggal dunia karena kerja yang melebihi batas dan terlalu banyak mengkonsumsi minuman berenergi, Kratingdaeng.
Spoilerfor Path Yani Syahrial:
FYI, kita harus berhati-hati mengkonsumsi minuman energi Gan!
Quote:Minuman energi, jika dikonsumsi berlebihan apalagi menyebabkan kecanduan, berefek buruk bagi kesehatan. Beberapa ahli bahkan menyatakan minuman energi berbahaya, utamanya karena kandungan kafein dan gula yang tinggi, di luar campuran kandungan lainnya.
"Minuman dengan kandungan kafein yang sangat tinggi berpotensi mengganggu kesehatan," kata Roland Griffiths, profesor psikiatri dan ahli saraf dari Johns Hopkins University School of Medicine, seperti dikutip situs webmd.
Kafein dan gula tinggi
Sebuah penelitian menunjukkan, kafein yang terkandung dalam minuman energi bisa jauh lebih tinggi dibanding secangkir kopi. Selain itu, kafein dalam minuman energi juga berpotensi menimbulkan risiko yang lebih besar, khususnya bila dicampur dengan minuman beralkohol.
"Apa yang kita ketahui sekarang, minuman energi bisa mengandung seperempat cangkir gula dan lebih banyak mengandung kafein ketimbang secangkir kopi pekat," ungkap John Higgins, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Texas, Houston, AS, yang memuat risetnya pada jurnal Mayo Clinic Proceedings.
Kadar kafein dalam minuman energi bisa sangat beragam, yakni antara 70 dan 200 miligram setiap 16 ons penyajiannya. Sebagai perbandingan, secangkir kopi 8 ons mengandung 40-150 mg kafein, tergantung bagaimana kopi itu diseduh.
Tingginya kandungan kafein pada minuman energi juga disampaikan peneliti dari Universitas Bonn, Jerman, Jonas Dorner. "Jumlah kafein dalam minuman energi lebih tinggi tiga kali ketimbang minuman berkafein lainnya seperti kopi atau soda," ungkap Dorner.
Griffiths mengatakan kafein bisa menyebabkan tekanan darah meningkat dan jantung terasa berdebar-debar, terutama bagi mereka yang sensitif. Reaksi yang berbahaya pada minuman energi yang bisa terjadi antara lain rasa pusing, mual, sakit maag, tremor, serta mati rasa.
Dorner juga menegaskan, banyak efek samping yang muncul akibat mengonsumsi kafein dengan asupan tinggi. "Termasuk detak jantung yang cepat, jantung berdebar, peningkatan tekanan darah, dan dalam kasus yang paling parah, kejang atau kematian mendadak," terangnya.
Kandungan gula yang tinggi pada minuman energi juga bisa menyebabkan penyerapan air ke dalam tubuh terhambat sehingga menimbulkan risiko dehidrasi. Dehidrasi justru memperburuk performa, baik saat sedang beraktivitas atau duduk di belakang meja.
Selain itu, gula tinggi pada minuman energi bisa memicu peningkatan kadar gula darah, merusak gigi dan menyebabkan pertambahan berat badan.
Campuran taurin
Beberapa jenis minuman energi umumnya mengandung taurin. Mengutip Symptompfind, taurin adalah asam amino, tetapi bukan asam amino esensial yang perlu didapatkan dari makanan.
Taurin seringkali ditambahkan ke produk-produk minuman karena banyak yang percaya dapat meningkatkan kinerja saat melakukan aktivitas fisik. Taurin juga biasa diresepkan untuk orang yang menderita tekanan darah tinggi, gagal jantung kongestif, ADHD, penyakit hati, tinggi.
Selama ini, kepercayaan populer menyebutkan bahwa taurin berasal dari testis banteng. Padahal, zat ini tidak berasal dari testis banteng meskipun dapat ditemukan dalam empedu banteng serta pada sapi betina. Taurin bisa didapatkan dari daging dan ikan, tetapi sering dibuat secara sintetis untuk produk komersial seperti minuman energi dan suplemen.
Nah, kandungan taurin pada minuman energi ini kerap tak tertera dalam label. Inilah yang menjadi kekhawatiran karena percampuran bahan ini berisiko bagi kesehatan.
"Isu lain yang menjadi sorotan adalah tidak semua bahan yang terkandung dalam minuman energi dicantumkan pada label kemasan. Bahan-bahan seperti herbal stimulan guarana, asam amino taurin, serta ramuan, mineral, dan vitamin lainnya yang mungkin dapat berinteraksi dengan kafein luput dari label," ungkap Higgins seperti dilansir Reuters.
Kekhawatirannya, percampuran bahan tersebut akan memengaruhi denyut jantung, tekanan darah, dan bahkan kondisi mental, khususnya saat dikonsumsi dalam jumlah besar bersama alkohol.
Kandungan taurin pada minuman juga menimbulkan efek buruk pada kesehatan mental. Sebuah penelitian terhadap tikus menunjukkan hal ini.
"Tikus-tikus yang diberi taurin menunjukkan perilaku aneh seperti gelisah dan bunuh diri. Kita bukanlah tikus. Namun, konsumsi minuman tersebut telah menunjukkan hubungan positif dengan perilaku berisiko tinggi," tulis Higgins dan koleganya.
Sumber
Ucapan belasungkawa untuk Mita masih terus mengalir di dunia maya, termasuk dari E&Y Indonesia, tempat Mita bekerja.
Spoilerfor Twitter E&Y Indonesia:
Facebook E&Y Indonesia
Bahkan, demi menghormati Mita yang dikenal sebagai karyawati murah senyum dan ceria, pihak Y&R Group Indonesia meliburkan satu hari seluruh karyawannya, hanya untuk mengantarkan jenazah gadis cantik itu ke peristirahatan terakhir, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut pada Senin 16 Desember 2013 pukul 10:00 WIB.
Namun tak jarang, beberapa orang mengecam sadisnya bekerja di dunia periklanan.
Spoilerfor Salah satu kolega yang menulis di akun fb-nya Mita:
Dan mengutip perkataan seorang ibu rumah tangga yang dulunya pernah kerja di dunia periklanan
Quote:"untuk para mahasiswa iklan dan calon pemburu kerja di bidang iklan....its a tough industry! dari luar terlihat santai, pakai sneakers dan kaos oblong ke kantor and i have to admit that in my 10 years life in advertising i was feeling very cool and proud at that time. I love my job!!!! Tetapi percayalah jangan pernah berniat untuk kerja lama-lama di industri ini. Jangan pernah mau dibudaki oleh waktu kerja yang panjang yang berpotensi besar untuk merusak fisik dan hubungan sosial. Karena pada akhirnya kerja non stop puluhan jam sampai fisik rontok hanya untuk membuat konsumen tidak mengganti chanel mereka saat melihat iklan shampoo yang kita buat, akan sangat sangat terdengar bodoh."
Spoilerfor twit seorang pekerja iklan:
Quote:Kasus meninggalnya copywriter muda, Mita Diran, diharapkan menjadi perhatian serius bagi semua pihak terkait. Perusahaan, pekerja, dan klien ke depannya diminta bersikap realistis.
"Bukan cuma untuk perusahaan, tapi juga pribadi. Lebih perhatikan batas masing-masing," kata Wakil Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) DKI Jakarta Ricky Pesik ketika dihubungi, Senin (16/12/2013).
Ricky berpendapat, kasus Mita tidak bisa hanya diselesaikan perusahaan tempat Mita bekerja. Menurutnya, kasus itu juga menjadi peringatan bagi klien untuk memperlakukan perusahaan periklanan lebih manusiawi.
"Sering kali keputusan diambil mepet yang menyebabkan kita tidak punya pilihan. Kalau Anda enggak bisa, toko sebelah bisa," kata pria yang sudah bergelut di dunia periklanan sekitar 23 tahun itu.
Bagi perusahaan, kata dia, juga mesti lebih realistis memandang sumber daya manusia. Selama ini, kata dia, perusahaan terkadang menawarkan karyawan dari perusahaan lain dengan iming-iming gaji beberapa kali lipat. Namun, beban kerja bisa bertambah tiga sampai empat kali lipat.
Ricky melihat pekerja muda saat ini lebih ambisius dan sering menguji batas diri. Hal itu diperparah oleh pola konsumsi yang kurang sehat. Contohnya, mengonsumsi minuman penambah energi yang berkafein tinggi.
Sebagai pimpinan di Satucitra Advertising, Ricky mengaku selalu mengingatkan para pegawainya untuk pulang jika sudah terlalu lama bekerja. Jika sudah lembur, kata dia, pegawainya dipersilakan untuk masuk sore atau libur pada esok harinya.
"Kalau ada yang kerja sampai jam 4 pagi, mereka sering nongol sore, atau off sehari sesudahnya. Itu untuk memberi waktu istirahat yang lebih layak," kata dia.
Ketika ditanya bagaimana tindak lanjut dari PPPI, menurut Ricky, kasus Mita akan menjadi topik penting pihaknya. Namun, sebagai penghormatan kepada keluarga Mita, kata dia, pihaknya belum akan membahas untuk saat ini.
"Di Indonesia, ini kasus pertama di dunia periklanan. Mungkin pernah terjadi, tapi enggak sedramatis ini," pungkas Ricky.
Sebelumnya, seorang copywriter di salah satu perusahaan iklan Indonesia, Mita Diran, meninggal dunia pada Minggu (15/12/2013) malam setelah bekerja tak mengenal waktu. Menjelang kematiannya, diketahui Mita bekerja tiga hari tanpa tidur.
"30 hours of working and still going strooong," tulis Mita di akun jejaring sosial Twitter miliknya, @mitdoq.
Dikabarkan juga, selama lembur, Mita mengonsumsi minuman penambah energi yang berkafein tinggi. Minuman tersebut memang dapat memberikan stimulan bagi tubuh, tetapi sifatnya hanya sementara dan sebenarnya tidak menghilangkan lelah.
Sumber
Kepergian Mita yang mendekati masa liburan ini menjadi sebuah peringatan untuk kita semua di mana banyak orang bekerja sangat keras sampai-sampai mengorbanankan dirinya sendiri hanya untuk demi kepentingan pekerjaan.
Sebagai seorang pegawai kita harus mengjaga agar hidup tetap sehat dan seimbang di mana kita tahu batas kemampuan kita. Sedangkan sebagai atasan, kita harus bertanggung jawab atas kesejahteraan staff dengan tidak menyarankan lembur yang mengatasnamakan profit
Kalau mati-matian kerja untuk mendapatkan status, materi, dan kepercayaan tapi ujungnya bisa beresiko untuk kesehatan buat apa? Nah Agan lebih pilih mana yang mana, kerja keras untuk mendapatkan materi dan posisi tapi punya resiko terhadap kesehatan atau kerja secukupnya tapi punya hidup yang seimbang?
SUMBER
SUMBER
SUMBER
SUMBER
Komentar Kaskuser:
Quote:Original Posted By lakula âº
ya, asal ente tau, tipus dan sakit kuning itu kaya penyakit standar yang hampir semua orang industri kreatif pernah ngalamin..mudah2an suatu saat akan ada perbaikan sistem di industri ini..agar kasus kayak gini ga perlu terulang lagi..[/FONT]
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/52aecf8afeca173f3f8b456d