Quote: WELCOME TO MY THREAD
Sebuah Pelajaran HIDUP Dari Warung Kopi
Spoiler for No Repost:
Quote: Aku terlahir bukanlah dari golongan atas, aku terlahir dari keluarga golongan menengah . Namun bukan berarti aku tidak pernah merasakan nikmatnya gaya hidup golongan atas, walaupun kenikmatan itu bisa aku rasakan hanya dalam kesempatan tertentu saja.
Jaman sekarang, banyak anak muda yg terlena dalam kehidupan mewah, entah itu dari golongan yg gaya hidupnya seperti itu, namun juga ada yg dari golongan menengah, ataupun bawah yg memaksakan menikmati kehidupan seperti itu. Memang bergaya hidup seperti itu sangat menyenangkan namun dibalik itu semua, dibalik kehidupan bebas dan foya-foya, jika kita tak bisa bertahan kita harus siap dengan kondisinya.
Kali ini ane mau berbagi sedikit cerita mengenai pelajaran yg ane dapatkan dari sebuah warung kopi pinggir jalan, tempat ane bermain dan berkumpul bersama kawan-kawan
Spoiler for Prolog:
Sebuah Pelajaran HIDUP Dari Warung Kopi
Bukan seminggu dua minggu aku bermain ditempat ini, tapi sudah hampir 5 tahun aku selalu kesini. Sebuah warung kopi sederhana yg terletak dipinggir jalan. Warung kopi ini bisa dibilang cukup asri dan nyaman, ada beberapa pohon besar yg tumbuh disekitarnya menambah suasana nyaman dan tentram di tempat ini. Aku memilih bermain-nongkrong-diwarung ini bukan karna aku tak sanggup main ditempat yg berkelas atau semacamnya, namun karna ditempat ini aku bisa lebih mempelajari yg namanya KEHIDUPAN. Yg main di warung kopi ini tidak hanya model model anak SMA saja, tapi beragam profesi, beragam suku, beragam kulit, beragam kebudayaan juga ada disini. Dari yg pekerja matrial, tukang bangunan, tukang jahit keliling, hingga ex-wartawan antara, dan ex-pemain nasional indonesia 70an pun ada disini.
Di warung kopi ini, hampir setiap harinya aku selalu bertukar pikiran bersama penghuninya, dari masalah-masalah kecil hingga politik, ekonomi, pemerintahan, tata kota, juga hukum. Walaupun mereka hanya dipandang banyak orang sebagai para pekerja rendahan, namun nyatanya yg aku alami, mereka memiliki pola fikir yg lebih kritis dibanding anak muda zaman sekarang-yg seharusnya-berfikir seperti itu. Namun yg paling menarik perhatian ku dan ingin kubagikan kepada kalian, adalah beberapa perbincangan bersama mereka.
Spoiler for Page One:
Quote:
Ketika itu aku sedang duduk sendirian sehabis pulang les, ku pesan kopi hitam, dan setengah bungkus rokok untuk kuhisap. Tak ada kerjaan lain selain merokok, aku bermain handphone, sekedar mengecek twitter ataupun bbm yg masuk. Sekitar 15 menit aku berkutat pada layar handphone dan menikmati rokok ku, tak kusadari dari kejauhan Om Eko (ex-wartawan ANTARA) datang dan bergabung bersamaku di warung kopi ini.
Om eko sudah tua, aku tidak tahu pasti berapa umurnya, tapi kira-kira sekitar umur 60/70an, mungkin. Namun beliau memiliki jiwa muda yg masih membara. Setelah tos pertemuan yg biasa sering anak muda zaman sekarang lakukan, kami mulai berbincang ringan, ngalor ngidul tentang urusan sekolah, pacar, makanan, minuman, hingga ke musik pun kami perbincangkan. Hingga kami mengobrol tentang masalah pandangan hidup, dari hal simple, seperti misalnya nongkrong ditempat seperti ini. Pak eko bertanya.
Spoiler for :
'Kenapa lu nongkrongnya disini? Kan anak muda biasanya lebih milih nongkrong disinilah...disitulah... Tapi kenapa lebih milih nongkrong disini?'
'Karna lebih asyik aja om nongkrong disini, gatau kenapa, lebih nyaman aja disini ketimbang tempat lain, ada yg beda aja'
'Apa yg beda?'
'Ya kaya misalnya saya disini bisa banyak dapet pelajaran om, bertukar fikiran, apalagi kalo ngobrol sama om. Ada aja ilmu yg saya dapet, apapun itu. Coba kalo ditempat semacam *edited* mana bisa dapet hal beginian'
'Bagus juga pandangan lu lan, yah lan namanya hidup, setiap orang memang punya pandangan dan persepsi berbeda-beda. Tapi dari perbedaan itu kita bisa jadiin itu refrensi atau pelajaran untuk kehidupan kita supaya lebih baik'.
Setiap berbincang bersama beliau, aku lebih banyak diam dan mendengarkan, yg aku tahu beliau pernah tinggal di belanda dan jepang untuk beberapa puluh tahun, kerja sebagai wartawan, serta menjadi salah satu anggota perkumpulan besar pemuda Indonesia disana pada zamannya, aku tidak tahu namanya apa. Yang membuat saya suka dengan beliau, beliau tidak malu untuk 'mengatai' diri sendiri, menjadi salah satu bahan tawa ditempat ini.
Salah satu lawakan beliau
'Dulu ada 3 makhluk yg suka komplain ke tuhan. Manusia, sapi, sama anjing. Manusia komplain, karna mereka ngerasa umurnya terlalu dikit cuma 30 tahun. Sapi juga komplain karna kerjanya berat tapi harus hidup 30 tahun juga. Sedangkan anjing hidupnya paling cuma jaga rumah doang masa hidupnya 20 tahun. Akhirnya si sapi dikasih umur 10 tahun, anjing 5 tahun, sedangkan manusia saking rakusnya minta sisa umur sapi sama anjing yg dikurangin, jadi umur manusia 65 tahun. Yaudah berarti lu lan nikmatin kehidupan manusia sampe umur 30an doang, masih bisa bebas kesana kemari, nanti kalo udah lebih 30, 20 tahun kemudian kerjaan lu kaya sapi, kerjaaa terus buat biayain anak lu, keluarga lu dan semacamnya, tapi nanti kalo udah 50 keatas kita jadi kaya anjing kerjaan cuma melet jagain rumah doang udah. Nah sekarang gua nih udah jadi anjing nih lan, melet doang jagain rumah'
Saat itu aku tertawa terbahak, mendengar ceritanya, masuk akal juga, lawakannya juga bukan hanya sekedar lawakan. Dan beliau aku tertawakan pun tidak marah, malah ikut tertawa bersamaku.
Spoiler for Page Two:
Quote:
Pak ipong silalahi. Kalau tidak salah itu namanya, beliau mantan pemain sepakbola nasional Indonesia-kalau tidak salah-zaman 60 atau 70an Beliau adalah striker hebat andalan Indonesia pada waktu itu. Yang kusuka dari beliau, beliau masih sangat semangat jikalau membahas tentang olahraga terutama sepakbola, walau beliau juga merasa miris terhadap pesekbolaan nasional kita saat ini.
Spoiler for : 'Dulu pelatihan untuk jadi pemain bener-bener keras, emang harus disiapin terlebih dahulu, bukan cuma fisik tapi terutama mental. Kalo dulu pas zaman-nya saya, kalo tim sudah tertinggal lebih dulu, kita malah tambah semangat, semangat membuktikan kalau kita bisa lebih baik dibanding musuh, namun jika kita kalah, yasudah kita harus menerima lapang dada. Tapi zaman sekarang baru ketinggalan satu dua gol, udah terima lapang dada kekalahan padahal permainan belum selesai'
Ya memang gaada salahnya apa yg pak ipong bilang, miris juga kalo sadar apa yg pak ipong bilang memang sesuai seperti gambaran zaman sekarang. Miris, menyedihkan. Apalagi saat tim Indonesia melawan salah satu negara bagian timur tengah, aku lupa namanya, pak ipong sempat menjadikan cara bernyanyi lagu INDONESIA RAYA, yg menurut beliau harusnya dapat dinyanyikan dengan semangat dan tegas oleh para pemain, tapi nyatanya malah terdengar malah seperti melambai. Memang tidak sepenuhnya seperti itu, tapi sayangnya memang belum ada hasil prestasi nyata dari bidang olahraga tercinta negara ini. Andai saja kepengurusan benar-benar bergerak seperti seharusnya, kita memiliki banyak bakat dan potensi, mengembangkan dan membimbing dengan benar aku rasa lebih dari cukup untuk membenahi persoalan itu.
Spoiler for Tambahan:
Quote:Penampilan internasional pertama Indonesia di kancah resmi terjadi di Asian Games 1951 di New Delhi India ketika itu timnas kalah 0-3 dari India dan kostum yang dipakai adalah merah putih, sebelumnya ketika masih dibawah Hindia Belanda dan tampil di Piala Dunia 1938 kostum timnas berwarna Orange-putih-biru. Oranye merupakan warna kebesaran timnas Belanda sekarang.Pada era 50an timnas Indonesia juga memperkenalkan kostum hijau-putih. Warna Hijau identik dengan warna organisasi PSSI. Dengan jersey hijau ini timnas pernah tampil bagus pada PPD 1958 dengan nyaris lolos ke Piala Dunia di Swedia. Ketika era 60-an kostum timnas ada 3 macam, ini karena saat itu PSSI membentuk tiga timnas. selain menggunakan kostum merah-putih juga punya kostum hijau-putih. Sedangkan tim Garuda, yang antara lain diperkuat Omo, Anjik Ali Nurdin, dan IPONG SILALAHI juga dilengkapi kostum biru-putih.
Spoiler for Pak Ipong:
Spoiler for Page Three:
Quote:
Juga tidak jarang aku nongkrong bareng satpam, pekerja bangunan' ataupun pekerja matrial. Salah satunya mang iis, ia bekerja sebagai salah satu pekerja bangunan yg sering nongkrong di warung ini. Waktu itu aku bersama 2 temanku sehabis bermain catur, kami berbicara mengenai tentang dimana nanti kami akan kuliah selanjutnya dan semacamnya, kamipun juga ngobrol tentang jalanan indonesia yg sehabis banjir sangat mudah tergerus, rusak, dan menjadi bolongan maut sekarang-sekarang ini. Dan obrolan itu menarik minat mang iis untuk nimbrung bersama kami.
Spoiler for :
'Yah ginilah indonesia, pas dirapat ngomongnya 10-15 juta persekian meter jalan, tapi pas turun kejalan juga paling cuma 4-5 juta doang. Ga pernah sesuai. Ngomongnya doang sebagai perwakilan rakyat, tapi nilep duit rakyat getolnya bukan main'
Setelah beberapa menit membahas masalah politik, yg dimana kami 3 orang anak SMA melakoni dengan sekedar pengetahuan yg kita tahu saja, mang iis bilang
Spoiler for : 'Andai pemerintahan kita orang-orangnya bener-bener amanah, bener-bener bisa megang kepercayaan, jangankan malaysia ataupun negara asia, amerika juga nekuk sama kita. Tapi sayangnya itu kesadaran diri orang-orang kita masih kurang'
Spoiler for Quotes:
Quote: Om Eko
Spoiler for :
-Hidup itu gak hanya tentang apa kita bisa sukses atau tidak, tapi apa kita bisa berguna untuk diri sendiri dan lainnya.
-Sebenarnya udah banyak yg salah didunia ini. Cuman yg harus dilakukan sekarang, cukup untuk selalu jadi pribadi yg benar di kesalahan kehidupan ini.
-Untuk cinta, coba cari pasangan yg ngebuat kamu ngerasa fit and belong with you. Kejar, dan usahain terus dia untuk terus sama kamu.
Quote: Pak Ipong
Spoiler for :
-Usaha dan kerja keras itu perlu, tapi niat yg paling penting. Jangan jadiin usaha dan kerja keras sia-sia tanpa tujuan dan niat pasti
-Menang atau kalah dalam permainan itu hanya hal kecil, yg jadi hal besar bisa menerima kekalahan dengan lapang dada, dan bisa rendah hati saat menang.
-kadang hal benar bisa terlihat salah, dan salah bisa terlihat benar. Yg harus dilakukan cukup dengan melihat menggunakan kacamata yg tepat aja.
Quote: Mang iis dan kawan-kawan
Spoiler for :
-Amanah itu penting, salah satu komponen yg harus selalu diperjuangkan.
-Jadi tukang emang keliatan rendahan, tapi kita masih punya harga diri, kita nunjukinnya dengan cara kerja keras dengan sejujur mungkin.
-kenapa yg kaya bisa seenaknya ngamburin duit? Karna mereka tak pernah tau apa arti hidup sebenarnya. Hanya kesenangan sekejap aja yg selalu mereka kejar dan nikmati.
Quote: Satpam Army
Spoiler for :
-Ya hidup itu emang begini, kita ngasih keamanan ke penghuni, tapi diri kita siapa yg ngamanin? Keliatan gak adil kan? Iya memang, tapi itu buat orang-orang yg gabisa nerima keadilan itu sendiri.
-Kebanyakan orang masih suka nanya kenapa? Bagaimana? Atau semacamnya tentang kehidupan ini. Padahal tinggal jalanin sebaik mungkin, percaya diri sendiri juga cukup nuntun kita dikehidupan ini.
-Buat nemuin jati diri kita dan jadi diri sendiri emang sulit, tapi, itu salah satu hal berharga yg harus diperjuangin
Spoiler for Ending:
Quote: Andai semuanya bisa dicermati dengan seksama, dari beberapa perbincangan ini bisa mengajarkan kita sedikitnya tentang kehidupan.
Spoiler for : Bagaimana menjaga amanah, tentang pandangan kehidupan, semangat dan motivasi diri sendiri untuk mencapai suatu hal, keadilan, mencari jati diri serta menjadi diri sendiri, bahkan juga cinta.
Dari Perbincangan diatas masih banyak yang bisa kita mabil dan kita cermati, yang terpenting bagaimana kita melihat sisi dan sudut pandang yang berbeda.
Quote:Sekian dari sedikit kisah ane. Mohon maaf jika masih banyak kesalahan dan kekurangan pada Thread ane.
Quote:Bagi yang berkenan boleh kirim ini-nya
Quote:Namun bagi yang kurang berkenan tolong jangan
Spoiler for Sumber Gambar: Google.co.id
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/530c4bbfffca177e2e8b481c