Quote:
Sebenernya trip kali ini sempet tertunda karena kurangnya peserta dikarenakan kesibukan masing-masing, tapi syukurlah diundur karena kalau tidak TS gak bisa ikut. Yup TS memang baru gabung dengan rekan-rekan Backpacker Community Lampung (BCL). TS sebenernya udah lama gabung di kaskus tapi cuma jadi silent reader aja, tapi berhubung niat menggebu ingin mengeksplore Lampung yang sudah TS tinggali 3 tahun lebih
Akhirnya ane masuk ke thread BCL yang pernah ane buka juga dan ternyata nasib baik itu datang ane bisa ikut gabung bareng rekan-rekan BCL untuk trip menuju Lampung Barat. Trip BCL kali ini disepakati dilaksanakan pada tanggal 31 Januari - 2 Februari 2014.
Quote:Oke daripada kebanyakan basa-basi nanti malah keburu basi, yuk ah kita liat aja gimana serunya BCL menjelajah indahnya Lampung Barat
Ini dia peserta trip ini:
Devalope2999 -- > TS
Damage.Inc
Gandoldmc
Udherdoank
NoFOrName
Cimoth.bae
.adisaputra.
rget="_blank">Krisnaa
Spoiler for The Story Part 1: Quote:Oke tujuan trip kali ini yaitu menuju Lampung Barat, destinasi yang akan kita kunjungi yaitu wisata water sport Arung Jeram di Sumber Jaya, LamBar serta di hari kedua kita berkunjung ke Danau Ranau, sebenernya sih rencananya pengen ke Suoh tapi keadaan cuaca tak memungkinkan.
Jumat, 31 Januari 2014 Mentari pagi mulai mencoba untuk menampakan dirinya, suara ayam berkokok pun mulai terdengar sayup di telinga tapi semua itu tak mengurungkan tidur TS pagi itu. Namun sial alarm berbunyi dengan kerasnya memanggil TS untuk segera bangun dan bersiap-siap menuju meeting point. Selesai mandi dan perlengkapan OK TS berangkat menuju meeting point jam 06.00. Sebenernya sih harusnya jam 06.00 TS udah di meeting point. Sebagai anggota baru jadi malu datang telat
Oke skip setelah menunggu angkot yang cukup lama karena masih sangat langka di kala matahari baru menampakan dirinya TS tiba di meeting point jam 06.15. TS celingak-celinguk memperhatikan sekeliling mencari keberadaan partner yang lain. Ini pertama kalinya TS bertemu dengan rekan BCL, jadi masih bingung apalagi di meeting point ada 2 unit bus yang mau liburan juga tambahlah bingung TS dibuatnya
TS coba SMS Kak Gandol menanyakan posisi dan sambil iseng liat ke bagian lain. Ahaaa dengan insting sang petualang... TS liat ada om-om lagi mangkal Uppsss maksudnya ada om yang sedang duduk di motornya dengan barang bawaan khas seorang backpacker, nah dengan yakin ane sapa dan kenalan. Ternyata memang betul si om lah yang akan pergi ke Lampung Barat juga. Berkenalan dengan peserta pertama yaitu Om Yasin. Kemudian berkenalan kembali dengan peserta kedua yaitu Bro Adi yang sebenernya udah TS liat dari waktu masih diangkot saat bro Adi sarapan.
Kemudian datang satu persatu peserta diantaranya Krisna, menyusul Kak Gandol beserta boncengersnya yaitu Kak Chimoetz. Dan peserta terakhir yang datang yaitu Kak Tonyol dan partnernya Kak Udher.
Quote:Karena sudah kesiangan dan meleset satu jam dari jadwal kita semua pun bersiap memulai perjalanan, tapi sebelumnya narsis dulu.
Jam 07.30 kita memulai petualangan ini dengan meninggalkan Museum Lampung.
Oke berikut posisi peserta:
Om Yasin single, Kryzna single juga, Kak Gandol tandem bareng Kak Chimoetz, Kak Tonyol tandem bareng Kak Udher dan terakhir ane tandem sebagai boncengersnya Kak Adi.
Baru jalan beberapa ratus meter mampir terlebih dahulu di sebuah SPBU untuk memberikan kesempatan bagi yang belum isi full bahan bakar kendaraannya.
Perjalanan pun dimulai dengan menyusuri Jalan Lintas Sumatera yang terlihat lumayan masih cukup sepi, mungkin karena hari libur juga. Dingin terasa menusuk ke tulang karena cuaca mendung menyelimuti langit pagi ini.
Kami semua berjalan beriringan dengan kecepatan cukup standar hanya sekitar 60-80km/jam saja, yup meskipun sudah telat kita tetap utamakan safety. Jalanan pun masih lancar-lancar saja namun kondisi jalan setelah melewati simpang Kota Metro mulai tak bersahabat. Lubang jalanan mulai menyambut kami, kalo lubang berjalan sih enak nah ini jalan berlubang. Dengan sigap pembuka jalan memberikan kode pada peserta di belakang. Zig Zag ditengah kepadatan truk di lintas Sumatera bukan hal mudah namun itulah tantangannya. Tapi salut sama para peserta, pada pinter ngeles kaya buat ngindarin lobang, ane sih berdoa aja sebagai boncengers semoga selamat sampe tujuan
Sekitar pukul 08.30 yang memimpin perjalanan pun memberi aba-aba dengan sein kiri menandakan kita akan berhenti, yap kita berhenti di areal Masjid di Bandar Jaya. Disinilah kami beristirahat untuk menuju toilet dan memberikan kepada yang belum sarapan untuk mengisi perut.
Sekitar 20 menit berhenti kita kembali melanjutkan perjalanan yang belum ada 1/2nya dari total yang akan kita tempuh. Kondisi jalan pun semakin parah bahkan lubang semakin dalam dan lebar. Kondisi lalu lintas pun tersendat karena harus mengantri dan jalan perlahan. Sampai di jembatan Terbanggi Besar kendaraan pun dialihkan karena ada sebuah jembatan putus, namun kita masih di perbolehkan melintas karena masih cukup aman untuk para bikers.
Setelah jembatan ini jalur pun terpisah antara kendaraan yang akan melintasi Lintas Timu dan Lintas Tengah, oke kita akan lurus menuju Lintas Tengah menuju Kotabumi. Jalanan pun kembali sepi dan cukup mulus, pemandangan sisi kanan dan kiri hanya perkebunan-perkebunan dan sesekali terdapat pemukiman dan juga industri.
Sampailah kita di Kotabumi dan kita putuskan untuk berhenti di sebuah mini market dan membeli perlengkapan konsumsi untuk kita di tempat camp. Lumayan lama juga berhenti disini sekitar 30 menitan.
Lanjut lagi membelah lintas tengah menuju Bukit Kemuning, sebelumnya mampir terlebih dahulu ke sebuah SPBU untuk memberikan kesempatan pengisian bahan bakar kendaraan masing-masing. Lanjut lagi membelah jalanan yang cukup lengang, kondisi jalan kembali banyak yang berlubang namun tidak separah di Bandar Jaya tadi namun tetap waspada bisa-bisa kalau kita tidak konsentrasi dan salh perhitungan masuk ke dalam lubang yang tidak ada nikmatnya sama sekali. haha
Masuk ke Bukit Kemuning, disini jalanan sangat memprihatinkan, sama lah seperti di Bandar Jaya tadi. Disinilah terdapat persimpangan yang memisahkan Lintas Barat dan Lintas Tengah Jalinsum. Kita ambil arah kiri menuju Liwa atau Jalur Lintas Barat Sumatera.
Jalur pun mulai menanjak, udara pun terasa mulai berbeda khas seperti mulai masuk ke wilayah pegunungan. Jalanan pun cukup mulus dan motor bisa semakin di pacu mengingat waktu sudah cukup siang dan kebetulan kondisi jalan lengang.
Jalan pun mulai berliku-liku, dibutuhkan konsentrasi tinggi untuk menaklukan trek ini. 3 motor di depan pun memanfaatkan trek ini untuk menguji adrenalin, kini tinggal tersisa Om Yasin serta Bro Adi dan TS dibelakang yang santai menikmati lintasan ini serta indahnya view pegunungan di sekeliling. Bagi saya yang baru melintasi trek ini menikmati sekali pemandangan sekitar. Karena sumpah pemandangannya indah sekali, super pecaaaaaaaaaahhh men..
Tikungan tajam makanan yang harus dihadapi, salah perhitungan jurang dan tebing yang kita dapatkan. Sampai di puncak pendakian terdapat sebuah Masjid yang indah gak kalah seperti Masjid di Puncak Pass, Bogor sana dan ada juga Rest Area menara pandang milik Pemkab LamBar untuk istirahat sambil menikmati indahnya pemandangan sekitar, namun kita terus melanjutkan perjalanan.
Sekitar sejam berliku-liku sampailah kita di Sumber Jaya tempat kita akan berarung jeram yaitu pukul 12.15. Kita pun telah tiba di base camp Arung Jeram Sumber Jaya
Quote:Sebelum memulai Arung Jeram kita pun beristirahat sejenak sambil meluruskan kaki dan ngopi bareng. Lumayan lah menghangatkan badan yang muali kedinginan karena suhu udara disini benar-benar WOW..
Jam 13.15 kita pun berganti kostum untuk siap berarung jeram, wah cuaca dingin begini harus berganti baju dan akan mencelupkan diri di ari pasti sesuatu banget deh.. Perlengkapan pun tak lupa di pakai, pelampung, helm, oke kelengkapan keselamatan sudah siap. Kita pun turun dari base camp ke tepi sungai. Dibagikanlah masing-masing sebuah dayung. Disini pula kita diberikan arahan oleh instruktur.
Kami pun dibagi 2 team, dengan 2 perahu yaitu merah dan abu-abu. Perahu merah untuk team yang lebih pro, dan perahu abu-abu untuk team amatir seperti saya. Instrukturnya untuk perahu abu-abu yaitu Bang Andy, sedangkan perahu merah dengan 2 instruktur. Padahal yang abu-abu yang amatir tapi instrukturnya cuma 1
Perjalanan pun dimulai, perahu abu-abu berada di posisi depan. Menurut Bang Andy debit air sudah menurun tidak seperti seminggu lalu sedang deras-derasnya dan pastinya lebih menantang, tapi sekarang lumayan lah.
Pemandangan 3 km pertama akan dilewati dengan flat, jeram baru akan muncul setelah 3 km.. Pemandangan sekitar sangat asri sekali, dan sesekali kita berjumpa dengan warga sekitar yang sedang memancing. Tampak sisa-sisa kedahsyatan air beberapa minggu sebelumnya, banyak sekali bekas longsoran di tepi sungai. Kita pun terhambat oleh pohon bambu yang tumbang menutupi seluruh aliran sungai, namun karena kehandalan instruktur kita pun berhasil melintasi gangguan tersebut.
Kembali melanjutkan aliran sungai yang masih flat, di pinggir sungai munculah seekor biawak yang menjadi pemandangan berbeda pada arung jeram ini, sungguh luar biasa indahnya ditambah hadirnya hewan yang mulai langka ini.
Sekitar 2 km berlalu kita pun di beri aba-aba untuk âpindah kiriâ artinya semua peserta harus ke sebelah kiri. Dalam hati cuma bilang âKayaknya bakal gak enak nihâ. Yap ternyata memang gak enak kita dikerjai instruktur, perahu pun dengan seketika terbalik dan Byuuuuuuuuuurrrr semuanya tercebur ke air.
Mau tahu gimana rasanya? Waw dinginnya air sungai ini, seperti mandi di air es. Walah udah dingin tambah dingin. Perahu pun kembali dibalikan dan satu persatu naik ke perahu, diatas perahu menggigil karena nyebur tadi. Tapi tetep asyik meskipun dingin.
Mulailah pada jeram pertama dan pertarungan pun dimulai. Wah rasanya seru menghadapi jeram demi jeram yang semakin lama semakin menantang. Ditengah keasyikan kita mengarungi jeram munculah seekor moyet tepat diatas kepala kita yang bergelantungan di pohon. Waw memang supeeeeerrr pecah men berarung jeram di tempat ini. Masih bener-bener alami deh, gak nyesel pokoknya. Setelah sekitar 1,5 jam mengarungi sungai kita pun beristirahat di tepian sungai tepat dibawah perkebunan kopi.
Sekedar melepas lelah dan juga dahaga selama perjalanan tadi. Kami pun foto-foto dengan kamera seadanya yang sudah dibungkus plastik namun sayang hasilnya burem karena kamera terbungkus plastik. Sayang kami tak ada yang membawa kamera yang water resistant sehingga tak bisa mengabadikan moment-moment yang sudah dilewati.
15 menit beristirahat, perjalanan kembali dilanjutkan.. Jeram yang dihadapi pun semakin besar dan penuh tantangan. Perahu berputar-putar dan dihantam batuan yang besar. Bagi saya yang baru pertama kali berarung jeram sebuah pengalaman luar biasa bisa menikmati jeram-jeram yang cukup besar ini. Menjelang jeram terakhir perahu pun menepi dan Bang Andy memerintahkan salah satu instruktur untuk memotret kami di jeram terakhir yang paling deras.
Kami pun melintasi jeram yang paling deras, disini jika kita tidak kuat-kuda-kudanya bisa terhempas di perahu, jeram pun terlewati dan petualangan pun berakhir. Banyak sekali yang di dapatkan setelah berpetualang dengan menyusuri aliran sungai ini, terutama menyadarkan TS bahwa negeri ini memang kaya akan segalanya, apa sih yang gak ada di negeri tercinta ini. Oleh karena itu mari kita jaga dan lestarikan semuanya
Ngapain pergi keluar negeri kalo negeri kita sendiri sudah persembahkan keindahan yang tiada duanya.
Sayang petualangan telah usai, namun cukup melelahkan sekitar 2,5 jam bermain dengan jeram-jeram ini. Kami pun semua naik ke atas jembatan sebagai end point setelah itu mengangkat perahu dan merapihkan perlengkapan sebelum mobil jemputan datang.
Jemputan pun datang yaitu sebuah pick up untuk mengangkut 2 perahu juga kami sebanyak 11 orang. Perahu selesai disusun kini orang pun naik satu perstu menyusun diri mencari posisi yang man dan nyama. Rasanya tak bisa digambarkan, dinginnya super sekali apalagi setelah basah-basahan naik mobil bak terbuka kemudian di terpa angin yang mulai mengganas di sore hari. Jalanan berliku seperti tadi naik motor pun kami lewati, puncak pegunungan pun terlewati kembali. Waw 15 menit diatas pick up membuat badan semakin menggigil.
Sesampainya di base camp kami pun langsung saja menyantap hidangan makan siang yang kesorean yang telah disiapkan oleh pengeola arung jeram. Nikmatnya makan disaat dingin dan lapar apalagi kita makan di tepi sungai tempat start poin tadi.
Setelah selesai makan satu persatu mulai membersihkan diri dan kembali menikmati hidangan kopi sambil mengobrol santai dengan pengelola arung jeram.
Quote:Haripun semakin gelap, perbincangan pun semakin hangat antara pengelola dan kita selaku pengguna jasa. Ngobrol kesana kemari, ada juga yang sibuk memasak untuk makan malam.
Sebenernya ane sama Krizna nih harusnya yang masak sebagai anggota baru Tapi rekan-rekan baik hati jadi masaknya barengan, tapi makannya pake piring masing-masing yah jangan join, berbahaya apalagi join sama Om Yasin
Semakin larut semakin aneh tingkah para BCL, mulai style seperti penjaga villa, ada yang pake sarung, ada yang mojok kedinginan, ada juga yang pake style kaya mau balap
Sementara sebagian lagi ada yang main kartu untuk melepas malam. Namun hingga akhirnya sekitar pukul 02.00 dini hari semuanya pun terlelap dengan gaya masing-masing.
Quote:Sabtu, 1 Februari 2014Tidur pun terganggu oleh serangan dari gerombolan yang nampaknya dia lapar mencari makanan. Namun tenang kaka Chimotz selalu siaga mengamankan..
Suasana dini hari hingga pagi pun sangat menusuk tulang, satu persatu mulai membuka mata dan menikmati indahnya pagi. Kalo TS sih karena diluar masih gelap jadi yah merem lagi. Padahal sih kayaknya udah jam 6 lewat gitu, tapi sumpah masih gelap dan kabut masih tebal.
Namun usaha untuk tidur lebih lama gagal karena jalanan kampung di depan base camp mulai ramai lalu lalang kendaraan yang beraktivitas. Termasuk banyak cabe-caben juga lewat mau sekolah. Upss
Oke aktivitas pagi hanya mencoba menghangatkan badan dengan secangkir kopi dan memasak makanan untuk sarapan.. Menu pagi ini sama seperti makan malam yaitu Kari Ayam tapi dalam bentuk mie ya gan.. Sebagian yang lain masih menikmati tidur di pagi hari.
Hari pun semakin siang, satu persatu mulai mengemas barang-barangnya dan mandi. Tapi kayaknya sih banyakan yang gak mandi saking dinginnya.
Persiapan pun kelar, semua peserta telah siap dan itu artinya saatnya kita melanjutkan petualangan kedua..
Spoiler for The Story Part 2:
Quote:
Petualangan kedua yaitu kita akan menuju Danau Ranau, sebuah danau alami yang terletak di 2 provinsi. Jam 11.00 kita semua bergegas berangkat menuju Danau Ranau dengan kendaraan yang sama seperti perjalanan menuju ke Sumber ini..
Sambil dadah-dadahan dan salam perpisahan dengan pengurus rafting kita pun pergi menuju Danau Ranau dengan terlebih dahulu melintasi Kota Liwa. Jalanan jelek pun membuka petualangan hari kedua ini, namun tak begitu lama kita pun terbebas dari derita jalanan rusak.
Melihat sebuah SPBU pimpinan perjalanan mengaba-aba untuk berbelok mengisi bahan bakar. Selesai urusan bahan bakar kita kembali melanjutkan perjalanan.
Setelah melewati jalan rusak tadi, akhirnya kini menikmati jalanan mulus dan trek yang kembali berliku untuk mendaki semakin ke atas. Udara pun masih terasa dingin meskipun terik matahari mulai terlihat.
Satu jam perjalanan naik turun bukit akhirnya sampai juga di Kota Liwa, disinilah peserta beristirahat untuk melepas lelah di sebuah warung kecil. Tak lama istirahat disini karena kita akan mengejar Danau Ranau disaat masih terang..
Perjalanan pun berlanjut dan kini jalanan yang dilalui sangat kecil untuk ukuran jalan utama. Yang lewatnya mantap brooo, bus gede nikung nyampe maksa kita mepet ke pinggir jalan.
Perjalanan Liwa hingga Danau Ranau bagian Sumatera Selatan kurang lebih 1,5 jam karena masih harus menerawang jalur. Sampailah kita di gerbang WIsata Danau Ranau. Sebagai backapcker pastinya kita stop di gerbang itu dan narsis sebagai tanda kalo kita pernah ada disini.
Gerimis pun mulai mengguyur kita pun bergegas masuk ke kawasan wisata, eiittsss tapi tunggu ada penjaga gerbang.. Bayar dulu dong tentunya.. Yap bayar lah kita 5rb per motor, tapi yang heran kok tiketnya cuma 3 padahal kita 5 motor
Lewat lah kita di sebuah cottage yang cukup bagus, tapi liat dompet cuma dilirik deh tuh cottage
Berhentilah kita disebuah penginapan yang memiliki dermaga di danaunya, tapi tunggu kita cuma mau izin bisa gak dirikan tenda di dekat dermaga. Bertanyalah kita pada pemilik warung dan ternyata boleh.
Oke urusan izin kelar saatnya kita survey lokasi dulu.. Dan kita putuskan bangun tenda di lokasi tersebut. Karena biar enak selama nenda kita pun jajan-jajan di warung tersebut, biasa modus dikit lah
Ngobrol kesana kemari dengan pemilik warung ternyata ada air terjun dekat lokasi kita akan membuat tenda. Oke karena penasaran urusan tenda disingkirkan lebih dulu dan kita putuskan ke air terjuuun. Titip tas di warung dan kita lanjuuuuuutt meskipun hujan mulai bertambah deras.
[QUOTE]Berjalan dibawah guyuran hujan demi sebuah air terjun, eittsss tapi nemu tempat buat neduh akhirnya minggir semua
Numpanglah kita ke sebuah tempat berteduh para pemecah batu. Ngobrol lah kita dengan para pemecah batu guna menghangatkan suasana. Ternyata mereka rata-rata perantau.
Hujan pun reda dan kita lanjut berjalan kaki ke air terjun yang sudah tak jauh. Tibalh kita di gerbang air terjun dan terlihat bapak-bapak yang datang membawa sapu. TS kira tuh bapak mau marahin kita eh taunya mau nagih tiket masuk seharga 1.000/orang. Lagi-lagi tiketnya cuma dikasih 4 padahal kita 8 orang.
Dan inilah air terjun yang sampe sekarang gak tau namanya
Seperti biasa dengan modal kompor portable dan gas kita bisa ngopi sambil memandangi keindahan alam. Sempet kenalan dengan warga sekitar yang sedang bernarsis ria.
Bersambung di bawah
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/52fb4f64feca179e098b4592