Spoiler for TS akan memberikan ini untuk comment yg bermutu:
Spoiler for Tidak Mengharapkan:
Sepertinya masih banyak sarjana perguruan tinggi di Indonesia, terutama yang Strata 1 (S1) keatas yang memiliki kemampuan akademis tinggi dan bagus, namun tidak diiringi oleh kemampuan keterampilan, kreativitas, dan kemauan, serta semangat bekerja yang tinggi. Intinya masih banyak sarjana yang nilainya tinggi, namun angkatan kerja ini banyak yang belum siap pakai di dunia kerja.
Fakta ini sering saya temui dalam aktivitas sehari-hari saya yang setiap 3 bulan sekali mengadakan proses rekrutmen karyawan di kantor saya. Ketika menyeleksi lamaran dari angkatan kerja yang lulusan S1 keatas tersebut, nilai akademis para pelamar itu terbilang bagus dan tinggi-tinggi semua, hal itu terlihat dari surat lamaran yang masuk.Tidak hanya itu, rata-rata saya temui, pelamar yang berlatar belakang sarjana tersebut, percaya dirinya terlalu berlebihan, banyak maunya, dan terkesan merasa dirinya sangat pintar sekali, serta merasa dirinya sangat dibutuhkan sekali oleh perusahaan yang mewawancarainya, dan rata-rata menginginkan gaji yang jauh lebih tinggi dibanding angkatan kerja Diploma (D3) dan SMK (Kejuruan).
Namun setelah melalui tahap seleksi lebih lanjut, ternyata kemampuan, penguasaan, keterampilan, dan keahlian dari pelamar yang berlatar belakang sarjana tersebut, ternyata banyak yang tidak sebanding dengan sikap sok pintar dan nilai akademis tinggi yang tertera di ijazah mereka. Bahkan ketika angkatan kerja S1 ini diberi kesempatan selama 3 bulan masa percobaan kerja, dari hasil penilaian perusahaan secara menyeluruh, banyak diantara sarjana ini yang kalah bersaing dengan angkatan kerja dari Diploma Kejuruan dan tamatan SMK.
Berbeda sekali dengan pelamar yang latar-belakang pendidikannya SMK (Kejuruan), atau Diploma (D3) Kejuruan, rata-rata pelamar ini tidak begitu banyak tuntutan, tidak sok pintar, dan terlihat benar-benar ingin bekerja serta memiliki kemauan dan semangat yang tinggi. Malah dari hasil seleksi, pelamar dari Kejuruan ini, ternyata lebih menguasai, lebih ahli, dan lebih siap untuk mengisi posisi yang dilamar mereka tersebut. Hal itu juga dibuktikan mereka saat menjalani masa percobaan, rata-rata angkatan kerja ini lebih siap menghadapi berbagai situasi dan kondisi kerja.
Pantas saja dari banyak pemberitaan di berbagai media di Indonesia yang menyatakan bahwa angkatan kerja sarjana, lebih banyak yang menjadi pengangguran dibanding angkatan kerja tamatan SMK dan Diploma (Kejuruan). Bahkan tamatan sarjana seperti uraian di atas, dikategorikan sebagai pengangguran terdidik yang angka atau persentase penganggur terdidik ini, saat ini lumayan besar di Indonesia.
Pertanyaannya, kenapa fenomena ini bisa terjadi, apa ya penyebabnya, dan bagaimana ya solusinya?
Semoga fenomena ini menjadi perhatian dari pihak terkait, dan ulasan ini bukan untuk menyalahkan atau menyindir mereka yang sarjana, tapi hanya berbagi fakta yang saya temui dalam aktivitas sehari-hari. Dan kebetulan saya sendiri juga sarjana, namun memiliki kemampuan akademis yang sangat pas-pasan, tapi minimal dari dulu saya punya modal semangat dan kemauan yang pantang menyerah. Apapun pekerjaan atau usaha yang saya kerjakan, asal halal, maka pasti saya perjuangkan dengan segenap kemampuan.
Sumber
Menurut agan-agan gimana? TS belum kuliah masih nunggu pengumuman UN, jadinya belum tau
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000014422306