Home » » Berbagai Alat Utama Sistem Senjata TNI AU

Berbagai Alat Utama Sistem Senjata TNI AU



NIKMATI THREAD ANE BERSAMA LAGU "PADAMU NEGERI"



"Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!"
John F. Kennedy


Spoiler for Bintang 5 TNI-AU

Quote:Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara





Spoiler for Komando Operasi Angkatan UdaraKomando Operasi Angkatan Udara I

Komando Operasi Angkatan Udara I atau disingkat Koops AU I adalah salah satu Komando Operasi TNI Angkatan Udara yang mencakup wilayah Indonesia bagian barat yang meliputi seluruh Sumatra, Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Banten, Jakarta dan sebagian Jawa Tengah. Koops AU I bermarkas di Halim Perdanakusumah Jakarta. Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I saat ini dijabat oleh Marsekal Muda TNI M. Syaugi menggantikan posisi Marsekal Muda TNI Sunaryo.
Spoiler for Kekuatan udara
Kekuatan udara yang tergabung kedalam komando operasi ini:

border="0" alt="" />



Komando Operasi Angkatan Udara II

Komando Operasi Angkatan Udara II atau disingkat Koops AU II adalah salah satu Komando Operasi TNI Angkatan Udara yang mencakup wilayah Indonesia bagian timur yang meliputi seluruh Sulawesi, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, sebagian Jawa Tengah dan Papua. Koops AU II bermarkas di Makassar, Sulawesi Selatan.

Komando ini mempunyai tugas yaitu pembinaan kemampuan dan kesiapsiagaan operasional satuan-satuan TNI AU dalam jajarannya, dan melaksanakan operasi-operasi udara dalam rangka penegakan kedaulatan negara di udara, mendukung penegakan kedaulatan negara di darat dan di laut.
Spoiler for Kekuatan Udara
Kekuatan udara yang tergabung kedalam komando operasi ini:




Komando Operasi Angkatan Udara III (RENCANA)

Spoiler for Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia
Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia

Komando Pertahanan Udara Nasional disingkat Kohanudnas merupakan komando utama terpenting dalam kekuatan Markas Besar TNI. Kohanudnas berfungsi sebagai mata dan telinga yang mengawasi berbagai pergerakan pesawat udara yang melintasi wilayah Indonesia. Kohanudnas didirikan pada 9 Februari 1962.

Sebagai pengawal keamanan wilayah Indonesia, dalam melaksanakan tugasnya Kohanudnas didukung oleh Satuan Radar TNI-AU yang ditempatkan di berbagai daerah. Selain itu Kohanudnas juga telah mengintegrasikan data dari radar-radar sipil di seluruh Indonesia.

Sekarang ini Kohanudnas memiliki empat Komando Sektor (Kosek) dan satu Pusdiklat yaitu:

  • Kosek Hanudnas I di Jakarta
  • Kosek Hanudnas II di Makassar
  • Kosek Hanudnas III di Medan
  • Kosek Hanudnas IV di Biak (diresmikan KSAU pada 25 Maret 2004).
  • Pusdiklathanudnas di Surabaya


  • Quote:Contoh beberapa kerja Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia:
    Peristiwa BaweanPada tanggal 2 Juli 2003 sekitar 11:38 Military Coordination Civil di Bandar Udara (Bandara) Ngurah Rai, Bali, menangkap pergerakan manuver beberapa pesawat asing di wilayah sebelah barat laut Pulau Bawean. Dalam pemantauan melalui radar, penerbangan gelap itu jumlahnya berubah-ubah antara empat pesawat kadang-kadang hingga sembilan pesawat yang melakukan manuver di atas Pulau Bawean tanpa memiliki izin perlintasan di lintasan udara (air way) Indonesia yang ada. (Indonesia memiliki lebih dari 1.000 perlintasan domestik dan 42 perlintasan internasional). Penerbangan gelap itu pun kadang berada di ketinggian 15.000 kaki, tetapi kadang naik sampai 30.500 kaki dengan kecepatan sampai 450 knot. Kemudian menghilang beberapa waktu dan setelah beberapa saat kemudian muncul kembali di daerah tersebut. Akibat manuver penerbangan gelap tersebut, sejumlah penerbangan sipil Indonesia yang melintas di wilayah tersebut mendapat gangguan, antara lain seperti penerbangan pesawat Bouraq dari Banjarmasin menuju Surabaya. Pilot pesawat Bouraq mengira itu pesawat tempur TNI AU sehingga hal tersebut dilaporkan ke Air Traffic Controller (ATC) di Bandara Juanda, Surabaya.

    Selain tidak memiliki izin, penerbangan gelap tersebut juga mencurigakan karena tidak mengadakan kontak radio sama sekali ke ATC yang berada di Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Juanda (Surabaya), atau dengan ATC Bandara Ngurah Rai (Denpasar). Untuk itulah, setelah melalui perkembangan yang terekam, Panglima Kosek Hanudnas II Makassar Marsekal Pertama Pandji Utama memerintahkan satu penerbangan yang terdiri dari dua pesawat F-16 Fighting Falcon I dari Skuadron Udara 3 Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Iswahjudi, Madiun, untuk melaksanakan identifikasi visual. Sekitar pukul 18.15, kedua pesawat F-16 TNI AU mendarat kembali di Lanud Iswahjudi setelah menyergap dan memperingati kelima pesawat F-18 Hornet, yang mengaku dari US Navy yang tengah mengawal armada Navy yang mengarah ke timur melalui perairan internasional. Setelah penyergapan tersebut, kelima pesawat F-18 Hornet tersebut langsung pergi menjauh.

    Spoiler for Korps Pasukan KhasKorps Pasukan Khas


    Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (disingkat Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga), merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI-AU. Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Setiap prajurit Paskhas diharuskan minimal memiliki kualifikasi para-komando (parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.

    Tugas dan tanggung jawab Korpaskhas sama dengan pasukan tempur lainnya yaitu sebagai satuan tempur negara, yang membedakan yaitu dari semua fungsi paskhas sebagai pasukan pemukul NKRI yang siap diterjunkan disegala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI. Paskhas mempunyai Ciri Khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD) yaitu merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan.

    Korpaskhas bertugas membina kekuatan dan kemampuan satuan Paskhas sebagai pasukan matra udara untuk siap operasional dalam melaksanakan perebutan sasaran dan pertahanan obyek strategis Angkatan Udara, pertahanan udara, operasi khusus dan khas matra udara dalam operasi militer atas kebijakan Panglima TNI.

    Warna baret jingga Paskhas terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar di daerah Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih.


    Spoiler for Gallery






    Ini prajurit sempat narsis gan




    Spoiler for AlutsistaAlat Utama Sistem Persenjataan
    Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara sudah memesan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang baru yang akan diperkenalkan kepada publik pada perayaan hari ulang tahun TNI yang ke 69, pada tanggal 5 Oktober 2014 nanti.[9]

    Secara kualitatif kebutuhan alutsista dan penggelarannya disusun berdasarkan tugas-tugas untuk melaksanakan operasi udara dalam rangka penegakan kedaulatan di darat dan di laut, maka idealnya harus memiliki :

    Kekuatan Pemukul Udara
    • Pesawat penyerang yang mampu melaksanakan operasi udara strategis dan taktis untuk penghancuran sasaran darat maupun perairan sampai dengan daerah persiapan lawan.
    • Pesawat Peringatan Dini / Advanced Early Warning (AEW) yang mampu melaksanakan manajemen pertempuran udara. Perang elektronika untuk mengganggu kemampuan gelombang elektromagnetik musuh dan menjamin kelancaran penggunaan gelombang elektromagnet sendiri.
    • Pesawat Tanker yang mampu melaksanakan dukungan Air Refeuling bagi pesawat penyerang yang direncanakan untuk beroperasi jauh di luar ZEE.
    • Pesawat komando yang dilengkapi dengan sarana K3I dan memiliki jarak jangkau dan kemampuan yang memadai sebagai sarana pimpinan untuk mengendalikan dan memonitor jalannya operasi yang dibutuhkan pesawat Kodal.

    Kekuatan Intai Udara
    • Pesawat Intai udara Strategis, untuk pengintaian sampai di luar batas ZEE.
    • Pesawat Intai udara Taktis, untuk pengintaian secara detail daerah pertempuran baik pesawat berawak maupun tak berawak.

    Kekuatan Lintas Udara
    • Pesawat Angkut Strategis yang mampu mengangkut Batalion Lintas Udara Korpaskhas ke daerah trouble spot.
    • Pesawat Angkut Taktis dan Helikopter.
    • Pesawat Angkut Khusus VVIP/VIP baik fix wing maupun rotary wing.

    Kalau diturunkan ke tingkat operasional, TNI Angkatan Udara memerlukan jet-jet tempur dalam beragam kemampuan sejumlah 250-300 unit, 40 pesawat sekelas C-130 Hercules, 2 pesawat sekelas E-3 Sentry AWACS dengan pertimbangan satu di barat dan satu di timur, serta 8 pesawat sekelas E-2C Hawkeye masing-masing 4 di barat dan timur. Tentu penggelaran kekuatan seperti ini belum memadai karena TNI Angkatan Udara harus melengkapi diri dengan pesawat pembom, pemburu-pembom jarak jauh, pesawat anti gerilya Counter Insurgency (COIN), pesawat tanker, heli-heli combat-SAR, radar-radar GCI dan EW, pemekaran pasukan korpaskhas dengan cara membentuk batalyon-batalyon pemukul dan batalyon-batalyon pertahanan udara berupa situs-situs rudal darat ke udara (SAM), serta artileri anti serangan udara dan merupakan gagasan ideal yang mesti masuk dalam Grand Strategy yaitu pengadaan pesawat siluman.



    Spoiler for Pesawat Latih

    FFA AS/SA-202 Bravo



    Quote:KAI KT-1


    Beechcraft T-34 Mentor

    Quote:Aermacchi SF.260


    BAe Hawk



    Spoiler for Angkutan udara taktis, pesawat transport, pesawat patroli maritim
    Boeing 737 Surveiller



    Quote:de Havilland Canada DHC-5 Buffalo

    Lockheed C-130 Hercules







    Quote:Lockheed L-100

    Fokker F-27 Friendship

    Quote:CASA/IPTN CN-235






    CASA C-295

    Quote:C-295 AEW&C





    Fokker F28

    Quote:CASA C-212 Aviocar

    LANJUT KE POST #2

    Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/53e0c0e90f8b46891c8b472e

    Hosting

    Hosting
    Hosting

    TryOut AAMAI

    Hosting Idwebhost

    Hosting Idwebhost
    Hosting Handal Indonesia

    Belajar Matematika SD

    Popular Posts

    Arsip Kaskus HT

     
    Template Created by Creating Website Published by Mas Template
    Proudly powered by Blogger